12. Close

1.2K 52 0
                                    

SERLIA POV

Hari ini kalian pasti tau kalo gue free alias libur, awalnya jadwal gue ya hibernasi di kamar satu hari full. Tapi keinginan gue itu harus gue kubur dalem-dalem. Karena tiba-tiba si Arga dugong nelpon gue dan nyuruh gue ke rumahnya atas perintah Maminya itu.

" Mau kemana lo?" tanya Bang Gilang dengan nada menyelidik, gue hanya memeletkan lidah gue.

" Lo di tanya malah gitu, awas aja ya lo sampe jalan sama cowok muntung ini malam minggu " kata bang Gilang dengan nada tajam, dasar abang posesif.

" Jangan asal nuduh, gue itu mau ke rumah temen udah ada janji sama Mami nya " bela gue, karena bang Gilang bisa lebih posesif kalo gue bilang pergi sama cowok.

" Temen?? siapa? emang lu punya temen?" bah parah pertanyaan si abang ini, dikira gue apaan gak punya temen ya.

" Lo kira si candis, dara, and yori itu budak gue? bukan temen gue gitu?" kata gue nyolot, siapa sih gak kesel kalo punya abang yang modelnya kayak gini.

" Gue kira mereka cuma temen bayaran lo Ser, ya udah sekarang lo mau pergi sama siapa?" WHAT?? yang bener aja ini pikiran si bang gilang isinya apa aja ya, mana mungkin gue bayar orang cuma buat jadi temen. Itu mah namanya temen Fake.

" Jangan sok tau ya, gini-gini temen gue banyak. Udahlah malas gue cekcok sama lu, gue pergi dulu bye!" teriak gue langsung pergi ninggalin si abang kampret gue itu.

.
.

Sampai di rumah Arga, gue langsung masuk dan di sambut meriah oleh Mami. Gak gitu juga sih sebenarnya, anggap aja di sambut meriah. Gue cuma tersenyum kecil, kok gue ngerasa deg-degan gitu ya.

Pas di ruang tamu keluarga Dwijaya, gue syok banget lihat Bonyok gue duduk tenang di rumah keluarga Dwijaya. Sumpah!! ini apaan sih, kenapa mereka semua kesini. Mereka semua natap gue datar, yang gue balas tatapan datar juga.

" Duduk dulu sayang " kata Papi Arga, beliau langsung nyuruh gue duduk di sampingnya, gak mau ambil pusing gue langsung duduk aja.

" Kenapa Papi ngundang mereka kesini?" tanya gue pada akhirnya, karena mereka semua diam natap gue. Apa ada yang salah sama penampilan gue??

" Kita mau bicarain masalah kamu sama keluarga kamu sayang, kita gak mau kamu terus di sakiti oleh mereka " kata Mami dengan nada tidak enak, lebih tepatnya merasa bersalah karena sudah ikut campur ke dalam masalah keluarga gue.

" Dia memang pantas di perlakukan seperti itu " kata Bang Brian dengan nada dingin, sumpah gue kangen banget sama bang Brian yang dulu. Bahkan sekarang dia gak mau natap gue sebagai adiknya.

" Kenapa?" tanya gue lirih, sejujurnya gue paling benci suasana seperti ini. Seakan mau ilang aja dari dunia ini.

" Masih gak nyadar diri lo? bukannya lo yang bawa penderitaan di keluarga Smith. Seharusnya lo nyadar diri kalo lo itu Aib di keluarga kita " kata Silvia dengan nada sok tangguhnya itu, meskipun dia kembaran gue. Rasa benci gue tak bisa gue tolak.

Gue benci mereka, gue benci kehidupan gue. Sampai kapan pun gue gak akan maafin mereka, gue gak salah apa. Mereka yang tidak tau sebenarnya yang terjadi.

" Mending lo diam dan bungkam mulut lo!! sebelum gue ngambil tindakan dan lepas kontrol untuk membongkar yang sebanarnya Silvia!!" Desis gue tajam, seluruh ruangan hening. Apa gue semenakutkan itu.

" Kamu tidak punya hak untuk mengancam anak saya, dasar anak pelacur " kata Mama gue dengan teganya bilang gue pelacur!! gue benci.

" Saya punya hak!! karena dia kembaran saya, meskipun saya bukan keluarga Smith lagi, tapi saya masih memiliki ikatan darah dengan Silvia sampai kapan pun, ingat itu!!" kata gue dengan emosi yang meluap-luap, cukup sudah kesabaran gue selama 10 tahun ini gak bisa di bendung.

" Jaga bicara kamu!! KAMU ITU ANAK PEMBAWA SIAL, SEKARANG APA TUJUAN KAMU MELAPOR KE REKAN BISNIS SAYA AH?? APA KAMU INGIN MENGHANCURKAN SAYA!! SUDAH UNTUNG KAMU SAYA RAWAT SELAMA 16 TAHUN INI, APA ITU KURANG CUKUP " bentak Papa gue dengan suara meninggi, gue berusaha membendung air mata gue, karena selama ini Papa selalu diam dan tidak pernah semarah itu ke gue.

" Saya ucapkan terima kasih atas perlakuan kalian pada saya, mulai sekarang saya tidak akan pernah kembali ke dalam ikatan keluarga Smith. Kapan pun saya akan membenci kalian " kata gue yang langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.

.
.
.

Arga yang merasa geram dengan perlakuan keluarga Smith langsung menyusul Serlia, tapi tangannya di cekal oleh Silvia sang kekasih. Tapi mulai sekarang dia merasa jijik dengan kekasihnya itu.

" Kamu mau kemana?" tanya Silvia dengan nada manja, sejujurnya Arga mulai muak dengan tingkah Silvia.

" Kita.Putus " tekan Arga yang berlalu pergi meninggalkan Silvia yang mematung dengan ucapan Arga.

Arga berlari mengejar langkah Serlia, dia berjalan tepat di belakang Serlia. Gadis itu hanya diam menatap jalanan, lalu berhenti di taman depan kompeks perumahan Arga.

Dia menatap pancuran air yang ada di tengah taman, jelas Arga melihat ada rasa sakit di mata gadis itu. Ntah niat darimana dia langsung memeluk tubuh Serlia erat.

" Menangislah jika itu bisa buat beban lo menjadi lebih ringan " kata Arga dengan teduh.

Serlia langsung menangis tersedu-sedu di dada Arga, dia merasa nyaman berada di pelukan cowok itu. Bahkan dia sendiri sampai tertidur di pelukan Arga.

.
.
.

Vote and comentnya selalu

Pliss vote biar saya semakin semangat ngetiknya

😚😚😚

My Broken Heart [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang