THE LITTLE THINGS {END🍬}

13

Brak!

Felix melangkahnkan kakimya mendekat pada ranjang Guanlin lalu mendudukan pantatnya di pinggir ranjang. Lidah Felix berdecak kesal saat melihat pacarnya masih asik tidur padahal jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Felix yakin, pasti semalam Guanlin tidur larut lagi karena keasikan main Pubg.

"Gu! Gu, bangun dong! Guanlin!" Felix menepuk-nepuk pipi pacarnya dengan agak kencang.

Guanlin mengerjab-ngejabkan matanya yang terasa lengket setelah merasa pipinya memanas karena tepukan kencang berkali-kali.

"Felix? Ngapain kamu disini?" Guanlin membangunkan dirinya lalu duduk bersandar di kepala ranjang.

Tanpa mau repot menjawab pertanyaan pacarnya, Felix berjalan ke belakang pintu lalu mengambil handuk biru tua pacarnya.

"Gu, mending kamu mandi sekarang deh! Nanti aja aku jelasin di ruang makan. Sekarang aku mau nyuapin Sherin dulu keburu dianya ngambek"

Felix baru saja berdiri dari ranjang Guanlin lalu ia terduduk lagi akibat tarikan pacarnya. Dan kali ini bukan ranjang lagi yang didudukinya, tapi paha pacarnya.

"Gu, apaan sih?!" Protes Felix saat Guanlin menyusupkan kedua lengannya di pinggang ramping Felix.

"Bentar aku ngumpulin nyawa dulu!" Guanlin menatap lekat wajah pacarnya yang hari ini kentara sekali sedikit dipoles dengan liptint dan bedak.

"Ya, ngapain kamu ngumpulin nyawa pake peluk aku segala? Lepadin dulu, Gu! Sherin keburu ngambek itu di bawah sama Mama Luhan!"

Felix menarik-narik lilitan tangan Guanlin dipinggangnya agar terlepas namun tak berhasil. Bukannya terlepas, Guanlin justru mempererat lilitan tangannya di pinggang pacarnya.

"Lagian tumben kamu ngajak Sherin di haris-hari sekolah gini sih? Sekolah keponakan kamu libur?" Tanya Guanlin ya g sudah kepalang penasaran dengan kehadiran pacarnya ditambah Sherin, keponakan Felix yang kadang diajak main ke rumahnya.

"Jadi gini.. Sherin hari ini ada acara Family day di sekolah dia.." jeda Felix.

"Terus?" Guanlin mengerutkan alisnya, kebingungan.

"Terus kak Baekhyun nya tadi pagi lahiran, otomatis kak Chanyeol nemenin dong?" Jeda Felix lagi untuk menelan liurnya.

"Terus?"

"Kamu terus-terus mulu deh dari tadi! Lepasin, ih! Keburu ngambek itu, Sherinnya! Nggak mau makan nanti, aku yang repot, Guanlin!" Felix memukul pundak pacarnya dengan kesal.

"Ya, terus kenapa Sherin sama kamu?" Tanya Guanlin dengan sabar.

"Kak Chanyeol minta kita buat gantiin mereka dateng ke acara sekolah Sherin!" Sungut Felix. Terlalu sebal ia dengan Guanlin yang tak mau melepas pelukannya.

"Ooh, gitu" Guanlin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Ya, gitu! Sekarang lepas! Aku mau nyuapin Sherin, Guaaan!" Rengek Felix. Sekali lagi tangannya mendarat kencang di pundak pacarnya.

Cup!

"Sana suapin, Sherin! Buatin aku bekal roti panggang sekalian ya! Aku makan di mobil aja nanti. Takut nggak keburu" Guanlin melepas lilitan tangannya di pinggang Felix setelah mendaratkan kecupannya di bibir pacarnya yang kini membelalakan matanya terkejut.

Guanlin mengangkat Felix turun dari pahanya lalu merangkak turun dari kasur sebelum pergi kekamar mandinya meninggalkan Felix yang masih saja terbengong diranjang Guanlin.

"Ah, iya. Jangan pake liptint setebel itu kalo nggak sama aku. Aku nggak rela berbagi cantik kamu sama orang lain" ucap Guan sebelum menutup pintu kamar mandi.

Pipi Felix memanas. Ia yakin ia hanya pakai bedak dan liptint tadi. Ia sedikitpun tak membubuhkan blush on dipipinya. Tapi kini, ia bisa melihat semburat kemerahan di pipi gembulnya dari kaca dialmari Guanlin.

"Ck! Guanlin sialan!" Umpat Felix dengan bibir yang mengulum senyum senang.

Felix berjalan keluar dari kamar Guanlin untuk turun ke ruang makan menyusul keponakannya yang menunggunya untuk disuapi. Felix membayangkan jika aktifitas pagi seperti ini yang akan ia lakukan saat menikah dengan Guanlin nanti. Felix jadi tak sabar ingin jadi nyonya Lai.

***
**
*
*TBC*