18

2.4K 350 22
                                    

"Gu, ini minum dulu!"

Guanlin yang tadinya tiduran diatas rumput buru-buru bangun lalu mengambil segelas orange jus dingin digelas yang Felix sodorkan padanya.

Bahkan ia tak sempat berucap terimakasih pada Felix karena tenggorokannya sudah kelewat haus berkat dua jam ia habiskan untuk membantu Papanya membersihkan taman belakang rumah mereka.

"Pelan-pelan, Gu! Nanti kamu kesedak!" Felix mengusap jus jeruk yang tumpah di leher pacarnya.

Guanlin menyerahkan gelas kosong bekas jus jeruk pada Felix.

"Mau di ambilin lagi?" tawar Felix yang berjongkok didepan Guanlin.

Guanlin mengangkat tangannya lalu mendaratkannya di atas kepala Felix. Sedikit mengacak, Guanlin membuat rambut karamel Felix yng tadinya rapi kini terlihat sedikit berantakan.

"Nanti aja. Bentar lagi kelar kok. Udah selesai masaknya sama Mama?" Guanlin kembali berdiri lalu mengabil gunting rumput yang tadiia letakan dipinggirnya.

Felix dengan telaten mengibas kaos coklat Guanlin yang kotor karena tanah yang menempel dari rumput yang tadi ditiduri Guanlin.

"Udah kok. Tinggal nunggu kamu selesai beberes sama mandi aja, abis itu kita makan deh. Oh, Papa kayaknya udah mandi deh kayaknya" Felix mengelap keringat yang hampir menetes dari dagu Guanlin.

"Tunggu bentar ya. Dikit lagi selesai kok ini" Guanlin mengangkat tempat sampah yang penuh dengan tumpukan daun palem dan rumput.

"Mau dibantu Gu?" tawar Felix yang kasihan melihat pacarnya sudah kelelahan.

"Bantuin aku siapin baju aja, gih! Abis buang sampah aku langsung mandi kok. Sana!"

Tak butuh di perintah dua kali, Felix langsung berlari masuk ke rumah. Melihat Felix masuk, Guanlin terkekeh kecil. Pacarnya lucu sekali.

Kadang Felix terlihat dewasa dengan pikiran matangnya yang membuat semua orang terpaku dengan ide-ide yang tak pernah mereka pikirkan tapi keluar dari bibir mungil Felix.

Tapi juga, Felix terkadang terlihat seperti anak kecil yang minta perlindungan padanya. Membuat Guanlin harus pasang badan dan mau saja menuruti Felix tanpa syarat.

***
**
*

"Fel? Kok lari-lari? Kenapa?" Tanya Luhan begitu Felix datang ke dapur lalu menaruh gelas kosong dengan berlari kencang.

Membuat Luhan yang menuangkan sayur dari panci ke tempat sayur, mengalihkan pandangannya pada Felix.

"Nggak papa kok, Ma. Felix ke kamar Gu bentar ya, Ma. Felix siapin baju ganti Guanlin bentar aja, abis itu Felix bantuin Mama nata meja" ucap Felix sebelum lanjut berlari, meninggalkan Luhan yang menahan senyumnya.

Luhan terkekeh kecil setelah Felix pergi. Calon menantunya itu benar-benar paket komplit yang pas untuk anaknya. Sudah manis, baik, pintar masak, pandai, baik padanya dan suaminya, dan yang pasti mencintai anaknya yang sangat cuek.

Tak salah Luhan sangat menginginkan Felix untuk menjadi menantunya, kan? Mana ada yang bisa menolak Felix?

"Ma? Ngapain sih senyum-senyum sendiri?" Tanya Sehun yang baru keluar dari kamarnya.

"Hehe, Felix lucu banget ya Pa. Mama jadi pengen cepet-cepet nikahin Guan sama Felix deh"

Sehun menggaruk rambutnya yang masih setengah basah, tak tahu cara membalas ucapan istrinya. Sudah beratus kali Luhan selalu mengatakan hal itu padanya. Sehun sih senang-senang saja. Sehun juga sama sayangnya kok pada Felix seperti yang Luhan rasakan.

THE LITTLE THINGS {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang