14. Benarkah itu Dia

1.2K 57 0
                                    

Neima Pov---

Daffa masih saja seperti dulu. Tetap bersikap dingin padaku.

Aku tidak suka Daffa! Aku tidak suka akan sikapnya padaku.

Yasudah lah. Lupakan saja!

🍁🍁🍁
Hari ini seletah pulang kantor aku mampir ke toko buku yang ada dipusat pembelanjaan di Jakarta.

Aku mencari buku referensi untuk menambah wawasan ilmuku.

"Neima?"

Aku mendengar seseorang memanggil namaku, spontan aku langsung menoleh.

Seorang laki-laki berbadan tinggi dan terlihat atletis, mengenakan stelan jas berwarna hitam.

Wajahnya tidak asing bagiku, aku menatapnya sembari mengingat siapa laki-laki yang sekarang ada dihadapanku.

"Kamu Neima kan?" Tanyanya

"Iya. Saya Neima. Maaf anda siapa ya?"

Dia tersenyum menatapku.

Dan aku ingat dengan senyum itu, si pemilik lesung pipi, si pemikat hati para wanita saat SMA, yang selalu dijuluki Pangeran tampan dari khayangan oleh para siswi SMA dulu.

Iya itu Dia. Dia laki-laki yang pernah meminta izin untuk menyebut namaku dalam doanya.

Angga Kusuma Malik.

"Ka Angga ya ?
Tanyaku sembari meyakinkan

"Ka Angga ya ? Tanyaku sembari meyakinkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tertawa kecil menatapku

Lalu mengiyakan bahwa dia adalah Angga.

"Ya Allah, maaf ka. Neima pangling liat ka Angga" Aku tersenyum malu.

Iya jujur saja, penampilan dan wajah ka Angga berubah menurutku. Tatanan rambutnya yang membuat dia terlihat dewasa , berbeda saat waktu jaman SMA dulu.

"Iya. Nei, gak papa" jawabnya sambil diakhiri dengan senyum.

"Ka Angga, apa kabar ?"

"Alhamdulillah-- baik. Kamu?"

"Syukur. Alhamdulillah Neima juga baik " aku pun tersenyum

"Ada waktu gak Nei. Kita cari caffe yuk, ngobrol sebentar" ajaknya

"Oh, iya ka ada ko" jawabku

Lalu kamu pun pergi ke caffe yang ada didalam mall tersebut.

Tidak lupa aku membayar buku yang akan aku beli.

Sebelum aku mengeluarkan uang dari dompetku, ka Angga terlebih dahulu menyodorkan kartu debitnya.

"Ka, biar aku bayar sendri aja" ucapku

"Udah gak papa" jawab ka Angga

Lalu mba kasir itu memberikan bungkus berisi buku pada Ka Angga.

Kamu Dan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang