[17] : I'm Here

68 5 10
                                    

Tidak, dia tidak menyakitiku.
Setidaknya itulah kalimat yang akan selalu ku ingat setiap kali kamu mencengkram tanganku kuat.

-Rindu

######

R I N D U

Aku di lorong bercat putih dengan bucket berisi buah-buahan di tanganku. Sweater berwarna navy yang aku gunakan sudah ku sampirkan ke bahu, membuat baju seragam berwarna putih dengan dasi bermotif kotak-kotak berwarna hijau terpampang melingkari leherku, membuat siapa saja yang melihatnya pasti mengetahui bahwa aku adalah murid SMA Bima Sakti.

Sudah 5 hari sejak kejadian mengerikan di auditorium hari itu. Dan sejak tadi pagi, auditorium yang sejak kemarin ditutup untuk mempermudah penyelidikan kembali dibuka. Tapi, hal itu bukan berarti penyelidikan selesai, mengingat hingga kini polisi masih belum juga menemukan siapa pelakunya.

Pelaku penembakan itu sepertinya bukan orang biasa, ia terlihat sangat handal mengingat ia sama sekali tidak tertangkap kamera CCTV, atau juga dia pandai sekali berkamuflase diantara warga sekolah layaknya bunglon.

Aku dan Sean juga sudah berulang kali ke kantor polisi untuk investigasi karena target orang itu adalah kami. Tapi tetap saja nihil, tidak ada orang yang bisa di curigai mengingat lingkar pertemananku dan Sean juga sama.

Sementara itu, Andre yang sempat tidak sadarkan diri selama 2 hari setelah pendaharan hebat akhirnya membuat kami bernafas lega setelah 3 hari yang lalu ia membuka matanya.

Perkembangan kesehatan Andre juga sangat cepat, mungkin karena tubuhnya yang sehat dan atletis. Tidak ada hal yang mengkhawatirkan mengenai Andre saat ini, kecuali tidak ada orang yang menjaganya.

Aku juga baru mengetahui fakta ini sesaat setelah Andre sampai di Rumah Sakit. Tidak ada yang bisa di hubungi sebagai wali Andre, ia yatim piatu. Andre memiliki seorang kakak laki-laki yang merupakan CEO dari perusahaan IT yang cukup berkembang 3 tahun belakangan. Dan pada hari kejadian, Kakak Andre tengah berada di luar kota. Untungnya, tempat Andre di rawat adalah salah satu cabang Nusa Medical Centre yang dipegang oleh Giovano -Ayah Sean sehingga Om Gio mau menjadi wali Andre untuk sementara.

Kak Thomas -Kakak Andre akhirnya bisa kembali dan melihat kondisi adiknya 2 hari kemudian. Tapi tetap saja, ia yang sibuk tidak bisa selalu berada di sisi Andre. Sehingga aku, Keysha, Sean, Kavin, atau bahkan Pandu yang menemani Andre.

Sebenarnya aku juga tidak datang sendiri kali ini, aku datang bersama Pandu. Tapi saat di parkiran tadi, Pandu memintaku untuk naik lebih dulu, sementara ia akan pergi ke suatu tempat.

Entahlah, Pandu lebih aneh lagi belakangan ini. Ia sering kali menghilang tiba-tiba atau pergi dengan terburu-buru. Saat aku hendak menanyakan ia ada urusan apa atau hendak kemana, ia sudah pergi.

Aku membuka pintu ruangan tempat Andre di rawat, tapi ruangan itu kosong. Aku mencoba mencari Andre ke toilet, tapi nihil.

"Hei"

"Astaga Andre!" Aku terlonjak, bisa aku rasakan jantungku berdetak diluar ritmenya.

Andre tertawa lebar, menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Habis dari mana?" Tanyaku mengabaikan Andre yang masih berusaha menetralkan gelak tawanya akibat mengerjaiku.

"Oh, habis jalan-jalan, bosan"Jawab Andre sembari kembali ke tempat tidurnya.

MILLIONS [PANDU RINDU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang