Part 23

275 14 0
                                    

Suasana kantin kini sedang ricuh semua penghuni kantin mengelilingi empat orang gadis yang berada di tengah tengah kantin tersebut

Banyak yang menatap nanar gadis yang tersungkur dilantai saat ini,ini udah biasa dilihat oleh semua murid

Dimana seorang Syena dan kedua sahabatnya sedang membuly gadis cupu,siapa lagi kalau bukan Yeri,karena hanya dialah gadis cupu yang ada disekolah ini

"Gue kan udah peringatin ke lo,kalau jangan pernah DEKETIN NESYA"Bentak Syena sambil menarik ujung rambut yeri yang sekarang sedang menangis teraung raung di lantai

"Jangan belagu lo jadi cewek cupu"timpal salah satu sahabat Syena

"Am-pun kak"ucap Yeri gelagapan

"Cabut"ucap Syena lalu pergi diiringi oleh kedua sahabatnya

Setelah itu semua siswa pun kembali bubar,dan meninggalkan Yeri seorang diri duduk dilantai

"Yer?kamu kenapa"ucap Nesya yang baru saja datang

Nesya memang tadi melihat semua siswa berkumpul tapi,saat ia melihat ia lansung kaget melihat sahbatnya Yeri duduk dilantai tanpa ada yang membantunya

"Aku ngak papa kok"ucap Yeri sambil tersenyum

"Aku bantu yah,mending kamu ganti baju duluh,kamu deluan ke toilet biar aku ke koperasi"ucap Nesya sambil membantu Yeri berdiri

Lalu setelah itu Yeri pun berjalan ke arah toilet sambil menunggu Nesya yang sedang berjalan menuju koperasi membeli seragam untuknya

♡♡♡

"Bu?seragam lengkapnya satu yah"ucap Nesya lalu wanita itu pun mengambil seragam satu set untuk Nesya kedalam sebuah ruangan

"Bu?pulpen satu"ucap seorang pria

Nesya merasah femiliar dengan suara itu lalu ia pun membalikan kepalanya ke arah samping dan tepat disaat pria itu menatapnya balik

"Gibran?ngapain?"ucapnya polos

"Lo ngak denger gue mau beli pulpen?atau lo ngak denger karena terpaku lihat ketampangan gue?"goda Gibran

Sedangkan Nesya cuma memutar bola matanya malas sambil menahan malunya karena pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutnya itu

"Gini yah,kamu kenapa ngak ke koperasi gedung ipa?"ucap Nesya membenarkan omongannya

"Pulpennya habis"ucap Gibran

Lalu wanita tadi pun menghampiri Nesya dan menyodorkan sebuah seragam ke arah Nesya

"Berapah Bu?"ucap Nesya

"70 ribu Non"ucap wanita tersebut lalu Nesya pun mengeluarkan uang biru selembar dan juga uang hijau selembar di sakunya

"Makasih bu"ucapnya lalu wanita tadi pun kembali masuk mengambilkan pulpen untuk Gibran

"Udah mau masuk Nes?"ucap Gibran

"Iya soalnya Yeri udah nunggu,deluan yah Gib"ucap Nesya sambil tersenyum lalu pergi

Gibran menatap punggung Nesya yang mulai menghilang tanpa sadar sudut bibirnya melengkung ke atas

"Cie..deng Gibran,suka yah sama Non Nesya?"goda wanita tersebut

Yah wanita itu memang sudah mengetahui nama semua siswa apalagi siswa yang selalu berkunjung di koperasi yang ia jaga sekarang

Gibran yang mendengar itu pun lansung tersentak dan memudarkan kembali senyumannya

"Apaansih bu,yaudah saya deluan yah nih uangnya bu makasih"ucap Gibran sambil menyodorkan uang Lima ribu disaat wanita itu memberinya tiga buah pulpen lalu pergi tapi langkahnya tiba tiba terhenti disaat wanita tadi memanggilnya

"Deng Gib tapi..."

"Udah Bu,kembalinya ambil aja ini kan juga cuma harga seribuan"ucap Gibran lalu melangkah pergi lagi tapi lagi lagi langkahnya terhenti disaat wnaita tadi menghentikan langkahnya lagi

"Kan saya sudah bilang bu kembalinya ambil aj..."

"Uangnya kurang deng Gibran"geram wanita tersebut

Sedangkan Gibran cuma mengaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil mengeluarkan selembar uang seribu dan memberinya ke wanita tadi lalu pergi dengan muka malu,ia tidak menyadari jika pulpennya seharga tiga ribuan

♡♡♡

Setelah Nesya menunggu Yeri berganti seragam mereka pun kembali ke kelas karena bel memang sudah berbunyi

Kini Nesya dan Yeri berjalan dengan kawatir pasalnya mereka hanya takut dihukum oleh guru yang mengajar dikelasnya yang tak lain adalah Bu Saras guru BK sekaligus pengganti guru sementara yang sedang melahirkan kemarin

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu tersebut membuat sebagian murid yang mencatat menatap ke arah pintu begitupin dengan Bu Saras yang tadi sedang menulis dipapan

"Kalian?dari mana aja?"ucap Bu Saras tegas

"Maaf Bu saya tadi menemani Yeri mengganti pakaiannya"ucap Nesya sambil menundukan kepalanya

"Kalian saya hukum hormat di tiang bendera sampai jam ibu selesai"ucap Bu Saras

Lalu dengan terpaksan Nesya dan Yeri pun berjalan ke arah lapangan

Sesampainya mereka dilapangan mereka lansung saja menggerakan telapak tangannya dan mendongakan kepalanya ke atas

"Maaf yah Nes gara gara aku kamu dihukum gini"ucap Yeri merasah bersalah

"Ngak papa kok"ucap Nesya dambil tersenyum

Tiba tiba saja Yeri melotot dan raut wajahnya kini sedang panik,bukan karena Nesya yang mudah sekali memaafkannya tapi karena darah yang keluar dari hidung Nesya hingga teriakannya yang begitu kencang hingga membuat sebagian kelas keluar dan menghampiri lapangan

Bruuk...

"NESYAAAA"Teriaknya

Jangan lupa vote🌺 

I'M SORRY(I LoVe YoU) ( Proses Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang