10. Feeling

1.3K 52 1
                                    

Serlia melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah, karena tadi pagi gadis itu berangkat barenh dengan Arga. Kalian tau kan kalo dia kemaren malam menginap di rumah Arga, jadi terpaksa dia harus bersama Arga. Dan sekarang dia menunggu jemputan dari Gilang.

" Mana dah ini si abang buntel " guman Serlia kesal, sudah sejam dia menunggu Gilang tapi batang hidung cowok itu belum terlihat juga.

Tin....Tin.....

" Bareng gue aja " kata Kevan dengan senyum merekahnya itu, Serlia memutar bola matanya malas. Dia langsung saja meninggalkan Kevan ke Halte.

" Lo kenapa terus nolak gue sih Ser? padahal ya kita itu udah sahabatan dari SD, seharusnya lo bersyukur dong bisa pacaran sama orang yang udah lo kenal lama " kata Kevan nyeroscos gak jelas.

" Bacot!! Karena kita sahabat makannya gue gak punya perasaan sama lo, gue dah nganggep lo itu abang gue " kata Serlia dengan sabar menjelaskan, bahkan dirinya sudah ratusan kali bilang seperti itu.

" Tapi gue pingin lebih dari itu Ser, gak bisa lo buka hati buat gue? sekali aja " kata Kevan dengan wajah memelas layaknya anak kucing.

" Gak! sahabat tetap sahabat gak ada perasaan lebih " kata Serlia menolak keras ajakan Kevan.

" Ya udah deh, sejujurnya gue lelah juga ngejar lo. Kita sahabatan lagi ya kayak dulu, lo jangan ngindarin gue terus " kata Kevan dengan senyum manisnya itu, Serlia langsung saja merangkul bahu sahabatnya itu.

" Akhirnya lo kena maksiat juga " tawa Serlia kencang membuat rasa bahagia tersendiri buat Kevan.

" Lo akan tetap jadi adik bagi gue, dan gue bakal lindungin lo sebisa gue " kata Kevan yang ikut merangkul Serlia.

" Gitu dong dari dulu " kata Serlia menjitak jidat Kevan membuat cowok itu meringis sakit.

" Tapi selama gue jadi sahabat lo, boleh dong ada temen rasa pacar " kata Kevan dengan nada menggoda, Serlia langsung melotot mendengarnya.

" Bercanda neng, jangan galak-galak gitu dong. Eh iyu bang Gilang, udah di jemput lo " kata Kevan sambil menunjuk cowok yang diam di depan mobilnya dengan pandangan tajam ke arah Kevan.

" Bagus ya lo, udah berani rangkul-rangkul adik gue! Mau gue cincang beneran lu bocah!" kata Gilang yang maju sambil menarik kerah baju Kevan.

" Sorry bang, lagian gue kan sahabatnya Serlia bolehlah rangkul-rangkul manjah " Guman Kevan membuat Gilang merenggut kesal.

" Untung lo adik sepupu gue, kalo gak udah hancur lo di tangan gue. Awas aja serlia sampai lecet karena lo, gue bunuh juga lo di tempat " pekik Gilang dengan mata menyalang memperingati.

" Udahlah bang, lagian dia gak bakal bisa macam-macam sama gue. Yuk dah pulang gue capek nih berdiri terus " kata Serlia mengeluh, gadis itu langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan kedua laki-laki yang sedang menatap mengancam satu sama lain.

.
.
.

" Yuhuuu MAMA PAPA, SERLIA PULANG!!" teriak serlia saat sudah ada di dalam rumah, gilang sudah menyumpal telinganya sendiri melihat kelakuan adik perempuannya itu.

" Bisa gak sih pulang dari mana aja jangan teriak-teriak kayak toa tau gak " kata Gilang yang langsung melangkah ke meja makan.

SERLIA POV

Bang Gilang itu emang cerewet banget dari dulu, gak pernah berubah. Dari kejadian gue diusir keluarga Om andi udah ngangkat gue jadi anak mereka, makannya gue manggil mereka Mama sama Papa. Gue juga udah nganggep mereka orang tua gue.

Gue langsung aja ngambil roti yang akan di makan Bang Gilang, ngerjain Bang Gilang itu asik banget.

" Lo mah gitu, itu roti gue tau " kata Bang Gilang dengan nada sok manjanya itu, langsung aja gue tampol itu bibir manisnya pakek salad buah.

" Jangan sok manja, bikin jijik aja lo " kata gue, yang mungkin terbilang kasar. Tapi begitulah gue sama bang gilang, tiada hari tanpa mengumpat.

" Anak gadis papa udah pulang, gimana belajarnya?" tanya Papa A.K.A Om andi yang udah gue anggap Ayah gue.

" Gak salah Papa nanya gitu ke Serlia? mana bisa dia belajar serius di sekolah, orang kerjaannya bolos terus " kata bang gilang seperti biasa obat kompornya menyala terus.

" Gak ada, gue hari ini gak mood bolos tau " kata gue membela diri sendiri.

" Ow jadi kalo kamu mood, kamu bakal bolos terus ya " kata Mama dengan mata melotot kesal, yah Mama A.K.A tante Killa yang sekarang jadi mama gue.

" Ya begitulah " jawab gue cengengesan, karena mama sangatlah posesif terhadapku. Bukan mama saja tapi semua keluarga baru gue.

" Jangan aja kamu sampai pacaran ya sayang, karena cowok jaman sekarang gak ada yang baik " kata Papa mengelus puncak kepala gue, sumpah ini adalah kehangatan rumah yang gue rindukan.

Deg....

Tiba-tiba aja gue teringat Arga, cowok pertama yang mengakui gue pacarnya di depan keluarganya sendiri. Tapi cowok itu berbohong, dia bahkan sudah memiliki pacar, yaitu kembarannya sendiri. Ada rasa sakit di benaknya, kenapa Arga mengajaknya ke rumah keluarga Dwijaya? memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya? apa tujuannya?? dan kenapa dia tidak memperkenalkan Silvia kepada keluarganya sendiri?

" Woy kenapa lo ngelamun kebo? apa jangan-jangan lo udah punya pacar ya, ngaku gak lo!" kata bang gilang, seperti biasa kompor.

" Kagak ada, gue lagi mikir kenapa bang gilang masih jomblo sampai sekarang, padahal umurnya udah 21 tahun dan sepantasnya beberapa tahun lagi bakal nikah, tapi sekarang masih jomblo " kata gue mendramatis, bang gilang langsung masam.

" Stop!! this is my secret. Lo gak boleh tau tentang kisah asmara gue "

" yang tragis ini " lanjut gue saat bang gilang juga mendramatis.

" Njir, lo jangan nyambung-nyambung kayak kabel gitu " kata bang gilang menjitak kepala gue.

" Sakit ogeb " pekik gue kesakitan.

" Kalian jangan ngomong kasar di meja makan "

Nah!! ini nih kalo Papa udah datar kayak gini bakal ngambek seabad. kita cengengesan dan nunjukin cari V sebagai permohonan maaf.

Tanpa waktu lama kita langsung kicar-kacir ke kamar masing-masing. Takut papa tambah marah lagi sama kita.

.
.
.

Vote and comentnya selalu guys

Jangan lupa follow saya juga

Kalo ceritanya kurang bagus atau gak ngefeel tolong comentnya di bawah

Comentnya jangan pedes pedes banget yak😂

See you guys

Tunggu saya updeat lagi ya

😚😚😚

My Broken Heart [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang