2

4.1K 673 60
                                    

Guanlin membenarkann letak topi hitamnya yang sedikit menghalangi jangkauan pandangannya. Tak lucu kan kalau Guanlin yang terkenal ganteng satu kampus, jatuh tersandung. Mau ditaruh mana muka ganteng Guanlin.

Guanlin melangkahkan kakinya mendekati objek yang ia cari sedari tadi. Untung saja tak butuh waktu lama untuk menemukan segumpal Felix yang duduk di gazebo fakultasnya lengkap dengan buku dan kertas yang berserakan disekitarnya.

Bahkan Guanlin sangsi pacarnya itu sempat mandi atau tidak tuga hari ini melihat rambut karamelnya yang kusut seperti sarang burung layang-layang yang ada di atas pohon mangga didepan rumahnya.

"Nih!"

Guanlin meletakan plastik transparan berisi tupperware berwarna pink dan juga sebotol air putih yang masih hangat didalam botol tupperware juga, didepan meja yang dipakai pacaranya itu untuk mengetik.

Felix mengangkat kepalanya yang sudah terasa kaku sekali akibat ia yang sejak entah kapan terus menundukan kepalanya untuk menyalin materi didalam buku yang ada dipangkuannya kedalam laptop didepannya.

"Eh? Guan?" Felix mengerjabkan matanya yang memanas akibat terlalu lama menatap layar laptop didepannya.

"Ck! Tuh kantung mata!" decak Guanlin.

Felix meraba kantung matanya sendiri yang bahkan ia tak sadar telah berubah warna menjadi seperti mata boneka panda milik keponakannya yang masih balita.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Felix yang masih linglung.

"Masih nanya lagi!" sewot Guanlin.

Guanlin bertanya-tanya sendiri sudah berapa lama pacarnya kurang tidur sampai membuat kepalanya makin kosong begini.

"Maaf, maaf, aku kurang fokus" balas lirih Felix dengan suaranya yang Guan baru sadar terdengar serak. Guanlin jadi tak tega dibuatnya.

"Nih, makan dulu. Biar fokus lagi!"

Guanlin membukakan kotak makanan yang ia bawa untuk Felix, sekaligus membuka air minumnya sekalian.

"Kamu bawa dari rumah?" Felix meletakan pena yang dia genggamnya sekaligus menutup buku yang ada di pangkuannya.

Air liurnya mengalir begitu bau wangi nasi goreng masuk ke indra penciumannya. Mana bisa Felix membagi perhatiannya pada makanan kesukaanya.

"Iya. Mama yang masakin" Guanlin menggeser nasi goreng kedepan Felix lalu memberikan sendok ke tangan pacarnya.

"Habisin!" Ucap Guanlin begitu melihat Gelix mulai memasukan sesuap nasi goreng buatan Mama nya kedalam mulut mungilnya.

"Bilangin makasih ya ke Tante" ucap Felix diiringi lengkungan cantik di matanya. Kan Guan jadi lemah jantung dibuatnya.

"Masih banyak banget yang harus dikerjain?" Guanlin menggeser laptop Felix ke arahnya.

Kepala Guanlin berdenyut begitu melihat deretan kalimat dengan bahasa entah apa dilayar laptop Felix.

"Enggak sih. Tinggal bikin laporan doang. Nih, udah bab 3. Bentar lagi kelar" tunjuk Felix dengan dagunya.

"Dikumpulin kapan emang?" Guanlin menoleh ke samping, menatap lekat pacarnya.

"Hari Rabu" balas singkat Felix sebelum meminum air hangat di botol tupperware.

Felix mendesah lega begitu tenggorokannya tak seret lagi. Tangannya lalu menyuapkan lagi sesendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya.

Guanlin melihatnya hanya bisa menahan senyumnya dengan satu tangan yang ia tekuk diatas meja untuk menjadi sandaran dagunya.

"Udah berapa hari nggak tidur?" Guanlin menyentuh kantung mata Felix yang menghitam dengan ibu jarinya.

"Tidur kok" balas Felix sambil mengunyah.

"Berapa jam per hari?" Selidik Guanlin yang kelewat tau kebiasaan buruk pacarnya.

"Tiga" ucap Felix yang melirik takut-takut pada Guanlin.

"Ck! Buruan kelarin! Habis itu hibernasi sana!" Omel Guanlin.

Kan? Benar apa yang ditebak Guanlin. Kalau sudah sibuk Felix itu akan lupa semua hal. Apa lagi kesehatannya.

"Numpang tempat kamu ya, hibernasinya. Kalo di kos bukannya tidur, malah di ajak ngerumpi Daehwi sama Jisung yang ada" Sungut Felix. Punya dua teman kos yang hobi ngerumpi memang ada enak dan tidaknya.

"Yaudah ntar malem aku jemput"

"Kok ntar malem?" Felix mengerutkan keningnya. Felix kan belum bisa memastikan laporannya sudah jadi atau belum nanti malam.

"Aku bantuin. Biar cepet kelar" balas Guanlin yang tak tega melihat pacaranya sudah 11-12 dengan mayat hidup.

"Huhuuu makasih Guan ku"

Felix melingkarkan tangannya di pinggang Guanlin, sementara wajahnya bertumpu di pundak Guanlin. Wajah Felix jadi dekat sekali dengan garis rahang Guanlin.

"Ini di kampus. Lepasin!" Ucap datar Guanlin.

"Iya, iya. Yaudah kamu tungguin aku selesai ngerjain bab tiga bentar yah, abis itu anter aku ke kos baru deh ke rumah kamu" ucap Felix dengan cepat tanpa jeda.

Nah kan, mulai bawel lagi Felixnya. Sabarkan saja Guanlin sebagai pacar yang merangkap jadi pesuruh begini.

"Ck! Iya, iya. Udah sana makan. Ini aku ketikin. Kamu bilang aja mau nulis apaan" jari Guanlin mulai bersiap diatas keyboard laptop Felix.

"Siyap bos!" Ucap Felix sebelum memasukan sesendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya.

"Hadeehh.. ngebabu lagi deh ujung-ujungnya" batin Guanlin. Budak cinta Felix 2019.

***
**
*
*TBC*

THE LITTLE THINGS {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang