Rasa apapun yang datang semoga tidak mengecewakan lagi-Mahesa
Selamat membaca guys!!
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Pagi ini Zhifa berangkat lebih awal karena dia akan rapat dengan pengurus osis yang lain untuk membicarakan pelaksanaan pergantian osis baru. Zhifa berangkat sendiri tanpa Raila karena ia tidak enak hati untuk meminta Raila datang lebih awal.
Sekarang Zhifa sedang di pinggir jalan raya menunggu angkutan umum. Tapi sedari tadi angkot yang lewat sudah terisi penuh. Zhifa malas berdesak-desakan. Dan itu juga alasan Zhifa dan Raila lebih suka berangkat lebih siang.
Sebuah motor matic berhenti di hadapan Zhifa. Dan pengendaranya pun menaikan helmnya. Laki-laki itu lagi.
" nunggu angkot ya? " tanya si pengendara tersebut yaitu Mahesa. Zhifa hanya mengangguk. Lalu menatap ke bawah.
" ini " Mahesa menyodorkan helm. " ayo pake, trus naik " lanjutnya.
Zhifa terdiam. Ia berpikir. Haruskah ia menerima tawaran dari Mahesa?. Zhifa ingin menolak tetapi ia harus cepat datang ke sekolah. Dan akhirnya Zhifa meraih helm yang di berikan Mahesa dan memakainya.
Lalu Zhifa menaiki motor Mahesa. Dan Mahesa mulai menyalakan kembali Motornya, mereka pun melaju ke sekolah." emang tadi lo mau berangkat sama siapa? " tanya Zhifa untuk memecahkan keheningan didalam perjalanan.
Mahesa agak menengok ke kiri. " ga sama siapa - siapa " lalu kembali fokus ke depan.
" kok bawa helm 2 ? Emng ga ribet? Apa udah biasa? " tanya Zhifa secara beruntun.
Mahesa tertawa kecil. " jawab yang mana dulu nih? " tanya Mahesa tanpa menoleh.
" seterah "
" sengaja bawa 2 "
" kenapa? " tanya Zhifa heran.
" buat lo " ucap Mahesa.
Zhifa bungkam. Ia tidak lagi bersuara untuk bertanya ke Mahesa. Ia sibuk menetralkan detak jantungnya.
♡♡♡
Mahesa memakirkan motornya di halaman yang disediakan sekolah untuk kendaraan Siswa dan Siswi. Lalu Zhifa turun. " makasih " ucapnya tulus.
" iya sama-sama "
" gua duluannya " ucap Zhifa terbata. Ia tidak boleh lama- lama dekat dengan Mahesa. Bisa- bisa jantungnya copot. Zhifa membalikan badan dan hendak menuju ruang Osis.
" zhi " panggil Mahesa.
Zhifa membalikkan badan lagi menghadap Mahesa " iya apa? "
Mahesa menunjuk kepalanya dan mengatakan " helm belom di lepas "
Zhifa bingung lalu memegang kepalanya. Ah sial . Zhifa tersenyum kikuk ke Mahesa lalu segera melepaskan Helmnya dan mengembalikan ke Mahesa. " maaf " ucapnya dan langsung pergi dari hadapan Mahesa. Mahesa hanya tersenyum melihat tingkah Zhifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon and Sun
Teen FictionBulan dan Matahari tak akan pernah bersama Seharusnya saya sadar, bahwa kamu dan saya tak akan pernah bersama selamanya - Zhifa Anelia Bersama mu memang menyenangkan tapi aku harus pergi - Mahesa Azis