"Kita mau kemana lagi Kak??" tanya Mark setelah mereka selesai makan & sudah berada di dalam mobil.
"Mmm, kemana aja terserah" jawab Gun "Yang penting aku udah kenyang, perut kenyang hati pun senang hahaha..." Gun tertawa oleh ucapannya sendiri
"Kamu ternyata makannya banyak ya kak, tapi badanmu gak gendut"
"Penghuni di perutku banyak Mark" canda Gun.
"Bilang aja cacingan Kak"
"Enak aja, ya gaklah"
"Trus penghuninya siapa??"
"Mmmm???" Gun terlihat berpikir "Koloni Hulk mungkin hahaha" Gun tertawa lepas. Mark yang mendengarnya hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan.
"Absurd banget kamu kak"
Gun hanya tertawa mendengar ledekan Mark.
"Yaudah kita mau kemana lagi ini?" tanya Mark.
"Muter-muter aja dulu, ntar kalo nemu tempat yang bagus baru berhenti"
Mark menurut saja. Dia melajukan mobil dengan kecepatan normal.
"Kamu kok disini ngontrak kak,emangnya rumahmu bukan disini?" tanya Mark di tengah perjalanan untuk mencairkan kebisuan antara mereka.
"Bukan, rumahku sekitar 1,5 jam dari sini kalo naik motor " jawab Gun "Kamu sendiri tinggal d apartemen sendirian, orang tuamu kemana?"
"Orang tuaku di rumah"
"Rumahmu mana?"
"Disini juga"
"Lhah terus ngapain tinggal di apartemen?"
"Lebih deket dari kampus"
"Oohh"
Mereka berkeliling tanpa tujuan.Baik Mark ataupun Gun tak mempermasalahkannya.Anggap saja ini night drive date. Dan mereka menikmati setiap momennya. Hingga akhirnya Gun meminta untuk berhenti di sebuah taman yang cukup terkenal di kota ini yang berada disamping sebuah kanal yang cukup besar.
Di sepanjang pagar pembatas kanal dihiasi dengan lampu warna warni & di taman itu sendiri disediakan banyak bangku untuk pengunjung agar bisa bersantai. Suasana taman terasa hangat dengan hiasan lampu gantung dengan cahaya yang temaram yang ada di beberapa sudut taman.
Mark & Gun memilih salah satu bangku kosong yang ada & duduk bersebelahan. Sedang tidak banyak orang malam ini mungkin karena bukan akhir pekan. Hanya ada beberapa orang saja yg terlihat duduk di bangku atau hanya berdiri bersandar pada pagar pengaman. Ada beberapa pasangan juga yang tengah asyik dengan dunia mereka sendiri.
Entah kenapa melihat para pasangan itu membuat Gun gugup. Sepertinya dia salah memilih tempat. Mark sendiri tak ambil pusing dengan keadaan sekitarnya. Dia memandang lurus ke depan ke arah aliran air yang tidak begitu deras itu. Mark menyukai suasana seperti itu. Tenang & temaram.
"Hahahahaha" tiba-tiba terdengar suara tertawa yang cukup keras & hal itu menyita perhatian Mark & Gun. Mereka menoleh ke arah sumber suara. Terlihat seorang laki-laki & perempuan tengah asyik berpelukan sambil bercanda. Sesekali wajah si pria mendekat ke arah wajah si wanita hanya untuk sekedar menggodanya, hal itu membuat si perempuan tertawa riang. Terlihat pula si pria mengusap-usapkan hidungnya ke pipi si perempuan, hingga menimbulkan senyuman bahagia di wajah si perempuan.
Gun menatapnya penuh hikmat. Ada rasa iri di dalam hatinya. Meskipun dia telah terbuka soal dirinya yang gay sejak kelas 12, namun tak pernah sekalipun Gun merasakan pacaran itu seperti apa. Pernah dulu Gun berhubungan dengan seseorang, namun hubungan itu tak bisa disebut pacaran. Bahkan Gun telah menganggap hal itu tidak pernah terjadi di hidupnya karena hubungan itu menimbulkan rasa sakit hati yang teramat sangat. Semenjak itu Gun tidak pernah menjalin kisah cinta dengan siapa pun.
Dia hanya melakukan kesenangan sesaat yang setelah selesai mereka tak akan saling berkomunikasi lagi. Dan itu pun bukan hubungan badan, hanya sebatas blowjob atau handjob. Memang Gun sudah tidak virgin lagi namun Gun tidak sepenuhnya gampang untuk ditiduri. Walau kenyataan yang sebenarnya Gun itu nafsunya cukup tinggi namun dia berusaha sangat keras untuk mengendalikannya agar dia tidak tersakiti kembali. Karena Gun sadar, sekali dia melakukan hubungan badan dengan seseorang dia akan susah untuk lepas dari orang tersebut.
Kadang Gun berharap bahwa dirinya itu memiliki orientasi yang normal, agar lebih mudah baginya dalam menjalin percintaan. Namun Gun adalah Gun, seorang laki-laki yang menyukai sesama
Ada raut kesedihan yang tergambar di wajah Gun saat ini. Mark menyadarinya. Kedua tangan Mark meraih wajah Gun & manangkupnya kemudian menghadapkan wajahnya tepat di depan wajah Mark hingga kedua manik mereka saling menatap.
"Ada apa?" tanya Mark.
Gun terkejut dengan gerakan dadakan yang Mark lakukan. Jarak wajah yang lumayan dekat membuat Gun gugup hingga menghapus semua pikiran menyedihkan yang sempat mampir ke kepalanya barusan.
"Kamu kenapa?" tanya ulang Mark.
Gun hanya menggeleng-geleng saja. Dia tak mampu berbicara. Tangan Mark yg hangat masih menempel pada pipinya.
"Apa kamu pengen kayak pasangan itu? Pelukan sambil mesra-mesraan? Aku sih gak keberatan" goda Mark dengan senyum merayu khas miliknya. Mark mencoba menggoda Gun lagi hanya untuk mengubah suasana hati Gun yang mendadak kelam.
Gun menggelengkan kepala lebih kuat lagi. Rasa malu & gugup menyelimuti wajahnya. Mark tersenyum, dia tahu bahwa kesedihan Gun telah hilang.
"Tapi bukannya kamu ngajak aku kesini biar bisa mesra-mesraan sama aku kak?" lanjut Mark menggoda Gun lagi. Kali ini Mark mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Gun.
"Enggakk Markkk..." Gun menutup kedua matanya & mencoba mengeluarkan wajahnya dari dekapan telapak tangan Mark.
Mark hanya tersenyum, pipi Gun yang ada di telapak tangannya tentu saja sudah memerah hanya saja tidak nampak karna pencahayaan yang temaram. Mark menurunkan tangannya. Mendekatkan bibirnya ke telinga Gun.
"Kamu yakin kak??" bisik Mark lirih. Nafasnya menerpa daun telinga Gun, membuat bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya berdiri.
Kali ini Gun mengangguk-anggukkan kepalanya & menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Mark. Sungguh wajah Gun itu sangat gampang memerah apabila sedang malu & dia akan salah tingkah sendiri karenanya. Gun mencoba mentralkan detak jantungnya dengan melayangkan pandangan jauh ke seberang kanal.
Mark masih saja menatap Gun, mencoba memahat setiap lekukan yang ada di wajah Gun ke dalam memorinya. Hidung Gun yang bangir, bibirnya yang bulat & penuh & matanya yang seperti biji almond, semuanya bagaikan mahakarya yang ternilai. Semakin lama Mark menatap wajah Gun semakin besar pula energi yang tiba-tiba datang melingkupi dirinya.
Gun yang masih sibuk menenangkan dirinya tidak sadar apabila dirinya saat ini menjadi pusat seluruh perhatian yang dimiliki Mark. Dan tanpa adanya tanda peringatan terlebih dahulu Mark sekonyong-konyong mencium pipi Gun.
Tubuh Gun membeku, matanya melebar & detak jantung yang dia coba tenangkan tadi kini sudah hilang kendali, berdetak lebih kencang seperti akan melompat keluar dari dalam dada. Masih dia rasakan bibir hangat Mark di pipinya. Gun merasa dirinya sudah tidak menginjakkan kaki di bumi sedangkan Mark menikmati lembutnya pipi Gun yang dia rasakan melalui bibirnya.
Setelah beberapa detik Mark melepaskan ciumannya. Gun menoleh memandang ke wajah Mark, manik mereka saling menatap, tanpa ada ucapan. Dunia seakan berhenti berputar, seakan tidak ada siapapun disana selain mereka berdua. Satu-satunya yang mampu indera pendengaran Gun tangkap hanya suara detak jantungnya yang berada di level maksimum, entah Mark juga bisa mendengarnya atau tidak karena jantung Mark sendiri juga bertalu-talu meskipun tak sekeras milik Gun.
To be continued.
Celoteh author :
Vy nulis cerita ini spontan aja, yg penting Vy punya intinya. Jadi mungkin bagi readers agak kurang fun ya jalan ceritanya hehehe maafkan!!! Vy juga mencoba untuk membuat readers ketawa cuma Vy payah dalam bercanda hihi 😂😂
Masih harus banyak belajar & mencari inspirasi dengan baca-baca ff lainnya. Terima kasih untuk yg setia mengikuti cerita ini, ide & saran selalu diterima dengan baik 😘😘
Full Love🍂🍂 VY 🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
📌 I'M INTO YOU 📌
Fiksi Penggemar🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'. Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...