[9] : New Day

67 7 1
                                    

Manusia boleh takut, yang nggak boleh itu nggak mencoba.
Manusia boleh lelah, yang nggak boleh itu kalau menyerah.
Karena ketidakmampuan bukan alasan ketidakmungkinan.

######

R I N D U


Seperti siswa pada umumnya, akupun juga menyukai dering bel istirahat atau bahkan bel pulang. Seperti kali ini, aku diam-diam mengucap syukur karena pelajaran dari guru yang menurutku membosankan telah berakhir.

Aku melirik kearah bangku Keysha, dimana bibirnya kini sudah maju kedepan yang menandakan sebentar lagi ia akan mengeluarkan omelan panjang.

"Sumpah ya ni guru, gue nggak ngerti lagi. Dia itu nggak peka apa gimana sih? Nggak liat apa muka kita udah jenuh gitu setiap pelajaran dia?" Benar saja, kini Keysha tengah merengut didepanku.

"Ngomel mulu, kayak lo perhatiin pelajaran ibu itu aja" Sahut Sean.

Keysha memutar bola matanya, "Gue perhatiin kali, karena gue perhatiin makanya tau ibu itu membosankan --"

"Alasan lo" Sambar Sean tak memberi Keysha waktu untuk menyelesaikan penjelasannya.

Aku tersenyum, entah mengapa melihat perdebatan Keysha dan Sean selalu menyenangkan.

"Eh kantin, yuk. Gue laper" Ajak Keysha.

Aku menggeleng singkat, lalu mengeluarkan sebuah benda berbentuk kotak yang didalamnya sudah tersusun rapi masakan Bunda untukku.

Ku kira, Sean akan mengiyakan. Tapi ternyata kali ini Sean sama denganku, ia menggeleng, "Gue harus ke ruang Tari dan Teater buat bahas pertunjukkan awal bulan ini"

"Ah kalian. Gue kan laper, masa sendirian? Rin, ayolah. Kalau si ketua Tari dan Teater ini kan nggak mungkin gue ganggu" Ajak Keysha lagi.

Aku menatap Keysha sekilas. Tak tega sebenarnya, tapi aku terlalu malu untuk ke kantin. Jangan tanya kenapa ke kantin saja aku harus malu, tapi aku memang merasa tidak nyaman dengan keramaian. Keramaian hanya akan membuatku cemas dan membuatku terlihat buruk.

Keysha menatapku lurus sambil berkedip, mengeluarkan puppy eyes nya yang membuatku menyerngit.

"Yaudah deh, tapi gue tetap bawa bekal Bunda ya" Jawabku pada akhirnya.

Keysha berseru senang. Lalu kami bertiga keluar dari kelas bersamaan. Tapi saat didepan pintu, Sean melangsungkan langkahnya ke kanan, sedangkan kami ke kiri.

Banyak sekali siswa yang memadati setiap sudut koridor. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, walaupun tetap seperti remaja zaman kini, ponsel selalu yang mendominasi tiap kumpulan. Bisa dihitung dengan jari saja siapa yang tidak menggenggam ponselnya kini.

"Hai Key, lo udah balik dari liburan?" Langkahku dan Keysha otomatis terhenti, saat seorang anak laki-laki berdiri tepat didepan Keysha.

Keysha terkejut, lalu saat menatap siapa yang menghalangi jalannya, ia langsung tersenyum ramah, "Hai Andre! Bukan liburan, kerjaan itu namanya"

MILLIONS [PANDU RINDU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang