About Them

83 8 0
                                    

Bukan sempurna yang membuat kita bahagia, tapi bahagia yang membuat kita sempurna

-Bev

######

Suara deru motor membuat perhatian beberapa orang yang tengah bercengkrama di meja makan terhenti sebentar.

Hanya sebentar, karena setelahnya mereka langsung kembali fokus pada makanan didepan mereka sembari membicarakan hal membahagiakan.

Kavin yang baru saja masuk, langsung disambut oleh seorang pembantu rumah tangga yang sigap mengambil helm dan tas ditangan Kavin.

"Nggak usah, Bi. Kavin bisa sendiri" Ujar Kavin sembari tersenyum ramah.

Bi Minah -Pembantu Rumah Tangga di kediaman Kavin itu mengangguk pelan, lalu pamit kembali ke tempat asalnya, yaitu dapur.

Kavin berjalan melewati ruang tamu bergaya klasik yang di dominasi dengan kayu jati dan ukiran dari pengrajin dalam negri yang terkenal.

Sayup-sayup, Kavin mendengar suara tawa renyah dari sudut ruangan di rumah ini.

Kavin mengikuti arah suara itu, hingga kakinya terhenti diambang pintu ruang makan.

Kavin tersenyum kecut, matanya terpaku pada tiga orang yang berada di meja makan itu.

"Kavin udah pulang?" Tanya salah seorang dari mereka.

Kavin mengangguk, "Udah kak"

Wanita yang disapa Kavin dengan sebutan 'Kakak' tadi tersenyum ramah. Senyum yang cantik di wajahnya yang menawan.

Niana Federry. Aktris terkenal yang sudah banyak membintangi film layar lebar di Indonesia. Wajahnya sangat familiar bagi orang-orang di Indonesia karena sangat sering berlalu-lalang di layar kaca maupun layar lebar. Bahkan tahun ini, Niana mulai mengembangkan sayap karirnya ke kancah Internasional dengan membintangi salah-satu Film yang di produksi oleh sutradara terkenal negri Pamansam.

"Ayo kamu ikut makan sama-sama" Ajak Niana pada Kavin.

Kavin menatap berharap pada dua orang lain pengisi meja makan tersebut.

"Niana, makanannya di makan dong. Nanti nasinya dingin. Kavin kalau lapar nanti juga makan. Iya kan, Vin?" Ujar seorang wanita paruh baya dengan senyum di wajahnya. Kavin menghela nafas dalam, lalu mengangguk lemah sebelum akhirnya melanjutkan langkah menuju kamarnya dilantai atas.

Sebuah ruangan yang didominasi warna abu-abu dan putih menyambut Kavin tepat ketika ia membuka pintu.

Kavin menghempaskan tubuhnya di sebuah kasur berukuran king size. Pikirannya melayang ke segala arah. Entah pada keluarganya, kehidupan sekolahnya, hingga Keysha yang kini bersikap seolah menerima Pandu dengan baik.

Semua bersatu-padu, membuat sesak di kepala Kavin. Hingga tanpa sadar, Kavin mengacak rambut frustasi.

Ting!

Suara ponsel dari saku celananya membuat Kavin mendesah. Dengan malas ia merogoh saku, memeriksa siapa yang mengiriminya pesan malam ini.

Unknown Number
Hai Kavin, gue Safira dari SMA Nusa. Salam kenal ya:)

Kavin menggeram. Melempar ponselnya asal yang berakhir membuat benda pipih itu menghantam ubin.

Setiap hari, selalu ada paling sedikit satu perempuan yang mengiriminya pesan. Entah sudah berapa kali Kavin mengganti nomor ponselnya. Tapi tetap saja perempuan - perempuan itu berhasil mendapatkannya. Bukan hanya dari Bima Sakti -Sekolahnya, anak sekolah seberang dan sekolah yang berjauhan dengan sekolahnya pun ikut-ikutan.

MILLIONS [PANDU RINDU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang