22. Ending

1.3K 46 0
                                    

Arga dan Kevin sudah ada di taman belakang rumah keluarga Smith. Pagi-pagi buta mereka sudah di panggil oleh sang kekasih dan menyatakan hari ini adalah perang tes. Anto dan Andi sudah siap dengan peluit mereka, Gilang dan Brian sudah siap mengibaskan bendera.

Killa dan Jina diam di panggir sambil menyeruput teh dan memakan cemilan. sedangkan yang paling ketakutkan adalah Silvia dan Serlia. Kedua gadis kembar itu menatap menyemangati kepada kekasih mereka masing-masing.

" Gara-gara lo nih, kalo mereka gak lulus tes gimana? ya masak gue jadi jomblo karatan " kata Silvia dengan tangis sok manjanya itu.

" Jangan merasa paling menderita deh, gue disini juga mempertaruhkan nyawa " kata Serlia dengan nada yang juga alay.

" 1
2
3 Pritt "

Suara anto mengintruksi, kedua laki-laki itu langsung nyebur ke kolam berenang dan mencari 2 cicin yang akan mereka sematkan pada jari-jari gadis itu.

" Kalian bisa duduk gak? kayak cacing kepanasan dari tadi " kata Jina terkekeh geli melihat kelakuan kedua anak gadisnya itu.

" Ma, bisa lepasin tes ini gak? Serlia nyesel udah nyaranin ini ke bang gilang, bang Brian. Masak mereka tega nyuruh calon iman ku berenang di pagi buta gini" kata Serlia memelas layaknya kucing.

" Kevan aku juga ma, kasian dia kedinginan. Ini semua salah lo, makannya jangan ngusulin hal-hal aneh kayak gitu dong " kata Silvia menatap sengit ke arah Serlia.

" Pemenangnya adalah Arga " teriak Brian membuat kedua gadis itu terlonjak kaget, Serlia menatap penuh bangga. Bahkan dia sudah loncat-loncat tidak karuan, dia langsung mendekati Arga.

" Kamu gak apa-apa kan? ini pakek handuknya " kata Serlia yang membungkus tubuh cowok itu dengan handuk yang cukup tebal.

Hal serupa juga di lakukan oleh Silvia kepada Kevan. Semua orang hanya menatap mereka dengan pandangan yang sulit di artikan. Anto langsung melangkah ke arah kedua putrinya itu, dia merasa terharu jika dirinya sudah menjadi seorang ayah sekarang.

" Kalian benar-benar mencintai kedua laki-laki ini?" tanya Anto dengan nada serius, mereka berempat langsung mengangguk semangat walau Arga dan Kevan tidak di tanya tapi mereka juga mengangguk.

" Tapi kalian masih SMA, apa kalian bisa seserius itu?" tanya Anto dengan sedikit menyelidik, Arga dan Kevan langsung terdiam mencerna.

" Apa pun yang terjadi kedepannya kita akan lindungin putri-putri Om " kata Kevan dengan helaan nafas tegas, Arga sendiri mengangguk meyakinkan.

" Dah yah pa, Gilang juga mau ngelamar Sintya pacar Gilang dari SMA " kata Gilag dengan cengiran khasnya, Silvia dan Serlia langsung melotot mendengar ucapan Gilang.

" CIUSAN LO PUNYA PACAR SELAMA INI?" teriak Silvia dan Serlia berbarengan, Gilang langsung terkikik geli melihat tingkah kedua adik perempuannya itu.

" Iya dong, lo kira gue masih mau jadi pujangga tua. Hello gak level sama wajah gue yang tampan ini " kata Gilang melempar kiss bye nya itu membua Brian bergidik.

" Aku juga punya rencana ngelamar Bella Pa, Gimana kalo acara ngelamarnya barengan aja?" kata Brian memberi usulan, Serlia langsung mengagguk setuju semangat.

" 2 hari lagi aku tunggu lamaran kalian " kata Serlia mengedipkan matanya.

" Ehh tapi kalian beneran mau ngelamar pacar kalian? kalian udah mikir matang-matang?" tanya Jina dengan pandangan hangat, dia tidak mau kedua putranya salah memilih.

" Iya dong Ma, lagian ya aku sama Sintya itu udah pacaran dari jaman SMA. Aku juga udah matang banget sama Sintya " kata Gilang mengebu-gebu, Jina tersenyum melihat tingkah Gilang yang begitu semangat.

" Lo pasti udah pernah begituan kan sama Sintya makannya ngebet banget mau ngelamar " kata Brian dengan alis terangkat menggoda, Gilang langsung memerah seketika.

" Gak ada, cuma grepe-grepe doang " kata Gilang berusaha mengeles.

" Grepe-grepe juga ujungnya gituan kan bang?" tanya Silvia menggoda, Kevan dan Arga tertawa melihat wajah Gilang yang sudah merah padam.

" Pokoknya besok kamu lamar itu cewek, kamu malah udah berani Grepe-grepe anak orang " kata Andi menjewer telinga Gilang membuat cowok itu meringis kesakitan, yang lain hanya menertawakan tingkah bodohnya itu.

" Maaf Pa, Gilang khilaf lakuinnya " kata Gilang terus meronta kesakitan.

pagi itu semua menjadi berwarna, seluruh keluarga kembali berkumpul dan bercanda gurau seperti dulu.

.
.
.

Arga tertidur di kamar Serlia, karena lelah sehabis diuji pagi-pagi buta akhirnya dia dapat tidur nyenyak juga di kamar gadisnya itu. Harus aroma lavender menjadi wangi kesukaan tersendiri bagi Arga, bau lavender khas aroma gadisnya itu.

" Arga, bangun udah jam 1 siang. Ngebo banget sih jadi cowok " gerutu Serlia karena cowok itu sudah tidur dari jam 8 pagi hingga jam 1 siang.

" Masih ngantuk Yang " rengek Arga manja, Serlia hanya dapat memutar bola matanya malas.

" Cepet bangun ih " teriak Serlia membuat Arga terlonjak dan menatap sengit ke arah Serlia.

" Jahat banget, btw sayang. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi aku takut kamu sedih " kata Arga dengan nada tidak enak, dan takut.

" Mau bilang apa?? bilang aja " kata Serlia berusaha meyakinkan Arga bahwa dirinya akan baik-baik saja.

" Aku di terima di universitas di new york, tapi aku belum ngambil pendaftarannya. Karena aku nunggu keputusan kamu " kata Arga membuat Serlia terhenyak, ada rasa sedih jika Arga akan meninggalkannya. Tapi dia tidam bisa egois akan masa depan seseorang bukan.

" Ambillah, ini masa depan mu Arga. Aku tidak akan menghentikan jalan mu, yang aku saranin hanya satu. Kembali kesini membawa kesuksesan mu dan hati yang masih untuk ku " kata Serlia menyungging senyum agar Arga yakin jika dirinya harus mengambil keputusannya itu.

" Aku janji akan sukses dan saat aku balik kesini aku akan membawa mu ke pelaminan " kata Arga yang langsung memeluk Serlia erat.

" Terima kasih sayang, kamu selalu mengerti aku dan berfikir dewasa dalam setiap masalah " kata Arga yang mendekatkan dirinya ke Serlia.

Hingga sekarang jarak di antara mereka hanya sejengkal saja. Arga mendekatkan wajahnya dan Serlia sudah menutup matanya erat, detak jantung mereka tidak beraturan sama sekali.

" Upss... sorry kayaknya waktu gue gak pas, silahkan lanjut " kata Silvia yang langsung pergi tanpa bersalah kepada dua insan yang sedang di mabuk cinta itu.

Mereka hanya tertawa canggung mengingat hal apa yang akan mereka lakukan tadi.

.
.
.

Vote guys :)

My Broken Heart [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang