9 - coretan

16 0 0
                                    


Mendung belum tentu hujan. Dan deket belum tentu jadian.

-M&S

Happy reading!

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Pagi ini cuaca sedang mendung. Awan-awan terlihat abu-abu. Dan udaranya pun lebih dingin dari biasanya.

Zhifa sudah siap dengan seragam abu-abunya. Dia menuju halaman rumah dan di sana sudah ada Raila yang menunggunya.

" ayo Rai " ajak Zhifa.

Dan mereka pun berjalan menuju jalan raya besar untuk naik angkot.

Di dalam angkot hanya ada 2 orang siswi Smp. Dan itu pun mereka masih saling mengenal. Zhifa duduk di dekat pintu. Dan Raila di sampingnya.

" kak Zhifa sama kak Raila tumben berangkat pagi banget" ucap Siswi Smp yang duduk di samping Raila.

" iya nih soalnya kan mendung jadi takut ujan " jawab Zhifa.

Dua siswi Smp itu mengangguk.

Lalu keadaan kembali hening.

" eh kak hesa teryata udah pulang " ucap siswi yang duduk di depan Raila kepada temannya satu itu.

Zhifa terdiam. Dia melihat ke dua siswi tersebut. Mereka sedang melihat sesuatu di layar ponsel milik siswi yang berbicara tadi.

Apaan ya? Tanya Zhifa dalam hati. Ia memfokuskan pendengarannya tapi obrolan mereka terdengar tidak jelas di telinga Zhifa.

Dan angkot pun berhenti.

" duluan ya kak " ucap kedua siswi tersebut dan keluar dari angkot.

Zhifa dan Raila pun mengangguk.

" Rai ? " panggil Zhifa saat angkot itu mulai berjalan lagi.

" iya apa?" Raila.

" tadi lo denger ga omongan mereka? " tanya Zhifa.

" gua pake handset " ucap Raila sambil menunjukan benda putih itu.

Zhifa menghela nafas. Padahal dia sangat ingin tau apa yang tadi mereka bicarakan tentang hesa. Apakah itu Mahesa yang ia kenal?

♡♡♡

Zhifa dan Raila berjalan menuju gerbang. Disana terdapat Emira yang sedang memainkan ponselnya.

" Rai lo duluan aja ya gua mau ke Emira dulu" ucap Zhifa ke Raila.

Dan Raila hanya mengangguk

"Emira " ucap Zhifa yang menepuk pundak Emira.

" ah iya " kaget Emira buru-buru mematikan ponselnya dan menaruh di kantong roknya.

" kenapa? " tanya Zhifa.

" ga apa- apa " jawab Emira sambil menampakkan senyumannya.

" ayo ke kelas " ajak Zhifa.

" lo duluan Zhi, gua ada perlu" Emira.

" ywdh "

Zhifa pergi ke kelas tapi sebelum itu ia membalikan badan dan melihat Emira yang sedang memainkan ponselnya kembali.

Zhifa hanya mengangkat bahu.

Lalu ia melanjutkan untuk menuju kelas. Tapi entah kenapa banyak mata yang tertuju pada Zhifa. Dia tidak salah kostum kan?

Zhifa mulai merasa risih tetapi ia berusaha untuk mengabaikan mata- mata yang melihatnya tajam.

Saat sampai kelas dia kaget. Papan tulis di coret- coret dengan ada namanya dan di beri kata kasar dan tidak sopan.

Dan itu juga berlaku pada meja duduknya. Banyak kertas kertas kecil yang di tempel di sana.

" kenapa meja gua kaya gini? " tanya Zhifa kesal kepada penghuni kelasnya.

Semuanya hanya diam.

" siapa yang ngelakuin ini ? " tanya Zhifa lagi. Kini sedikit lebih lantang.

" dari kita dateng juga udah kaya gini " jawab salah satu temannya.

" zhifa emng bener klo lu kaya gini? " tanya Devina teman sekelasnya. Sambil menunjukan sebuah kertas.

" apaan? " Zhifa mengambil kertas tersebut dan membacanya.

" maksudnya apaan ini ? Pengrebut ? " ucap Zhifa bingung.

Zhifa meremas kertas tersebut. Dan dia mencabuti kertas- kertas yang di tempel di mejanya.

" Zhi gua bantu ya " ucap Emira yang baru saja datang.

" iya Zhi gua juga bantu hapus di tulisan di papan ya" ucap salah satu teman laki- lakinya.

" Iya makasih " ucap Zhifa tersenyum. Dan kembali memcabuti kertas- kertas tersebut.

Di pikiran Zhifa hanya satu. Siapa yang melakukan semua itu? Pantas saja orang- orang menatap Zhifa tajam. Mungkin mereka berpikir bahwa Zhifa gadis yang jahat.


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jangan lupa vote and coment!

Ig : @j.selll

Moon and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang