'Dilemma'

874 98 53
                                    

Gun mendorong tubuh Third dengan pelan untuk menjauh setelah sekian detik bibirnya bertemu kembali dengan bibir milik lelaki yang merupakan cinta pertamanya itu.

"Third, untuk sekarang pergilah" tutur Gun "Aku ingin sendiri dulu"

"Bilang dulu kalo kamu udah maafin aku Gun" pinta Third.

"Iya"

"Apa?"

"Aku udah maafin kamu Third, sekarang pulanglah"

Third tersenyum seraya mengusap lembut pipi Gun "Kasih tau nomor telponmu dulu baru aku pulang" kata Third sambil mengulurkan ponselnya.

Gun yang sudah tak punya tenaga untuk berdebat pun memberikan nomor teleponnya kepada Third. Setelahnya Third mencoba untuk menelepon nomor tersebut memastikan bahwa itu benar nomor Gun & sesaat setelahnya ponsel Gun berdering. Third yang sudah yakin bahwa itu nomor Gun pun memutuskan sambungan telepon.

"Gun makasih, aku janji bakalan nebus semua kesalahanku" ucap Third dengan serius "Aku sayang sama kamu Gun"

Gun tak menjawab, dia terdiam & hanya menatap dalam ke manik mata milik Third.

"Aku pulang dulu" kata Third berpamitan yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Gun.

Sepeninggal Third, Gun terduduk lemas di pinggiran kasur sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya yang bertumpu di pahanya. Dia merutuki dirinya sendiri karena semua tekad bulatnya untuk memukul Third sampai babak belur saat bertemu dengannya lewat begitu saja. Selama 1,5 tahun ini Gun selalu bersumpah tak akan pernah memaafkan Third & bahkan mungkin akan mematahkan beberapa tulangnya, namun apa? Kenyataannya semua itu hanyalah omong kosong belaka.

Gun meraih ponselnya yang sebenarnya berbunyi terus dari tadi. Dia melihat sudah ada banyak pesan & telepon dari Mark. Dan tentu ada 1 panggilan dari nomor baru yang dia yakini itu adalah nomor Third. Gun tidak akan menyimpan nomor telepon itu, tapi tidak juga memblokirnya karena Third pasti akan datang lagi nanti. Gun tidak membuka pesan dari Mark karena dia merasa sangat bersalah kepada Mark, dia merasa telah berkhianat. Namun lagi-lagi rumor tentang Mark yang mengatakan bahwa Mark akan memutuskan hubungan kurang dari 2 minggu melintas di benak Gun yang membuat hati & pikirannya semakin tidak karuan.

Keesokkan harinya saat bangun tidur Gun langsung membalas pesan dari Mark yang semalam sengaja tidak dia lihat. Gun berbohong bahwa dirinya semalam ketiduran setelah makan malam karena kelelahan & Mark mempercayainya. Selain itu juga ada pesan dari Third.

~Makasih buat kesempatan yang kamu kasih Gun, aku janji bakalan nebus semua kesalahan yang udah aku buat ke kamu. I miss you a lot~ Third

Gun mengabaikan pesan dari Third itu. Jujur saja Gun ingin menceritakan kejadian semalam kepada Mark namun ada keraguan yang menghalanginya untuk melakukan hal tersebut.

Sudah saatnya Gun bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Saat menatap ke cermin yang terpasang di lemari bajunya terlihat jelas sekali kalau matanya bengkak & sembab, orang yang melihatnya akan dengan sangat mudah menebak bahwa Gun habis menangis. Gun menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia sudah merasa sangat kelelahan padahal hari masih sangat pagi & segar.

Dan benar saja, begitu tiba di tempat kerja banyak mata yang memandang dengan rasa penasaran kepada Gun. Bagaimana tidak, penampilan Gun benar-benar terlihat tidak baik-baik saja, matanya yang bengkak, jalannya yang gontai, ditambah dengan Gun yang terus-menerus menghembuskan nafasnya kasar. Title yang merupakan sahabat baik Gun langsung merangkul pundak Gun & menariknya ke tempat yang sepi.

📌 I'M INTO YOU 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang