🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'.
Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
Petang menjelang, semburat jingga menghiasi langit luas. Selepas menyelesaikan tugas kuliahnya Mark bergegas melaju menuju ke alamat yang sudah dikirim oleh Gun melalui chat. Gun menyewa sebuah kamar kontrakan di bangunan 3 lantai yang tidak jauh dari tempatnya bekerja.
Sesampainya Mark di halaman parkir kontrakan Gun dia menelpon Gun mengatakan bahwa dia sudah sampai & Gun bergegas keluar dari kamar kontrakannya di lantai 2 untuk menemui Mark. Dari arah parkiran Mark dapat melihat Gun sedang mengunci kamarnya. Hanya ada 4 kamar di masing-masing lantai kontrakan itu & semua pintunya menghadap langsung ke arah parkiran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Susah nyari alamatnya?" tanya Gun begitu dia sampai di mobil Mark.
"Enggak" Mark menggeleng.
Gun & Mark masuk ke dalam mobil & kemudian melaju meninggalkan kontrakan.
"Kita mau makan dimana?" tanya Gun.
"Kak Gun maunya dimana?" tanya Mark balik.
"Lha kan yang ngajak kamu. Aku sih ngikut aja"
"Hmm, Kak Gun suka makan apa?"
"Apa aja aku makan, Mark"
Mark hanya mengangguk-angguk. "Ah, tapi kita ini ke apartemenku dulu ya Kak"
"Lho kenapa?"
"Aku pengen mandi & ganti baju dulu"
"Trus kenapa kamu tadi gak pulang dulu baru jemput aku?"
"Kalo aku pulang dulu malah nanti aku bolak balik kak jadi sekalian jalan pulang sekalian jemput kamu"
"Ohh gitu, ya ya" Gun hanya mengangguk-angguk paham.
Tidak lebih dari 20 menit mereka sampai di sebuah kawasan hunian elite dengan gedung-gedung berarsitektur megah yang menjulang tinggi. Mark melajukan mobilnya menuju salah satu komplek apartemen mewah & memarkirkan mobilnya di basement. Gun melihat hanya ada mobil mewah yg terparkir disitu, mobil yang tak akan pernah Gun bayangkan untuk dapat dia miliki. Mark berjalan menuju lift yang terhubung langsung ke lobby apartemen diikuti oleh Gun di belakangnya.
Mereka menaiki lagi lift untuk menuju ke unit apartemen yang ditinggali oleh Mark. Begitu lift berhenti & pintunya terbuka mereka berjalan menuju sebuah pintu yg berada di ujung lorong dekat dengan jendela kaca yang sangat lebar & tinggi. Dari jendela itu Gun bisa melihat ke seluruh penjuru kota yang memberikan pemandang city light yang sangat indah. Mark menekan tombol kode akses masuk ke unit apartemennya sementara Gun memandang takjub pemandangan yang ada di depan matanya.
"Masuk kak" kata Mark begitu pintu apartemennya terbuka.
Gun mengikuti Mark masuk ke dalam. "Santai-santai aja dulu, aku mandi sebentar" ujar Mark.
"Hmm" Gun mengangguk mengerti.
Mark menaiki tangga yang Gun yakini itu adalah tangga menuju kamar tidur Mark, Gun sendiri dia memilih untuk duduk di sofa berukuran besar berwarna coklat lengkap dengan meja marmer & TV layar datar berukuran besar di depannya.