Jatuh cinta itu memang ajaib.
Ia bisa merubah manusia.
Tapi manusia yang bijak, pasti tau kemana harusnya cinta merubahnya.
Yaitu, kebaikan.
-Bev
######
Kavin Federry
Bisa ke rooftop?
Rindu mengernyitkan dahinya tatkala membaca pesan yang baru 5 menit yang lalu diterimanya dari salah satu aplikasi berwarna hijau di ponselnya. Terlebih lagi, pesan itu berasal dari Kavin.
Rinduuu
Untuk?
Kavin Federry
Datang aja, please.
Rindu menyimpan ponselnya, bel pertanda istirahat kedua baru saja berbunyi. Semua murid tentunya menyambut bel ini dengan penuh suka cita. Setelah berjibaku dengan guru yang membosankan dan buku yang tidak menarik sama sekali, akhirnya para murid terbebas.
Apalagi jam istirahat kedua ini lebih panjang dari jam istirahat pertama. Membuat momen ini dimanfaatkan untuk sepasang kekasih bercengkrama dan saling melempar tawa, atau bahkan bertengkar karena laki-lakinya yang terang-terangan menggoda adik kelas yang tak sengaja lewat. Boleh jadi juga dimanfaatkan para kutu buku yang sangat haus akan ilmu untuk bermesraan dengam buku di perpustakaan yang bagi orang awam sangat membosankan. Atau juga bagi mereka yang tadi belum sempat makan di jam istirahat pertama sebelum nanti melanjutkan mengerjakan pr untuk mata pelajaran selanjutnya.
Begitu juga dengan Rindu, setelah ia memeriksa semua mata pelajaran selanjutnya dan tak ada pr yang dilewatkannya, Ia teringat akan pesan dari Kavin yang hanya dibacanya.
Rindu buru-buru keluar dari ruang kelas, dan menuju ke rooftop seperti yang Kavin minta. Hingga tiba-tiba tangan Rindu dicekal oleh seseorang. Membuat Rindu refleks menoleh dan malah menemukan Sean yang tengah tersenyum lebar memandangnya.
Rindu memicingkan matanya, menatap curiga pada Sean yang tersenyum. Tapi belum sempat Rindu bertanya maksud dari senyum Sean, suara laki-laki itu sudah lebih dulu mengintrupsi gendang telinganya.
"Mau kemana lo? Kok mencurigakan?" Tanya Sean yang membuat Rindu mendengus. Rasanya semua yang Rindu lakukan selalu saja mencurigakan dimata Sean.
"Lo kira gue pencuri?" Balas Rindu kesal.
Sean melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan Rindu. Lalu melangkah satu kali untuk mempertipis jarak keduanya. Setelah itu, dengan sangat santainya, Sean mengacak rambut Rindu sekilas. Sedangkan orang yang menatap interaksi mereka menahan nafas. Satu-dua berdecak kesal karena iri.
"Bercanda, mau kemana sih lo?"
"Ke rooftop"
"Gimana gue nggak curiga kalau tempat main lo makin lama makin aneh?" Kali ini Sean dibuat makin curiga.
Rindu tak menjawabnya secara gamblang, memilih membuka ponselnya dan memperlihatkan isi percakapannya dengan Kavin.
Sean mengernyitkan dahinya. Lantas melihat kearah Rindu dan layar ponselnya bergantian. Banyak hal aneh yang langsung menyusup di pikiran Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLIONS [PANDU RINDU]
Teen FictionAku akan selalu punya berjuta alasan untuk bertahan disaat mereka punya satu alasan untuk meninggalkan --------------------------------------------- Berkisah tentang 5 orang remaja dari latar belakang, kehidupan, dan masa lalu yang berbeda. Berjuang...