"Bertahan sayang... Bertahan..." Air mata telah jatuh dengan derasnya sejak tadi. Hatinya terasa sangat sakit melihat orang yang paling ia cintai kini berbaring tak sadarkan diri dan bersimbah darah.
"Silahkan menunggu di luar." Ujar seorang suster yang membawa Elina ke dalam ruang UGD.
Renjun menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan lemas. Kakinya terasa sangat lemas sekarang. Perlahan tubuh itu terjatuh ke lantai, rasanya kakinya sudah tidak sanggup berdiri. Dia sangat terkejut melihat Elina ternyata menyusulnya.
"Yatuhan..." Renjun mengusap wajahnya kasar.
Tangannya gemetar saat melihat darah Elina yang sudah menempel di tangannya. Kejadian barusan sangat menyakitkan. Renjun tidak bisa menghentikan tangisnya sendiri. Mengerikan sekali bagaimana melihat tubuh Elina terhempas ke tanah.
Dia mengeluarkan ponselnya dari saku celana dia mencari nomor telepon putrinya. Namun ia tidak berani menghubungi Karina, bukan apa-apa. Renjun takut putrinya akan syok berat, penyakitnya bisa kambuh jika begitu. Masalahnya sekarang Karina sedang sendiri di rumah. Dan mungkin ia sudah tertidur.
Sebaiknya dia pulang ke rumah dan bicara pelan-pelan dengan Karina.
Renjun membuka pintu kamar Karina. Dan benar saja, seperti dugaannya. Karina sudah tertidur pulas. Dia lalu menghampiri Karina dengan hati-hati. Lalu ia duduk di tepi kasur, tangannya merai pucuk kepala putrinya.
"Karina, sayang... Bangun..." Dia mencoba membangunkan Karina.
"Hmm..." Lenguh Karina.
"Karina, bangun nak." Ujar Renjun pelan.
"Kenapa pa?" Tanya Karina sambil membuka matanya perlahan.
"Ikut papa ke rumah sakit yuk."
"Pa, papa kenapa berdarah-darah gini?" Karina langsung mendudukan tubuhnya sendiri, dia memeriksa tangan papanya yang penuh dengan darah.
"Karina jangan panik, papa nanti kasih tau."
Dengan cepat mereka segera naik ke mobil. Renjun membawa mobil untuk mempercepat mereka sampai ke rumah sakit.
"Pa? Mama kenapa?"
"Mama kamu kecelakaan, Rin." Jawab Renjun setengah ragu.
"A—apa?" Karina mulai merasa sesak di dadanya.
"Sayang, atur napas kamu." Satu tangan Renjun mengusap pipi Karina pelan.
Air mata mulai berjatuhan dari pelupuk mata Karina. Dia sangat khawatir dengan keadaan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This All Goes to You 2 | Jeno✔
Fanfiction❝Biarkan aku mencintai kamu tanpa alasan, karena dengan begitu aku juga gak akan punya alasan buat ninggalin kamu.❞ -Jeno. Semua dimulai saat Karina melihat mayat yang tergeletak di sebuah toilet stasiun. #5 in nctjeno [190327] #12 in nctfanfiction...