"Kalo pacarnya di godain orang lain marah kek!"
"Biar apa?"
"YA BIAR NGGAK DI GODAIN LAGI, LAH! GIMANA SIH?!"
.
.
.
.
Little things about Him..
Guanlin & Felix
Warn!
Fujo area!
BxB!
Crack Pair!
"Gu, bangun, Gu! Udah jam 8! Kamu ada kuliah jam 10, kan?" Felix menepuk lembut pipi Guanlin yang tidur dengan pose tengkurap di kasur kos Felix.
Semalam setelah menjelaskan kesalahan Felix, Guan menuruti kemauan pacarnya untuk menginap. Ia tau, hati Felix masih tak tenang. Makanya, semalan ia memeluk badan mungul pacaranya yang sesekali masih terisak saat terbangun dari tidurnya. Hasilnya, Guanlin jadi bangun kesiangan hari ini.
"Hhh.. jam berapa?" Tanya Guanlin dengan suara serak bangun tidurnya.
Felix tersenyum kecil melihat Guanlin yang bergelung memeluk pingganganya. Bahkan, Guanlin kini menjadikan paha Felix sebagai bantal tidurnya. Tangan mungil Felix bergerak menyisir lembut rambut berantakan Guanlin.
Dalam setengah sadarnya, bibir Guanlin tertarik ke atas. Ia selalu suka saat Felix mengelus rambutnya. Terasa lembut dan menenangkan. Guanlin rindu sekali dengan momen seperti ini.
"Jam 8, Gu. Bangun, gih! Mandi! Aku siapin sarapan sama bekal buat kamu makan entar siang, yah?" Felix mencubit kecil hidung mancung Guanlin yang tepat berada di perutnya yang terlapisi kaos abu-abunya.
"Udah siap jadi istri, ya? Mau aku sah in sekarang aja, apa?" Goda Guanlin masih dengan mata yang tertutup.
Felix memukul pelan bahu guanlin. Pipi Felix memanas. Membayangkan dirinya menjadi istri Guanlin adalah hal yang sering Felix lakukan selama ia berpacaran dengan si lelaki tiang listrik ini.
"Lulus dulu! Kerja, baru deh halalin aku. Sekarang, bangun gih! Aku mau masak!" Tangan Felix menggapai-gapai tangan Guanlin yang memeluk pinggangnya erat untuk dilepaskan.
Guanlin menggeliatkan badannya yang terasa kaku hingga sendi-sendirinya terdengar bergemeletuk. Setelahnya, Guanlin menyempatkan diri membenamkan wajahnya di perut rata pacarnya.
"Guan! Hahaha, geli!" Felix menggapai-gapai wajah ganteng pacarnya yang membuat perutnya kegelian.
Guanlin tersenyum puas setelah melepaskan wajahnya dari perut Felix. Kedua tangannya melepas pinggang pacarnya sebelum akhirnya ia turun dari ranjang dan masuk kedapam kamar mandi.
Felix menggelengkan kepalanya, ia tatap punggung lebar pacarnya hingga pintu kamar mandi tertutup. Ia baru tau, jika Guan juga mempunyai sisi manja dan jahil seperti ini. Jika bisa, Felix ingin melihatnya setiap hari. Ia janji taka akan pernah bosan.
"Gu, baju ganti kamu aku taruh di atas kasur ya" teriak Felix agar pacarnya dengar.
"Taruh aja" balas Guanlin dari dalam kamar mandi diiringi suara gemericik air.
Setelahnya, Felix membuka pintu kamarnya untuk berjalan ke dapur kos. Ia berencana membuat nasi goreng kornet untuk sarapan mereka berdua. Juga sosis goreng untuk dibawa Guanlin ke kampus.
Hari ini Felix libur. Ia berencana membantu Luhan di cafe. Sudah lama ia tak bertemu dengan calon ibu mertuanya itu. Felix jadi kangen.
*** ** *
Guanlin mengecup pipi kiri pacarnya sebelum tangan mungul Felix menggapai handle pintu mobilnya. Tangannya mengelus lembut surai karamel Felix.
"Nanti nginep di rumah aja ya, Lix! Aku masih kangen" ucap Guanlin diiringi senyum lembut dan tatapan intensya yang tepat menatap kedua mata bening pacarnya.
"Iya, Guan. Nanti aku ikut pulang Mama" tangan Felix terangkat merapikan rambut Guan yang sedikit acak-acakan di bagian depan.
"Nanti aku abis kuliah langsung jemput kalian deh. Jangan pulang dulu sebelum aku datang yah" Guanlin sekali lagi mengecup kening Felix. Kali ini lebih lama seakan ia tak akan bertemu Felix dalam waktu yang lama.
Berlebihan, kan?
"Udah sana berangkat, Gu! Nanti kamu telat!" Felix mendorong lembut lengan Guanlin.
"Oh, ya, jangan lupa dimakan ya bekalnya!" Ucap Felix setelah berhasil turun dari mobil Guan.
"Iya, iya" Guanlin menyunggingkan kedua sudut bibirnya membentuk senyuman kecil.
"Sampai nanti, Gu!" Felix melambaikan tangannya setelah menutup pintu mobil pacarnya.
"Sampai nanti, sayang" ucap Guan setelahnya menancap gas mobilnya meninggalkan halaman cafe milik mamanya.
Felix mematung. Baru kali ini Guan memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Hati Felix berdebar dua kali lebih cepat. Pipi bertabur bintangnya memanas. Guanlinnya berubah. Berubah lebih mencintainya kini. Dan Felix harus sangat-sangat bersyukur akan hal itu. Tandanya, Felix tak lagi harus merasa bertepuk sebelah tangan.
"Sampai nanti, sayang" cicit Felix dengan kedua sudut bibir yang membentuk baris senyuman cantik.
*** ** * *TBC*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.