15. Together

1.2K 55 0
                                    

Setelah beberapa menit akhirnya Arga melepas celemeknya, dia tersenyum dan membawakan Serlia nasi goreng. Serlia menatap nasi goreng itu dengan tatapan lapar, dari baunya dia sudah menduga jika nasi goreng buatan Arga sangat enak.

" Gak isi sianidakan?" hal pertama yang di tanyakan gadis itu membuat Arga tertawa mendengarnya, ntah kenapa kekasihnya itu sangat lucu.

" Mana mungkin gue ngasih kekasih gue sianida, yang ada gue malah di tinggal pergi " kata Arga dengan tawa kecilnya, Serlia langsung memerah karenanya.

" Loh pipi lo kenapa merah?? lo sakit ya " goda Arga sambil menyentuh kening Serlia seperti memeriksa jika kening Serlia panas atau tidak.

" Udah sekarang makan, tadi bilang lapar kan?? gue gak mau pacar gue sakit, makin lucu kalo lo gendut " kata Arga dengan senyum menggodanya itu.

" Stop ngengoda gue, bisa-bisa pipi gue merah kayak tomat terus " kata Serlia dengan blak-blakan, Arga hanya tersenyum geli.

Mereka asik tertawa sambil makan, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat itu dengan senyum bahagia.

" Akhirnya kamu kembali bisa tersenyum sayang " guman Tante Killa, mamanya.

.
.
.

" Mama?? Sejak kapan mama udah disana?" tanya Serlia kaget, saat melihat Killa sudah ada di depan dapur dengan senyum menggoda.

" Ternyata anak gadis mama udah berani bawa cowok ke rumah ya, gimana ya kalo Gilang tau adiknya bawa cowok?" guman mama nya seakan menggoda Serlia, gadis itu langsung mematung mendengar kata Gilang.

Sudah dia yakini Gilang akan marah, bukan kepadanya melainkan kepada Arga. Abangnya itu sangat posesif, terutama masalah percintaannya sendiri.

" Yahh ma, gimana kalo bang Gilang marah-marah " cemas Serlia ketar-ketir.

" Biar gue yang bicara sama abang lo, gue yang macarin lo. Jadi gue harus minta restu juga sama Abang lo, gue bakal nerima konsekuensinya nanti " kata Arga dengan sorot mata yang meyakinkan Serlia.

" Ahh So sweet, siapa nama kamu nak?" tanya killa yang merasa senang dengan sikap Arga kepada Serlia.

" Arga, tante " kata Arga tersenyum kikuk, dia langsung menjabat tangan Killa sopan.

" Ya lu bisa ngomong gitu, bang Gilang itu galak tau. Dia kalo ngambek ngalahin macam betina lagi PMS " kata Serlia mengebu-gebu, Killa malah semakin tertawa melihat tingkah Serlia.

" Udahlah sayang, Mama aja ngasih kamu pacaran. Jangan urusin si Gilang, ntar mama yang ngebujuk " kata Mama nya dengan senyum meyakinkan.

Setelah itu Killa mengajak kedua remaja itu untuk makan bersama, karena kebetulan tadi dia membawa pizza karena dia tau makanan kesukaan Serlia.

Arga masih diam di rumah Serlia sampai menjelang malam, tujuannya hanya satu. Ingin menemui abang Serlia, biar bagaimana pun dia ingin memiliki restu dari abangnya Serlia. Ntah kenapa dia bisa seserius ini dengan gadis.

" Lo pulang aja kalik Ar, si Bang Gilang itu bisa pulang larut " kata Serlia yang menatap jam tangannya itu.

" Ya gak apa-apa, gue tunggu sampe larut juga " kata Arga membuat Serlia mendelik, kenapa cowok itu tidak mempunyai rasa takut menghadapi abangnya itu.

" Eh abang gue itu rabies, awas aja lo sampe di rumah gak berbentuk " kata Serlia berusaha menakut-nakuti Arga, tapi cowok itu masih diam di tempat.

" Gak masalah " balas Arga cuek, dia masih fokus menatap layar TV sambil menunggu kedatangan Gilang.

" Arga, ntar lo di cariin sama mama lo gimana?" tanya Serlia berusaha membujuk Arga, tapi cowok itu masih tidak bergeming.

" Mama juga bakal ngerti " balas Arga cuek lagi, Serlia rasanya ingin mencakar wajah cowok itu sekarang juga.

" Loh Ar?? Kenapa lo disini?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dengan jas kantornya, dia menatap Arga dengan rasa senang.

" Widihh Man, udah lama gue gak ketemu elu. kemana aja lo, di pecat bokap lo?" kata Gilang yang langsung memeluk Arga layaknya orang yang sudah lama kenal, malah mereka seperti teletabis.

" Fokus belajar, jadi jarang di kantor paling libur doang. Tapi kenapa lo kesini?" tanya Arga bingung dengan kedatangan Gilang, sahabatnya itu. lebih tepatnya sahabat rekan bisnis.

" Ini rumah gue " balas Gilang santai, Arga membulatkan kedua bola matanya. Ternyata dunia sesempit ini ya, sekarang dia malah memacari adik sahabatnya itu.

" Nah gue yang seharusnya nanya, lo ngapain ke rumah gue?" tanya Gilang dengan nada menyelidik, mengengus bau-bau yang tidak beres disini.

" Gue gak apa-apa kan macarin adik lo?" pertanyaan bodoh itu keluar dari bibir Arga membuat Gilang melotot begitu juga Serlia yang bungkam.

" Lo mau mati?!" pekik Gilang.

" Gue serius, gua sayang sama adik lo. Lo tau gue kan, gue gak akan nyakitim adik lo, gue janji!" kata Arga dengan wajah yang tegas, seakan menegaskan janjinya itu.

" Kalo sampai lo nyakitin dia, apa taruhannya?" balas Gilang datar, Serlia hanya bisa menghela nafasnya kasar.

" Lo bisa ngehajar gue sampai mati " kata Arga serius, bahkan Serlia sudah mengantupkan bibirnya, dia tidak bisa melihat Arga di hajar habis-habisan oleh abang gilanya itu.

" Hmm... seperti biasa, lo selalu meyakinkan gue. Jaga adik gue, kalo gak gue hajar lo sekarang juga " kata Gilang menepuk bahu Arga dan tersenyum kecil.

" Terima kasih udah percayain gue " kata Arga dengan melempar senyum juga.

" Ya udah lanjut pacarannya, gue mau ganti baju mau wakilin ini CEO ke pertemuan besar-besaran " sindir Gilang kepada Serlia yang hanya cengengesan.

" Lo juga gue gajih bang " kata Serlia tertawa geli, Gilang malah menyentil kening gadis itu.

" Sombong waee lu " balas Gilang cemberut, Serlia tertawa dan mencium pipi abangnya itu. Arga melotot melihat tingkah Serlia kepada Gilang yang terbilang agresif.

" Udah jangan ngambek, sana berangkat ntar klien-klien gue kabur karena nungguin dugong kayak elu " kata Serlia dengan tawa renyahnya itu, Gilang hanya mayun dan melangkah pergi.

" Kenapa lo diem kayak gitu?" tanya Serlia yang melihat Arga terdiam membatu.

" Lo mah gak adil, gilang aja lo cium masal gue kagak " kata Arga merajuk pada akhirnya.

" Gila lo, mana mau gue cium elu. Belum sah, gue sama gilang kan adik kakak " kata serlia mendengus kesal.

" Berarti kalo udah sah boleh lebih dong " goda Arga membuat serlia memerah, gadis itu langsung melempar bantal sofa ke arah Arga.

mereka malah asik saling lempar melempar bantal, mereka tertawa seakan dunia hanya milik mereka berdua.

.
.
.

Vote guyss ;)

Maaf lama Updeatnya

Karena saya lagi hara raya nyepi jadi gak ada sambungan internet disini

Maaf ya

Tetap kasih votenya juga 😉

My Broken Heart [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang