'Apology'

877 100 36
                                    

Hari berjalan seperti biasanya. Sejujurnya semalam Gun dilanda kecemasan saat dirinya & Mark telah selesai makan malam. Gun takut apabila tiba-tiba Mark mengatakan ingin menyudahi hubungan mereka. Namun kecemasannya itu tidak terjadi. Mark tidak mengatakan apapun yang bersangkutan dengan pemutusan hubungan diantara mereka.

Tidak terjadi hal yang diluar kebiasaan di hari itu, Gun bekerja seperti biasa & Mark juga menjalani kuliahnya seperti biasa. Namun Mark mengatakan bahwa mungkin dirinya akan sedikit sibuk untuk beberapa hari ke depan dikarenakan tugas kuliahnya yang sangat banyak & karena itu Mark tidak akan bisa bertemu dengan Gun untuk beberapa saat. Gun mengatakan tidak apa-apa, dia memahami bahwa Mark adalah seorang mahasiswa jadi Gun menyuruh Mark untuk fokus ke kuliahnya & tetap semangat.

Saat ini Gun sudah berada di kontrakannya, dia sudah mandi & sudah selesai memasak untuk makan malam. Ketika hendak bersiap-siap untuk makan mendadak pintu kamarnya ada yang mengetuk. Tok..tok..tok.

"Iya" sahut Gun. Dirinya langsung berdiri & melangkah ke pintu.

Begitu pintu terbuka mata Gun seketika terbelalak sangat lebar.

"Third" ucap Gun sedikit gemetar.

"Gun, kita harus bicara" kata Third.

Gun seketika akan menutup pintu namun di hentikan oleh tangan Third yang menyebabkan telapak tangan Third terjepit cukup keras.

"ARRGGHHH!!!!" erang Third.

Gun seketika terkejut & membuka lebar-lebar pintu kamarnya. Third meringis kesakiran sembari memegangi telapak tangannya yang terlihat memerah. Gun yang panik langsung menghampiri Third.

"Maaf Third, maaf" ujar Gun merasa bersalah sembari meraih tangan Third yang terluka "Ya ampun merah banget, kamu perlu ke dokter?" tanya Gun dengan panik.

Third hanya diam saja menatap ke arah Gun. 'Dia gak berubah, masih sama kayak yang dulu' batin Third. Senyuman tersimpul di bibirnya.

"Third?" sergah Gun.

"Sakit Gun" ucap Third memelas.

"Ke rumah sakit ya?" Hati Gun iba menatap tangan Third. Dia seakan tak sadar bahwa yang ada di hadapannya saat ini adalah seseorang yang sudah menghancurkan hatinya hingga dia sempat depresi.

Third tak menjawab, dia bahkan secara tiba-tiba memeluk tubuh Gun sangat erat. Gun yang mendapatkan perlakuan seperti itu seketika sadar bahwa dia sedang berhadapan dengan masa lalunya yang menyakitkan.

"Third lepasin!!!" Gun mencoba berontak dari dekapan kuat Third. Namun tak ada hasil Third malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Gun, kumohon dengerin aku dulu ak...."

"BAAMM!!" ucapan Third terpotong karena mereka mendengar ada suara pintu tertutup agak keras. Mereka menoleh ke asal suara. Terlihat ada seorang perempuan yang berdiri dengan canggung menatap mereka.

"Maaf kak" ujar si perempuan sembari tersenyum canggung, sebenarnya dia tidak sengaja menutup pintu kontrakannya dengan keras. Dia tadi kaget saat keluar kontrakan & langsung melihat Third yang sedang memeluk Gun sehingga menyebabkan dia menutup pintu dengan cukup keras.

Gun & Third terdiam menatap si perempuan yang kemudian beranjak pergi dengan setengah berlari kecil. Si perempuan tertawa girang dalam hati karena menyaksikan kejadian tersebut.

📌 I'M INTO YOU 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang