Semoga ia menetap bukan hanya sekedar menatap.
-M&S
Happy reading!
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Mahesa keluar dari kamarnya dengan seragam lengkap. Di tangannya sudah ada kunci motor miliknya. Ia menuruni tangga satu persatu. Di Sofa panjang itu terdapat seorang pria paruh baya yang tertidur pulas. Mahesa mendekatinya dan menepuk tangan pria itu pelan.
" pah bangun " panggil Mahesa pelan.
Dan pria paruh baya itu bangun. Beberapa kali mengerjapkan matanya. " ah Mahesa? Kamu mau sekolah ? "
Mahesa mengangguk. " papah kenapa tidur di sini ? "
" ketiduran. Semalem liat bola " ucap Mr. Roy semangat.
Mahesa menghela nafas. Lalu berpamitan ke papahnya yang memilih melanjutkan tidurnya di kamar.
Saat Mahesa menutup pintu rumah, sebuah nada mengalun di kantong celana Mahesa. Ia meraihnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
Perempuan itu lagi.
Sudah berapa kali Mahesa mengabaikannya. Tetapi ia tetap berusaha menghubungi Mahesa.
Nada itu berhenti dan mengalun lagi. Mahesa menghela nafas lalu menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Mahesa? "
" hm "
" kenapa baru di angkat? Pesan ku kenapa ga di bales? Kamu kenapa pindah tanpa ngasih tau aku? Aku kan kang.. " tanya perempuan di seberang sana tanpa henti.
" gua mau sekolah " potong Mahesa lalu segera mematikan telponnya. Ia pun segera menuju sekolah.
Berbicara dengan perempuan itu hanya membuat sakit di hatinya dan membuat Mahesa badmood.
♡♡♡
Di sepanjang jalan Zhifa tak hentinya tersenyum. Ntah kenapa hari ini ia sangat merasa bahagia. Padahal uang jajannya tetap sama hari ini.
Dan Raila yang berada di sampingnya merasa aneh dengan sikap Zhifa. " kenapa sih loh ? "
Zhifa hanya menggeleng. Dan kembali menikmati paginya ini.
♡♡♡
" Zhifa tolong maju ke depan " ucap pak juhar yang menatap Zhifa di balik kacamatanya. Zhifa jadi merinding di tatap seperti itu. Dan tatapan anak kelas pun semuanya serupa seperti mengatakan " yang sabar ya Zhi, namanya juga hidup "
Zhifa menghela nafas. Lalu bangkit dari bangkunya setelah ia berusaha memberanikan diri. Zhifa meremas roknya, ia gugup.
Zhifa melangkahkan kakinya ke depan kelas, menghadap pak Juhar. Si guru terkiller seantero sekolah.
" ini buku kamu " pak Juhar menyodorkan buku tugas yang Zhifa kumpulkan saat Pak Juhar masuk kelas.
Zhifa meraih buku tugasnya yang di beri sampul warna merah muda. " Nilai kamu yang paling besar " lanjut pak Juhar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon and Sun
Teen FictionBulan dan Matahari tak akan pernah bersama Seharusnya saya sadar, bahwa kamu dan saya tak akan pernah bersama selamanya - Zhifa Anelia Bersama mu memang menyenangkan tapi aku harus pergi - Mahesa Azis