19

2.1K 334 65
                                    

Klining~

Kepala Felix menoleh ke arah pintu kaca yang baru saja terbuka lalu tertutup kembali. Lonceng perak yang tergantung bersama dengan tulisan 'Open' masih berdering tipis.

Bibir Felix tertarik ke atas, tersenyum ramah pada pelanggan pertama Your's, cafe yang didirikan Felix dengan Mark, sepupunya. Felix pada bagian manajemen, dan Mark bagian dapur. Cafe yang sudah lama menjadi impian dua saudara sepupu itu.

"Fel" Panggil Mark dari dapur, lengkap dengan apron coklatnya yang melingkar di pinggang sepupu tampannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Fel" Panggil Mark dari dapur, lengkap dengan apron coklatnya yang melingkar di pinggang sepupu tampannya itu.

"Fel" Panggil Mark dari dapur, lengkap dengan apron coklatnya yang melingkar di pinggang sepupu tampannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hm?" Gumam Felix.

Mark mendekat pada adik manisnya. Tangan putihnya semakin putih terbalut adonan tepung yang baru selesai diadoninya.

"Stock bubuk coklatnya cuma ada 5 kilo hari ini. Nanti habis kamu selesai bikin realisasi, tolong beliin lagi di toko Apolo ya, Fel. Yang di Rawamangun aja tapi" ucap Mark.

"Loh, bukannya kemarin kakak katanya mau beli?" Kening Felix mengernyit kebingungan.

"Kemarin cuma tinggal 5 kilo doang di Mampang. Mas Yoga nyuruh Kakak buat ambil di Rawamangun aja katanya. Tapi kemarin Kakak nggak sempet karena mau ambil sample gelas baru kita"

Setiap hari, Your's harus menyediakan bubuk coklat paling sedikit 15 kilo untuk dua menu andalan mereka. Ice choco cheese bland dan lava dark choco cheese cake. Hampir semua pengunjung yang datang selalu meminta dua menu favorit itu.

Sentuhan tangan Mark pada makanan memang tak main-main. Sejak kecil, Mark sudah sangat pandai meracik bahan-bahan menjadi makanan dan minuman yang lezat. Makanya, Mark rela pergi jauh ke Perancis untuk sekolah masak.

Saat pulang, ia menarik sepupu cantiknya untuk mewujudkan impian mereka saat mereka kecil. Mendirikan cafe milik mereka sendiri. Dan kini, selama dua tahun setengah berjalan, cafe mereka menjadi salah satu cafe sukses Jakarta. Bahkan, baik Felix maupun Mark sudah sering diundang ke berbagai seminar untuk entrepreneur muda sukses. Felix sangat bangga pada dirinya sendiri tentu saja.

"Yaudah, nanti Felix beliin Kak. Mau aku beliin 10 kilo aja apa mau sekalian banyakan? Buat jaga-jaga kalo di Mampang masih kosong besok?" Tawar Felix. Tangannya menutup buku realisasi penjualan minggu lalu di meja kasir yang berseberangan langsung dengan pintu dapur.

THE LITTLE THINGS {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang