8. Ready?

510 81 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

































Karina tak henti-hentinya tersenyum, bahkan disaat mulutnya sangat penuh dengan makanan. Dia tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Kulit kerang hijau pun sudah menumpuk di piring kosong.

"Kurus-kurus makannya banyak juga." Celetuk Jeno.

"Hehe, lambungku bercabang makanya nampung banyak." Balas Karina dilanjut tawa renyah.

"Cepet habisin. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

"Hah? Kemana lagi?" Karina sedikit terkejut.

"Secret." Jeno mengedipkan sebelah matanya. Dan itu sukses membuat Karina tersipu.


























Setelah menghabiskan makanan sampai bersih tak tersisa, Jeno mengajak pacarnya untuk pergi ke sebuah taman. Bukan taman yang indah dan ramai, melainkan taman lama yang sudah ditutup. Taman terbengkalai dengan rumput liar yang tubuh bebas di sana. Karina tak melepas tangannya dari Jeno. Tapi polosnya, perempuan itu tidak sadar kalau itu taman terbengkalai.

"Kok sepi ya?"

"Mungkin orang-orang bosen ke taman." Sahut Jeno santai.

"Jen, kita mau ngapain sih kesini?"

"Menurut kamu?"

"Hm, gak tau." Jeno tertawa mendengar jawaban polos Karina.

Mereka lalu berhentu dekat sebuah danau. Jeno menatap wajah Karina lurus-lurus. Dan secara otomatis Karina pun melakukan hal yang sama. Mata mereka bertemu untuk beberapa waktu. Perlahan Jeno menarik tubuh Karina agar mendekat dengannya.

"Jen?"

"Aku mau peluk kamu doang." Sahut Jeno yang mulai memeluk tubuh perempuan itu.

Karina tersenyum, dia lalu membalas pelukan Jeno.

"Hehe, kok kamu tiba-tiba mau peluk aku?" Tanya Karina yang terdengar jelas di depan telinga Jeno. Lelaki itu tak menjawab.

Perlahan dan hati-hati, Jeno mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya. Dia melakukannya dengan sangat perlahan, agar perempuan itu tak curiga. Jeno sudah bersiap-siap menusuk punggung Karina dengan pisau di tangannya.















"Jen?"
















Mata Jeno membulat, dia terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan pisau tersebut. Dia memaki dirinya sendiri dalam hati. Betapa bodohnya dia sampai terkejut.

Ponsel Karina berdering dengan suara cukup keras.

"Ada telepon dari mama, aku angkat bentar ya." Karina pun berjalan menjauh dari Jeno sebentar.

This All Goes to You 2 | Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang