24. Belajar Mencintaimu

1.5K 84 0
                                    

Pelajaran pertamaku saat ini adalah Belajar Mencintaimu
Wahai Imamku

---Neima Jannatulma'wa---

Pagi ini Neima berkutat dengan alat-alat dapur.

Hari ini Neima juga sudah mulai kembali bekerja seperti biasa.

"Nyonya yakin gak mau saya bantu" tanya Bi Saryi

"Gak usah bi , biar saya yang buat sarapan. Bibi nyiram tanaman atau nyuci baju , terserah deh, yang penting kalo pagi dapur saya yang kuasai. Hehe " ucap Neima sambil sedikit terkekeh

Bi Saryi mengguk dan ikut terkekeh.

Neima memasak nasi goreng telor untuk sarapan kali ini.

Dulu Neima sering membantu Bundanya memasak didapur saat SMA jadi setelah menikah dia tidak kagok untuk masak.

Saat dipesantren juga Neima sering membantu tukang masak didapur pesantren.

Daffa menuruni anak tangga dan menuju ke dapur.

Daffa sudah rapih dengan pakaian kantornya.

Daffa melihat Neima sedang sibuk masak didapur dengan perlahan Daffa menghapiri Neima.

Neima tidak sadar jika sudah ada Daffa yang tengah berdiri dibelakannya.

Saat Neima membalikkan badan betapa terkejutnya dia, karena wajah Daffa hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

" innalilahi " Mata Neima membulat sempurna

"Siapa yang meningga sayang ?" Ucap Daffa sambil diakhiri senyum

"Ya Allah. Aku kaget tau. Minggir...minggir..., aku mau ambil piring" usir Neima

"Gak mau " Daffa masih berdiri didepan Neima persis

Neima melangkah ke kanan Daffa ikut melangkah ke kanan Neima melangkah ke kiri Daffa ikut melangkah ke kiri.

"Daffa, permisi " ucap Neima sambil menatap tajam Daffa

Daffa terus memandangi wajah Neima sambil tersenyum.

"Kamu maunya apa sih Daff !" Ucap Neima sedikit kesal.

"Maunya kamu lah " jawab Daffa sambil tersenyum

"Daffa, aku mau ambil piring "

Daffa tetap menahan Neima.

"Daffa !"

Daffa tetap menahan Neima

Neima menghela nafas panjang

"Mas Daffa, permisi aku mau ambil piring" ucap Neima dengan senyum yang dipakasa

"Silahkan sayang " Daffa mulai membuka jalan untuk Neima.

Neima berjalan mengambil piring sambil bergerutu

"Sayang... sayang.... geli dengernya!"

Kamu Dan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang