8

3.9K 653 23
                                    

Sudah sekitar empat puluh lima menit felix berada di sekolah, sekolahpun mulai ramai oleh para siswa yang tak ingin terlambat.

"Lixie! Kenapa kau berangkat kesekolah duluan?"

"Loh, jisung tumben tidak telat?", sindir seungmin.

si triplet tengah yang baru memasuki kelas langsung mengomel pada si bungsu tanpa memperdulikan sindiran salah satu sahabat adik kembarannya itu.
Namun hanya dibalas oleh kekehan imut dari sang adik.

"Yak! Kenapa kau tertawa, huh? Aku dan Chaewon nuna khawatir", lanjutnya.

"Aku tidak kok, kan daddy yang antar felix ke sekolah", ucap chaewon santai.

"Ahhh nunaaa", Jisung merengek.

"Pftt...", chaewon dan felix menahan tawa melihat kelakuan kembaran mereka yang begitu cerewet.

"Ah iya nuna"

Felix kemudian membuka ranselnya dan mencoba mencari sesuatu.

"Hyunjin, menitipkan ini. Katanya mungkin ia tidak bisa bertemu denganmu karena ia akan sibuk untuk persiapan olimpiade"

Si manis menyodorkan sapu tangan milik kakak kembarnya itu. Gadis yang lebih tua beberapa menit dari felix itupun mendekat untuk mengambil sapu tangannya.

"Lixiie?", panggilnya.

"Ya, nuna?"

"Kenapa kau memakai kalung?", tanya chaewon.

"Ini rosario pemberian mommy, nuna juga punya bukan?", felix balas bertanya.

"Kenapa kau memakai dua kalung, lix?", jisung bertanya.

"Oh, ini hadiah dari changbin sunbae. Ia menaruhnya di loker lixie", ucap si manis santai.

Berbeda dengan siswa-siswi lain di kelas tersebut yang mendengar penuturan si bungsu Lee, mereka hening seketika padahal kelas yang baru berisi separuh siswanya itu tadi begitu berisik. Bahkan kedua kakak kembarnya ternganga dibuatnya.
Bagaimana tidak, changbin itu kakak kelas satu tingkat diatas mereka. Ketua osis yang terkenal disiplin dan dingin layaknya gletser.
Dan setahu mereka changbin itu memiliki banyak fans tapi tidak pernah remaja beraura dark itu menerima ajakan kencan dari para fansnya

.
.
.

"Jadi ada apa?"

Changbin menatap dua dari tiga kembar Lee yang tiba-tiba mengajak bicara di atap saat sang ketua osis baru keluar dari kelasnya.

"Jadi begini, sunbae..."
"Kau menyukai adik kami?"

Chaewon baru membuka mulut namun segera dipotong oleh sang adik dengan pertanyaan to the point.

"Apa maksudmu?", tanya changbin.

Wajahnya memerah, entah karena marah atau malu.

"Jisung, kau diam saja!" Ucap chaewon.

"Jadi begini sunbae, tadi pagi felix melihatmu memasukan hadiah kelokernya. Felix sangat senang tentu saja, dia langsung memakai kalung yang sunbae berikan", lanjut chaewon.

Wajah changbin semakin bersemu merah.

"Ya, aku memang menyukai felix dan setiap hari memberikan ia hadiah kecil. Tapi..", ucap yang lebih tua dipotong oleh si tengah Lee.

"Jadi kau yang setiap hari mengirim sticky note pada felixku?", tanya jisung.

"Ya, tapi..."

"Maaf, sunbae. Tapi aku harus mengatakan pesan dari orang tua kami. Jangan dekati adik kami lagi kecuali kau berani datang kerumah kami dan tidak pengecut dengan menjadi stalker adikku. Ayo nuna"

jisung menarik tangan chaewon dan meninggalkan changbin yang masih terpaku atas ucapan si tengah Lee.

Mereka tak sadar ada sosok yang bersembunyi dibalik tembok, memperhatikan pembicaraan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

.
.
.

Tbc

Obsesi (Changlix) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang