Karina mengayun-ayun pelan kakinya karena kursi itu lebih tinggi, kakinya tak sampai menyentuh lantai. Matanya melirik kanan dan kiri. Dia bosan menunggu mama dan papanya yang tengah bicara dengan dokter. Matanya melihat tv yang ada di dinding.
"Seorang perempuan lagi-lagi ditemukan tewas dengan pakaian yang tidak lagi utuh. Di duga korban di perkosa terlebih dahulu sebelum di bunuh. Di temukan luka tusuk pada sekujur tubuh, menurut ahli itu bukanlah tusukan dari sebuah pisau, melainkan sebuah gunting."
Karina merinding mendengar berita itu. Belakangan ini banyak sekali pembunuhan yang terjadi, dan korbannya selalu perempuan. Bahkan mayat yang kemarin Karina lihat pun perempuan.
Dia merasa harus lebih berhati-hati jika berada di luar rumah, apalagi jika sendiri.
"Karina." Panggil seseorang. Perempuan itu buru-buru menengok.
"Udah, pulang yuk!" Ajak Elina.
Anak itu langsung menghampiri kedua orang tuanya.
°°°°
Karina izin untuk datang telat ke sekolah karena suatu urusan. Elina dan Renjun pun mengantar putri mereka ke sekolah. Mereka ingin memastikan kalau putrinya sampai tujuan dengan selamat.
"Aku sekolah dulu ya, ma, pa." Karina kemudian keluar dari mobil dengan membawa tas ranselnya.
Setelah Karina keluar dari mobil Elina menghela napas. Kemudian dia menatap Renjun yang duduk di sebelahnya.
"Njun, aku khawatir banget." Ujar Elina.
"Tapi memang satu-satunya jalan Karina harus operasi." Sahut Renjun memelas. Dia mengusap wajahnya pelan.
"Tapi risikonya bisa aja tubuh Karina nolak. Aku bener-bener bingung sekarang ini."
Renjun menggenggam tangan istrinya dengan erat. Mereka kemudian saling menatap.
"Kita harus selalu berpikir positif, ini juga kan demi Karina. Kamu gak mau kan selamanya dia sakit?" Renjun menatap mata Elina lurus.
"Aku juga mau Karina hidup normal seperti anak lainnya." Balas Elina.
Renjun menarik pelan tubuh Elina ke pelukannya. Dia mengusap-usap kepala perempuan itu.
Tiba-tiba ponsel Renjun berbunyi. Lelaki itu kemudian melepas pelukannya, segera ia mengecek siapa yang menelepon. Setelah membaca nama yang tertera di layar ponsel, Renjun menolak telepon itu.
"Kok dimatiin? Emang siapa?" Tanya Elina bingung.
"Bukan siapa-siapa." Sahut Renjun yang menyimpan ponselnya di saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
This All Goes to You 2 | Jeno✔
Fanfiction❝Biarkan aku mencintai kamu tanpa alasan, karena dengan begitu aku juga gak akan punya alasan buat ninggalin kamu.❞ -Jeno. Semua dimulai saat Karina melihat mayat yang tergeletak di sebuah toilet stasiun. #5 in nctjeno [190327] #12 in nctfanfiction...