17. Labrak

1.2K 45 0
                                    

Sepulang sekolah Serlia menunggu kedatangan Arga di parkiran. Karena Arga pulang lebih lambat jadi dia harus menunggunya di parkiran. Serlia memfokuskan dirinya kepada ponsel yang dia bawa, karena tugas yang di buatnya mungkin akan menjadi proyek besar lagi.

" Hai twin " suara itu membuat perhatian Serlia teralih pada ponselnya, dia mengernyit melihat Silvia beserta antek-anteknya datang menemuinya.

" Apa mau lo?" tanya Serlia to the point, karena dia malas sekali meladeni Silvia. Dia sangat membenci saudara kembarnya itu.

" Ckkck... Lo udah jadi aib keluarga masih punya tampang juga nunjukin diri, gak cukup lo hancurin keluarga smith?? dan sekarang lo malah ngerebut Arga dari gue, sebenarnya apa mau lo ah?" kata Silvia yang jelas terlihat marah, Hei seharusnya Serlia yang marah disini.

" Sebenarnya yang korban disini siapa Twin?" tanya Serlia dengan nada sinis, Silvia terdiam mengeram.

" Seharusnya dari dulu mulut lo harus gue lakbam, dasar anak pembawa sial. Dan ingatkan Om kesayangan lo itu, jangan ngaku-ngaku jadi pengusaha hebat deh. Tau sendiri kan dia malu di pertemuan kemaren " kata Silvia dengan tawa meremehkannya itu.

" Kalo kalian gak mampu yang jangan sok-sokan ngaku jadi pengusaha nomer satu. Sekali aja bokap gue ngambil keputusan, Om lo itu udah hancur, Ngerti?? Dasar keluarga menjijikan " kata Silvia sambil mendorong bahu Serlia tapi gadis itu tidak terjatuh karena menurutnya tenaga mereka tidak ada tandingannya dengan dirinya.

" Jaga bicara lo!! lo boleh hina gue semau lo, tapi jangan coba-coba hina Om gue " desis Serlia dengan emosi yang sudah di ubun-ubun.

" Tapi kenyatannya kalian itu emang menjijikan " kata Silvia membuat Serlia tidak bisa mengusai emosinya lagi.

" Maaf " lirih serlia marah.

Bugh....

Satu pukulan melayang di pipi Silvia, sehingga sudut bibir Silvia berdarah. Silvia terduduk di tanah mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya itu, Tiba-tiba Arga datang dengan pandangan bingung.

" Ada apa ini?" tanya Arga menatap kedua gadis kembar itu, meskipun wajah mereka tidak terlalu sama.

" Dia yang mulai Arga, dia gak suka aku jadi mantan kamu. Dia marah sama aku, ini buktinya dia mukul aku sampai berdarah " kata Silvia dengan nada sakit di buat-buat, Arga langsung menatap Serlia membuat gadis itu terdiam takut.

" Kamu gak apa-apa?" tanya Arga yang menangkup pipi Serlia, gadis itu syok karena perlakuan Arga, Serlia hanya mengangguk tidak apa-apa.

" Silvia!! ini terakhir gue peringatin lo, jangan sakitin cewek gue, ngerti?? sekali lagi lo nyakitin Serlia, siap-siap aja perusahaan bokap lo hancur " kata Arga dengan wajah dingin, Arga langsung membawa Serlia pergi dari parkiran.

.
.
.

Serlia terdiam di kamarnya dengan pikiran yang masih melayang-layang pada kejadian tadi siang. Dia merasa marah dengan hinaan kepada Papa nya itu, meskipun bukan Papa kandung tapi Serlia sangat menyayangi beliau.

Drtt... Drt....

" Haloo ada apa tian?"

" ...... "

" Okey nanti aku kirim, satu lagi putuskan semua kerja sama kita dengan smith corp "

" ..... "

" Aku tidak peduli jika mereka harus bangkrut, yang aku inginkan hanya itu. Segeralah kau laksanakan "

Serlia membanting ponselnya dan menatap nyalang pemandangan di balkon, dia menatap beberapa mobil yang melintas tanpa mengetahui jika Mama nya sudah menatap menatapnya sedari tadi.

" Asik apa pikiran sendiri eh?" tanya Mama nya dengan senyum hangatnya itu melangkah menuju Sofa dan mengisyaratkan agar Serlia duduk di sebelahnya.

" Apa yang terjadi?" tanya Mama nya sambil membelai puncak kepala Serlia, beliau sangat mengerti jika anak gadisnya itu sedang dalam masalah.

" Bukan masalah besar ma " kata Serlia yang langsung merebahkan dirinya di pangkuan sang Mama.

" Jika bukan masalah besar, kenapa kau memutuskan kontrak kerja dengan perusahaan Ayah mu?" tanya Mama nya membuat dirinya bungkam.

" Mama tau ini keputusan mu, Mama akan mendukung mu selalu. Tapi jika kau tidak siap, janganlah bebani diri mu sayang " kata mama nya dengan senyum yang selalu menghangatkan hati Serlia.

" Jangan Khawatir Ma, aku udah ambil keputusan ini bulat-bulat " kata Serlia yang memeluk mamanya itu Erat.

.
.

Tidur Serlia terganggu oleh sesuatu, dia merasa pinggangnya berat. Serlia mengejapkan kedua bola matanya mencoba meneliti sekitar, bola matanya membulat saat melihat Arga yang tertidur di sebelahnya dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.

" Kyaa!!"

Teriak Serlia kencang, secara tidak sengaja dia menendang Arga hingga cowok itu terjatuh dengan tidak etisnya.

" Encok bokong gue!" ringis Arga saat bokongnya mendatar terlebih dahulu ke lantai, dia mengusap mata nya dan menatap Serlia tajam.

" Kenapa kamu nendang aku sih " kata Arga yang langsung bangun dan merenggangkan otot-ototnya.

" lagian ya kenapa kamu tidur di samping aku? Ini juga kamu isi meluk-meluk aku, ya kan aku refleks jadinya nendang kamu " kata Serlia dengan nada mencak-mencak kesal, dia memicingkan kedua bola matanya.

" Hehe iya sorry, kamu sih tidurnya ngebo jadi aku juga ketiduran deh " kata Arga cengengesan, Serlia hanya memutar bola matanya malas.

" Kenapa kamu bisa di kamar aku?" tanya Serlia bingung, dia duduk tepat di samping Arga.

" Tadi mama kamu nyuruh aku langsung kesini bangunin kamu, Yah aku malah ketiduran " kata Arga dengan senyum lebarnya membuat Serlia berdecak.

" Kamu lapar gak?" tanya Arga yang di balas anggukan manja oleh Serlia, langsung aja Arga mengajak Serlia ke bawah dan memberikan Serlia makanan pesanan delivery.

" Hmm... Kok rumah kosong ya?" tanya Serlia yang merasa aneh dengan tingkah Arga dari awal, dia bisa menebak jika cowok itu menyembunyikan sesuatu darinya.

" Ahh mereka semua lagi dinner di restoran, karena kamu tidur jadi mereka ninggalin kamu dan nyuruh aku jaga kamu " kata Arga gelagapan, Arga sendiri berusaha mengalihkan tatapan Serlia.

" Kamu gak lagi bohong kan?" tanya Serlia dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Okey aku akan mengaku, tapi terlebih dahulu kamu jangan gegabah mengambil keputusan setelah aku menceritakan semuanya " kata Arga dengan mengela nafas pasrah, sejujurnya dia juga tidak bisa berbohong kepada Serlia.

" Iya, cepetan " kata Serlia tidak sabaran.

" Tadi keluarga Smith nelpon ke Papa, katanya mereka udah sampai di rumah Papa kamu yang lama dengan rekan-rekan bisnis kalian. Keluarga Smith menuduh Papa kamu kalo Papa kamu penipuan dan pencemaran nama baik. Karena setau mereka Tian yang sering mengunjungi rapat dan tiba-tiba saat pertemuan papa kamu yang muncul. Padahal publik tau jika Papa kamu hanya seorang pemilik restoran biasa bukan pembisnis, jadi mereka menuduh jika Papa kamu sekarang penipu. Dan Keluarga Smith tidak terima jika perusahannya bangkrut karena Papa kamu memengaruhi CEO agar memutusakn kontrak kerja dengan mereka " kata Arga dengan helaan nafas.

.
.
.

Next......

Vote ya inget :)

My Broken Heart [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang