17

3.1K 522 19
                                    



Hyunjin menatap langit-langit kamar inapnya gusar. Dikepalanya berkali-kali terlintas pikiran, bagaimana jika Chaewon selamat? Dirinya pasti akan ketahuan.

Felixnya pasti akan membencinya dan kakak kelas cebolnya itu semakin mudah mendekati felixnya.

Pemuda tampan dengan volume bibir berlebih itu bangun dari posisi tidurnya.

"Bunuh dia", bibir tebal itu bergumam pelan.

Hyunjin melirik jam dinding yang menunjukkan angka lima lewat sepuluh.

.
.
.

Changbin tidak bisa tidur semalaman. Ia terus memikirkan cara untuk menyadarkan keluarga Lee bahwa hyunjin lah yang harusnya dicurigai.

"Apa aku harus menemui, keluarga Lee?"

Changbin melirik jam yang masih menunjukkan angka lima kurang tujuh menit.

"Kurasa nanti saja saat sudah pagi", gumamnya lagi.

Si pemuda dark mencoba menutup matanya untuk tidur setidaknya beberapa saat sebelum bertemu dengan keluarga Lee.

.
.
.

Silau.

Begitu yang terlintas di kepala chaewon ketika ia membuka matanya yang terasa sangat berat.
Tubuhnya terasa sulit digerakkan karena lemas dan ngilu yang dideranya.

Otaknya kembali mencari kepingan memori yang tiba-tiba bergerak acak di kepalanya.

Seketika ia tertegun. Ia harus memperingati keluarganya jika penjahat sesungguhnya adalah orang yang selama ini di anggap baik oleh semua orang.

Matanya mencari siapapun yang berada diruangan yang diyakininya sebagai ruang inap di rumah sakit ini.

Namun nihil, tak ada siapapun disana kecuali dirinya.

Perasaan takut mulai merasuki gadis cantik itu. Mendadak telinganya mendengar langkah kaki mendekati ruangannya.
Chaewon bingung, haruskah ia bangun? Atau berpura-pura tidur?

Cklek

Pintu itu terbuka, seorang pemuda di depan pintu menatapnya terkejut.
Begitu pula si sulung Lee.


.
.
.




TBC




Hehehe

Pendek kan?

Sengaja

Obsesi (Changlix) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang