Sampai mati gue nggak bakal ikhlas. Disaat kita bisa hidup dengan tenang seperti ini, dia entah ada dimana. Mati tapi tidak ada jasad, hidup tapi tidak bisa ditemukan
-Pandu
#######
Disinilah Rindu sekarang. Kali kedua ia kerumah megah ini dan kali kedua ia bertemu dengan orangtua Pandu. Berbeda dari perasaan sebelumnya, jantung Rindu lebih tidak terkendali kini, terlebih lagi sejak Pandu selalu menggenggam tangannya sejak mereka turun dari motor.
Rindu mencoba lagi melepaskan tangannya, tapi Pandu tetap menolak, dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Pandu, lepasin tangan gue, nggak enak diliat orangtua lo" Pinta Rindu pelan.
Pandu menghela napasnya, lalu mengangkat kedua tangan mereka yang tengah bertautan hingga kedepan wajahnya, membuat Rindu yang lebih pendek darinya sedikit berjinjit, "Ini nyaman Rindu!" Ujar Pandu sembari tersenyum.
"Ta--"
"Apapun yang buat aku nyaman pasti nggak akan buat mami marah. Jadi kamu tenang aja, ya?" Ujar Pandu sekali lagi.
Rindu mendesah, apa Pandu tidak mengerti kalau Rindu merasa tidak enak dengan orang tua Pandu. Karena bagaimanapun, rasanya kurang sopan jika mereka berpegangan tangan seperti ini.
Belum sempat Rindu protes sekali lagi, pintu besar didepan mereka bahkan sudah terbuka.
"Kenapa nggak langsung masuk aja sih, Ndu?" Tanya Bellia heran pada anak laki-lakinya.
"Mami! Liat aku bawa siapa!" Seru Pandu.
Bellia melihat kebelakang Pandu.
"Rindu!" Seru Bellia sembari memeluk tubuh Rindu hangat.
Bellia langsung melirik kearah tangan Rindu yang masih Pandu genggam bahkan disaat Bellia tengah memeluk Rindu.
"Nggak usah posesif!" Tegur Bellia sembari memukul pelan tangan Pandu.
"Siapa yang posesif, sih, Mi?" Tanya Pandu kesal sembari mengusap tangannya.
Bellia menggeleng pelan, lalu membawa Rindu masuk. Bellia merasa senang setiap kali Rindu berada didekat Pandu. Karena entah kenapa, Bellia tidak pernah melihat sisi Pandu yang seperti saat ia bersama Rindu. Rindu sudah seperti air hujan yang berhasil mengikis kerasnya batu.
Rindu juga terlihat sangat baik dan tulus, belum pernah ada gadis yang berani bahkan untuk sekedar berdiri disebelah Pandu. Tapi Rindu malah sebaliknya, ia mengulurkan tangan, mengajak Pandu melihat sisi lain dari kehidupan.
"Gimana ujian kamu? Tante nggak enak ngajak kamu kesini padahal baru hari pertama ujian" Tanya Bellia.
"Nggak apa-apa, Tante" Jawab Rindu sekenanya.
Bellia menatap Rindu pelan, mengusap lembut rambut gadis itu.
"Habisnya tante udah rindu, jadi gimana, dong?" Tanya Bellia lagi.
Rindu terkekeh pelan, "Nggak apa-apa, Tante. Rindu senang main kesini"
"Beneran?"
Rindu mengangguk pelan.
"Berarti harus lebih sering main kesini, ya? Harus lebih sering dari Kavin"
Mereka berdua terkekeh. Meninggalkan pandangan cemburu dari Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLIONS [PANDU RINDU]
Teen FictionAku akan selalu punya berjuta alasan untuk bertahan disaat mereka punya satu alasan untuk meninggalkan --------------------------------------------- Berkisah tentang 5 orang remaja dari latar belakang, kehidupan, dan masa lalu yang berbeda. Berjuang...