Lebih baik melepaskan daripada menahan seorang yang menaruh hati kepada yang lain
-zhifa
Happy reading
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Sore hari ini cuaca sangat dingin. Angin berhembus menerpa kerudung putih yang di pakai Zhifa. Gadis itu berjalan bersama sahabatnya Raila untuk pulang dari sekolah. Di sepanjang jalan mereka selalu bersenda gurau menceritakan kisah saat mereka di kelas masing - masing.
" zhi lo udah bilang sama agam, kalo lu ga bisa lagi sama dia? " raila bertanya ke sahabatnya itu.
" iya udah" zhifa tersenyum masam.
" semoga ini keputusan yang terbaik ya" support raila dan tersenyum.
" iya makasih rai"
Flashback on
" ada apa kamu manggil aku? tumben" tanya Agam.
"Aku pengen bilang sesuatu sama kamu" jawab zhifa.
"Apa?" Agam.
" aku rasa hubungan kita cukup sampe sini aja" zhifa tersenyum menahan tangis.
" kenapa? Kamu udah ga sayang lagi sama aku? " tanya agam kaget.
" bukan itu, aku masih sayang sama kamu. Cuman aku ga tahan sama sikap kamu. Kamu tau aku cemburu kalo kamu deket sama Adlia tapi kamu selalu deket sama dia. Kamu sebenernya anggep aku apa?" Ucap zhifa sedikit emosi.
" aku ga bermaksud gitu zhi" Agam.
" aku emang sadar kita ga punya status padahal kamu mau itu, aku ini bukan seperti cewek lain" zhifa.
" aku minta maaf zhi" lirih Agam.
" aku mau pulang, Raila pasti udah nungguin aku. Dan aku harap kamu nerima keputusan aku" dan zhifa pun pergi meninggalkan Agam seorang diri di perpustakaan sekolah.
" zhifa!! " panggil Agam.
Tetapi zhifa tetap berjalan meninggalkan Agam.
Flashback off
Sesampainya di rumah setelah mengucapkan salam Zhifa langsung masuk ke kamarnya. Untuk mengistirahatkan diri. Hari ini menurutnya sangat melelahkan apalagi saat berbicara dengan Agam.
" intinya aku harus move on dari Agam" ucapnya semangat.
Drettt dretttt drettt
Hp nya berbunyi menandakan seorang menelponnya.
Zhifa meraih hpnya dan melihat siapa yang menelponnya.
AGAM
Zhifa langsung mematikan hp nya.
" baru juga mau Move on dia malah nelpon " ucapnya dalam hati.
Keesokan harinya
Pagi ini seperti biasa Zhifa bangun pagi dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah dia sudah rapi dengan seragam putih abu- abu nya zhifa sarapan bersama keluarganya.
" Mah zhifa sekolah dulu ya" pamit Zhifa ke shana ibunda zhifa.
" iya nak" jawab Mamah zhifa.
Zhifa Pov
Aku berjalan ke sekolah dengan Raila. Setelah turun dari angkot. Raila adalah sahabatku di rumah. Kami sudah berteman saat kecil.
" rai, lu masih temenan sama adlia? " tanya nya ku.
" engga, dia kan udah punya temen baru. Dia juga udah nyakitin hati gua." Jawab raila.
" oh gitu " ucap ku.
Jadi Raila dan Adlia itu satu kelas mereka adik kelas ku. Raila dan Adlia dulu sangat dekat tetapi tiba- tiba Adlia menjauhi Raila. Dan aku tidak suka apabila ada yang menyakiti sahabat ku lalu Adlia selalu dekat dengan Agam dan membuatku cemburu. Aku jadi semakin tidak suka dengan Adlia. Yah memang dia cantik dan awalnya terlihat baik tapi menurutku itu hanya topengnya saja.
" gua ga suka sama dia" ucap ku ke Raila.
" iya gua tau, gua juga udah males sama dia" kata Raila.
Dan kami melanjutkan perjalanan menuju sekolah dengan obrolan lain.
Setelah sampai di sekolah aku dan Raila menuju kelas masing-masing.
"Assalamualaikum Emira " salam ku ke Emira. Sahabat ku di sekolah.
"Waalaikumsalam Zhifa " jawab salam Emira.
" tumben udah dateng? " tanya ku ke Emira dan duduk di bangku sebelahnya.
" mau denger cerita loh " jawabnya dan merubah posisi jadi menghadapku.
" cerita apaan? " aku.
" Agam. Kok lu bisa ninggalin dia sih? " Emira.
" lu yang lebih tau alesan gua kan? " aku.
" gua kira lu becanda" Emira.
" hati gua udah terlanjur sakit, jadi gua mau nya gini" ucap ku.
" oke oke serah lu deh " pasrah Emira.
Dan tak lama pun Guru yang mengajar datang. Kami langsung menghadap ke Papan tulis dan berdoa.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Follow ya ig aku@j.selll
THANK YOU!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon and Sun
Teen FictionBulan dan Matahari tak akan pernah bersama Seharusnya saya sadar, bahwa kamu dan saya tak akan pernah bersama selamanya - Zhifa Anelia Bersama mu memang menyenangkan tapi aku harus pergi - Mahesa Azis