7

4.1K 698 49
                                    

Hari yang dibenci hampir setiap orang.
Begitu pendapat awam mengenai hari senin. Namun berbeda dengan Felix, ini baru jam enam pagi dan si manis sudah mengenakan seragam lengkap.

Tanpa mengeluarkan suara berlebihan felix menuruni tangga menuju dapur, dimana sang ibu sudah memakai pakaian rapi yang dilapisi celemek dan sibuk berkutat pada bahan makanan untuk sarapan.

"Morning, mom", panggil si manis riang.

Jisoo berbalik dan menatap putera bungsunya yang tersenyum manis padanya.

"Morning, sayang. Kenapa kau bersiap pagi sekali?"

"Hehe, lixie hari ini mendapat tugas piket, mom. Ah, bisakah daddy mengantarku? Aku tidak mau bersama hyung dan noona. Mereka akan membuatku terlambat", felix memohon pada sang ibu.

"Ini masih terlalu pagi, sayang"

Felix memasang aegyonya yang tak mungkin bisa di tolak sang ibu. Jisoo yang melihat kelakuan si bungsu hanya bisa menghela napas pasrah.

"Baiklah, bangunkan daddy-mu dan mom akan menyiapkan bekal untukmu", titah jisoo.

"Siap mom!"

Si manis langsung berlari menuju kamar orang tuanya untuk membangunkan sang ayah.

.
.
.

Sekolah masih sepi ketika si bungsu Lee memasuki gerbangnya. Wajar saja, sebab sekolah mereka baru dimulai jam 7.30 dan sekarang jam baru menunjukan angka 6.25

Dengan langkah riang felix berjalan sembari bersenandung menyanyikan lagu tiga ekor beruang.

Langkahnya terhenti ketika melihat sesosok beraura dark nampak keluar dari kelas sepuluh, kelasnya. kemudian berjalan naik ke arah tangga di sebelah kelasnya tanpa melihat kehadiran si manis.

"Hng? Untuk apa changbin sunbae masuk ke kelas felix?", si manis bergumam.

Tak ingin berlarut dalam kebingungannya felix segera memasuki kelasnya dan berniat memasukan bekalnya ke dalam loker. Kegiatannya terhenti ketika melihat isi lokernya. Sebuah kotak beludru berwarna merah.

Tangan felix meraih kotak itu dan membuka isinya. Seuntai kalung dengan liontin berbentuk bintang. Dan sebuah gulungan kertas bertuliskan 'to: felix'.

Felix tersenyum, akhirnya dia mengetahui siapa pengirim hadiah itu. Seo Changbin, sang sunbae yang terkenal dingin pada semua orang.
Namun si manis masih merasa janggal, dimana sticky note seperti biasanya? Dan kenapa tulisannya berbeda dari biasanya?

"Cantik sekali", gumamnya.

"Felix?"

Si manis menoleh ketika sebuah suara memanggilnya.
Di sana, di depan pintu, seorang namja tinggi menatapnya dan tersenyum manis. Dan entah karena apa felix malah menyembunyikan kalung dari changbin.

"Iya hyunjin?"

Si tampan mendekat.

"Kenapa kau datang pagi sekali?"

"Felix hari ini piket hyunjin. Nuna felix belum datang hyunjin, kenapa hyunjin ke kelas felix? Kelas hyunjin kan di didekat lobby?", felix menatap hyunjin.

Yang ditatap hanya tersenyum dan masuk ke kelas itu. Membuat felix semakin kebingungan karenanya.

"Aku hanya ingin mengantarkan sapu tangan chaewon yang kupinjam kemarin. Sebab mungkin nanti aku akan sibuk untuk persiapan olimpiade"

Hyunjin menyodorkan saputangan berwarna soft pink dengan bordiran nama chaewon itu kepada felix.

"Sampaikan terima kasihku pada chaewon ya"

Si tampan kemudian keluar setelah felix menerima sapu tangan itu.

Setelah dirasa hyunjin telah menjauh Felix kemudian mengeluarkan kalung yang tadi disembunyikannya. Dengan sedikit usaha jari lentiknya memasang kalung itu ke lehernya yang jenjang. Setelah usahanya berhasil, felix tersenyum dan menyentuh liontin berbentuk bintang itu.

"Terima kasih sunbae", gumamnya senang.

Tanpa sadar jika dari jendela kelasnya ada seseorang yang menatapnya dan kini tangannya terkepal menahan amarah.

"Jadi begitu? Kau berselingkuh dariku setelah semua yang kuberikan padamu, Lee felix", gumamnya.

.
.
.

Tbc

Obsesi (Changlix) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang