10

3K 498 90
                                    

Felix mendial nomor Guan sekali lagi. Ini sudah yang ketiga puluh kalinya kalau Felix tak salah menghitung. Tapi lelaki tinggi itu sama sekali tak mengangkat pangglan telfonnya. Atau hanya sekedar membalas pesannya sekedarnya pun tidak.

"Guan, kemana sih! Udah jam berapa juga ini!"

Kalau saja Felix tak mempunyai jadwal ujian hari ini, Felix tak perlu sepanik ini. Bahkan Felix hanya punya waktu 20 menit dari sekaramg sebelum ujiannya berlangsung.

"Bodo ah!"

Akhirnya, Felix memutuskan untuk nerangkat sendiri. Ia tak mau berakhir tak boleh mengikuti ujian dan mendapatkan nilai F.

***
**
*

Felix menelungkupkan kepalanya di meja Gazebo dengan lesu. Ia memang masih boleh mengikuti ujian. Tapi karena kelelahan berlari dari gerbang kampus depan, Felix jadi melupakan materi yang telah ia hafal semalaman.

"Lix, ini si Guan lagi jalan sama Baejin ke pantai ya? Pantesan si Guan nggak nganterin kamu!" Daehwi, sahabat Felix memamerkan postingan instagram Baejin dengan foto Guanlin.

Felix natap datar updatean baejin di hp daehwi. Darahnya sudah semakin mendidih.

Baejin itu mantan pacar Guanlin saat mereka SMA. Walaupun mantan, Guanlin masih saja sangat memperhatikan Baejin. Karna memang kondoso fisik Baejin memang sangat lemah. Orang tua Baejin sendiri yang menitipkan anak mereka pada Guan.

Guan selalu mendahulukan kepentingan Baejin dibanding Felix yang motabene pacar Guan sekarang. Saat bersama Felix pun saat Baejin meminta sesuatu, pasti akan selalu dituruti Guan hingga lelaki itu rela meninggalkan Felix. Tapi Felix masih sabar. Karena ia juga tau kondisi fisik Baejin.

Tapi hari ini ia bemar-benas suadah tak tahan. Ia juga ingin seperti pasangan lainnya yang menjalin hubungan tanpa bayangan masa lalu mereka.

"Makanya kalo guan nggak bisa jemput tuh set alarm. Jadi telat kan!" Omel Daehwi yang masih tak tau kondisi perasaan Felix yamg sudahntak karuan rasanya.

"Berisik, Hwi!" Felix menggendong tasnya lalu turun dari Gazebo.

"Eh, mau kemana kamu?!" Tanya Daehwi dengan heran.

"Balik. Nyiapin remidian" balas Felix dengan kepal tertunduk lesu.

Ya, karena ujianya dapat nilai D, Felix harus menyiapkan remidial berupa makalah untuk dikumpulkan lusa. Bagaimana Felix tambah tak enak hati kalau begini, kan?

"Yaudah ati-ati, Lix" teriak Daehwi dengan setengah berteriak.

***
**
*

Felix menarikan jemarinya di atas keyboard laptopnya untuk menyalin kata demi kata yang ia salin dari buku dipangkuannya. Matanya sudah pedas sekali karena sejak siang dia tak berhenti memperhatikan layar laptopnya.

Mata Felix menoleh sedikit pada jam digital di layar laptopnya. Jam 9 malam. Dan Guan masih tak memberinya kabar sama sekekali.

Satu hal lagi yang membuat Felix kecewa pada lelaki itu. Guan melupakan janjinya untuk mengajak Felix merayakan anniversary mereka yang ketiga tahun tepat hari ini.

"Udah lah, Lix! Ngapain juga dipikirin" Gumam Felix pada dirinya sendiri sampai ia tak tau ada seseorang yang masuk ke dalam kamar kosnya.

"Mikirin apa?" Tanya seseorang yang sejak tadi memenuhi pikiran Felix.

Felix bergeming walau sempat menghentikan ketikannya di keyboard laptop. Tak lama, lalu ia lanjut lagi mengetik.

"Udah makan?" Tanya Guan yang kini duduk di atas ranjang Felix dengan Felix yang duduk di depan kuris belajarnya.

THE LITTLE THINGS {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang