6

4.2K 716 27
                                    

Felix memeluk erat-erat plushie berbentuk koala miliknya. Tubuhnya masih dibungkus oleh selimut tebal berwarna baby blue. Sekarang sudah jam delapan pagi dan felix masih bergelung di tempat tidurnya. Untunglah hari ini hari minggu, jadi si bungsu Lee masih bisa bermalas-malasan.

'Cklek'

Pintu kamarnya di buka perlahan. Kemudian masuklah si sulung Lee yang langsung mencium pipi gembil sang adik. Membuat si manis kesayangan semua orang terbangun dan mengerjapkan matanya polos.

"Lixie, ayo sarapan. Mom, dad dan jisungie sudah menunggu di bawah", Chaewon mencubit gemas pipi sang adik.

"Eungh"

Felix mengerang pelan.

"Lima menit lagi nuna", gumamnya.

"No no no. Bangun sekarang atau aku panggil Jisungie untuk membangunkanmu",  ancam satu-satunya perempuan di keluarga Lee itu.

Felix langsung bangun dan duduk di ranjangnya. Ancaman sang nuna sangat mengerikan, sebab jisung selalu membangunkan felix dengan cara aneh seperti menciumi seluruh wajahnya, menggigit atau bahkan kentut di hadapan si maknae keluarga Lee.

Chaewon terkekeh melihat respon sang adik terhadap ancamannya.

"Ayo, kita kan jarang sarapan bersama. Daddy hanya dua minggu disini"

Dengan cepat felix bangun dan menarik tangan Chaewon turun untuk sarapan keluarga.

.
.
.

Sarapan dalam keluarga Lee tidaklah ramai, karena mereka membiasakan untuk tidak berbicara selagi makan. Kalaupun mereka bercengkrama di meja makan, pastilah itu terjadi sebelum makan dimulai atau setelah makan selesai.

Felix makan dengan anggun, begitu pula kedua saudaranya. Didikan mommy jisoo memang membuat triplet Lee benar-benar seperti bangsawan.

'Ting dong'

Suara bel terdengar. Untunglah sarapan keluarga Lee sudah selesai. Jisung mengangguk sekali dan langsung berdiri dari duduknya untuk membukakan pintu.

"Nuna! Hyunjin mencarimu!!", Teriak Jisung.

"Mom, Dad, aku pamit ya"

Wajah Chaewon memerah ketika pamit. Felix hanya menatap nuna kesayangannya bingung, sebab ia baru sadar jika sang kakak sudah selesai mandi dan mengenakan sweater pink dipadukan dengan jeans putih sejak membangunkannya tadi.

Jisung sudah menarik Hyunjin ke ruang makan. Si jangkung segera membungkuk 90 derajat pada Seokmin dan Jisoo.

"Paman, bibi, aku izin membawa Chaewon kencan hari ini"

Remaja itu tersenyum. Seokmin dan Jisoo senang tentu saja, jika putri sulung mereka di ajak kencan oleh anak setampan dan sesopan Hwang Hyunjin. Tanpa ragu mereka tersenyum dan memberi izin.

"Mom, aku menemukan kado untuk felix di depan pintu didalam rumah sewaktu membukakan pintu untuk hyunjin", Lapor jisung.

Si tengah itu memberikan sebuah kotak berwarna merah dengan sticky note bertuliskan 'to : felix'  di atasnya.

"Hore!" Felix menjerit senang.

Berbeda dengan kedua orang tuanya yang mengerutkan dahinya.

"Pintunya tak terkunci?", tanya Jisoo.

"Dikunci, Mom", jawab Jisung.

"Hyunjin, apakah kau bertemu orang mencurigakan di luar?", tanya Seokmin.

"Ani, aku hanya bertemu changbin sunbae dan chan sunbae di rumah sebelah", jawab Hyunjin apa adanya.

Felix yang sedari tadi berkutat dengan kadonya, menjerit senang ketika melihat isi kado yang cukup besar itu adalah sebuah plushie berbentuk kucing.

"Wah! Padahal aku baru bilang ingin plushie kucing kemarin pada Daddy. Jadi Daddy tak perlu belikan Lixie plushie", felix memeluk plushienya senang.

Seokmin dan Jisoo mulai khawatir. Mereka bisa saja ingin membuang kado itu, namun urung karena felix terlihat sangat menyukainya. Mereka takut, jika yang memberi hadiah pada si bungsu bukanlah sekedar penggemar rahasia, melainkan stalker.

.
.
.

TBC

Obsesi (Changlix) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang