7

3K 490 34
                                    

Felix memasang wajah bosannya. Dagunya bertumpu malas di atas telapak tangan kanannya sendiri. Ia mencoba memfokuskan perhatiannya pada penjelasan dosen didepan kelas.

Disamping Felix, Daehwi menguap untuk kesekian kalinya dalam kurun waktu satu jam ini. Felix masih lebih mendingan dari pada Mark yang duduk di bangku sebelah kiri Felix. Lelaki itu sudah menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan. Terangan-terangan sekali memperlihatkan pada dosen jika ia bosan.

Drrrtt~

Felix menggeser lockscreennya saat nama Guanlin muncul di pop up pesan di layar ponselnya.

From: Gulali 🍭❤
Aku di tempat parkiran. Kabarin aku kalau udah selesai.

Felix tersenyum riang. Padahal ia tak meminta pacarnya itu menjemput. Kan Felix jadi makin sayang pada Guanlin kalau pacarnya perhatian begini.

Felix menarikan jemarinya di layar ponselnya untuk membalas pesan pacarnya dengan nada semanis mungkin yang ia bisa.

To: Gulali 🍭❤
Uwuuu~ pacar ku manis sekali sih! Nanti aku kasih hadiah kecup sebanyak yang kamu mau ya. Sampai nanti permen Gulali ku. Wuf u 😘❤❤

Felix memasukan ponselnya lagi ke kantong celananya. 10 menit lagi jam tambahan akan selesai. Ia akan bersabar kok. Nanti setelah selesai kuliah, ia akan berlari kencang ke parkiran lalu menciumi wajah ganteng pacarnya sebanyak mungkin.

"Hehehe" memikirkannya saja membuat Felix senyum-senyum sendiri seperti perawan kasmaran. Padahal kan Felix perjaka. Bukan perawan. Yah, walaupun masih sama-sama rapat belum terjebol sih.

"Astaga! Otak ku!" Felix menepuk dahinya sendiri setelah fikiran kotor sekilas melewati otak pintarnya.

Gara-gara Daehwi sih tadi memamerkan video Minhyun yang melepas bajunya. Duh, kan perut Guan sama-sama punya roti sobek seperti milik Minhyun. Felix jadi pengen memegang kan jadinya.

"Ngapain sih, Lix?" Tanya Daehwi yang sedari tadi memperhatikan tingkah random sahabatnya.

Felix menggelengkan kepala menjawab Daehwi. Ia takut jika membuka mulut, suaranya terdengar bergetar saking senangnya.

"Baiklah, pertemuan untuk hari ini cukup. Kita lanjutkan materi selanjutnya di pertemuan minggu depan. Permisi" ucap Profesor Donghae sebelum melangkahkan kakinya keluar ruang kelas.

Felix memasukan sembarangan buku note, makalah, buku literasi kedalam tas punggungnya. Daehwi sampai ngeri dengan polah Felix.

"Lix, mau nebeng nggak? Mumpung aku lagi bawa mobil kakak sepupu aku nih" Daehwi memutar kunci mobil kakak sepupunya.

"Yaah, lain kali aja deh Hwi. Ada Guanlin yang jemput soalnya" tolak Felix.

"Lah, tumben si Guan mau jemput kamu kalau ada kuliah malam dadakan gini? Kenapa tuh orang?" Daehwi heran.

Biasanya Guan paling anti jika disuruh menjemput Felix jika ada kuliah malam. Malas katanya. Tapi begitu melihat pelototan ganas Mama nya, mau tak mau Guanlin menurut.

"Paling di pelototin Mama lagi, Hwi. Hahaha. Biar tau rasa itu si Guan!" Tawa Felix disambung tawa Daehwi.

"Yaudah sana ke parkiran. Ntar si Guan ngomel-ngomel karna kamu kelamaan!" Daehwi mendorong bahu sahabatnya untuk keluar dari kelas.

"Kamu nggak ke parkiran?" Tanya Felix.

"Aku parkir di belakang. Tadi pagi kan hujan. Males basah-basahan kalo parkir depan. Nggak ada kanopinya sih" sungut Daehwi.

"Yaudah, sampai besok Hwi sayaang. Bye-bye!" Felux melambaikan tangannya riang pada Daehwi yang juga melambai kan tangan pada Felix.

Kaki Felix melangkah ringan melewati koridor-koridor yang mulai sepi. Tak terlalu sepi juga sih. Masih ada beberapa mahasiswa sepertinya yang berlalu-lalang. Maklum sih, jam sudah menunjukan pukul setengah 9 malam.

Mata Felix berbinar saat melihat punggung Guanlin yang duduk di atas kap mobil dengan posisi membelakanginya. Dari belakang saja Guanlin sudah terlihat ganteng dengan jaket boomber putih yang dipakainya.

"GUANLIN!" Teriak heboh Felix.

Merasa terpanggil, Guanlin membalikan badannya ke arah Felix. Felix melambai heboh padanya seperti anak kecil.

"Apa banget sih lambai-pambai kayak bocah!" Gumam Guanlin. Tapi Guanlin tetap membalas lambaian tangan Felix dengan diikuti senyum terbaiknya.

"Astagaaa, liat deh! Ganteng banget!"

"Mamaa.. anak mu disenyumin malaikat, mamaaa"

"Ya Tuhan, kok ada sih makhluk mu yang setampan ini?"

"Itu namanya siapa sih? Ganteng banget astagaa"

Felix merengut. Ia mendengar semua mahasiswi juga mahasiswa genit yang berbisik soal pacar gantengnya. Enak saja mereka ikut menikmati senyum ganteng Guanlin yang jarang Felix lihat.

"Ish! Tebar pesona banget sih dasar!" Sungut Felix pada Guanlin.

Felix menghentakan kakinya berjalan mendekati Guanlin yang berdiri di samping pintu mobil penumpang.

"Kenapa bibir maju begitu? Minta dicium?" Ucap Guanlin yang merasa janggal dengan tingkah Felix yang berubah dalam hitungan detik saja.

Tadi kayak bocah, sekarang kayak maung!

"Nggak usah ngomong sama aku!" Felix menggeser badan bongsor Guanlin yang menutupi pintu.

Hampir saja Guanlin terjengkang kalau saja refleknya buruk. Walaupun uke, Felix tetap saja laki-laki yang punya energi besar untuk membuatnya terguling dengan dorongan sekencang tadi kan.

"Kenapa sih?" Tanya Guanlin saat setelah memasuki mobil.

Guanlin memasang sabuk pengamannya sendiri lalu setelahnya menghidupkan mesin mobil.

Felix tetap diam. Bibirnya masih mengerucut maju kedepan dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada. Mulutnya menolak mengucap sepatah katapun pada Guanlin.

"Yaudah kalo nggak mau ngomong. Bodo amat!" Ucap cuek Guanlin.

Selam perjalanan hanya suara radio yang menemani mereka. Felix yang masih tetap kesal dan menolak bicara pada Guanlin. Dan juga Guanlin yang terlalu malas mencari tau apa yang membuat pacarnya bertingkah absurd begitu.

Mobil Guanlin berhenti tepat didepan gerbang kos Felix. Guanlin mematikan mesin mobilnya, menunggu Felix keluar dari dalam mobil.

"Ngapain sih? Udah sampe!" Guanlin mengingatkan. Baik, kan Guanlin? Masih mau mengingatkan Felix yang takutnya lupa alamat kosnya sendiri.

"Kamu kenapa sih gantengnya nggak bisa disimpen buat aku aja? Kenapa harus orang lain lihat juga? Kan mubadzir jadinya! Aku nggak suka!" Protes Felix.

Guanlin menghela nafasnya panjang. Punya pacar manja plus gila memang harus banyak-banyak bersabar. Kalau Guanlin tak sabar, sudah dia gilas Felix pakai ban mobilnya. Eh, jangan deh. Kan Guanlin sayang.

"Nggak usah aneh-aneh! Ayo turun! Aku nginep!" Guanlin mengambil tas punggung Felix lalu keluar mobil terlebih dahulu.

Mendengar pacaranya mau menginap malam ini, seketika mood Felix up lagi. Kesal Felix seketika mengembun.

"Yes!! Bisa peluk sampai pagi!"

***
**
*
*TBC*

*******TBC*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE LITTLE THINGS {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang