12

3.4K 604 47
                                    

Minho menyeritkan dahinya bingung ketika mendapati kaca mobilnya pecah berserakan dan ada sebuah batu dibungkus kertas di dalam mobilnya.

"Ada apa hyung?"

Felix yang baru saja turun ke basement bersama chaewon memekik tertahan melihat mobil kakak sepupunya itu.
Ya, mereka baru beranjak pulang dari Mall untuk membeli es krim titipan jisung.

Parkiran ini cukup ramai dipadati mobil, tapi tak ada orang disana.
Lagipula hanya kaca mobil Minho yang dirusaknya tak ada bukti pencurian sebab Minho meninggalkan tas laptopnya di kursi penumpang.

"Apa harus melapor polisi, oppa?", tanya chaewon khawatir.

"Gwaenchana. Lagipula tak ada yang hilang dan meskipun hilang Mama pasti membelikan yang baru", ucap Minho santai.

Si tampan kemudian mengambil sapu kecil di dashboard dan mulai membersihkan serpihan kaca yang berserakan di bangku pengemudi.

Chaewon berinisiatif mengambil batu yang masih berada didalam mobil. Ia merasa penasaran dengan batu yang dibalut kertas putih itu. Tangan halusnya membuka perlahan kertas itu.

'dug'

Batu itu terjatuh begitu saja ke lantai ketika sulung Lee membaca kertas yang membalutnya.

Minho dan Felix pun dengan cepat menghampiri si sulung yang terlihat syok.
Minho merampas kertas yang masih berada di tangan chaewon dan membaca isinya.

'Felix is mine'

Dengan cepat ia merobek kertas itu ketika mengetahui isinya.
Tangannya terkepal erat, ia harus melindungi sepupu-sepupunya dari keparat yang mengirim surat itu.

Minho segera membawa kedua adiknya masuk ke mobil dan memacu mobilnya secepat mungkin pergi dari tempat itu.

Tanpa menyadari seseorang yang tengah tersenyum miring di dalam salah satu mobil yang ada di parkiran itu.


.
.
.

Felix menatap bingung pada keluarganya, sejak kejadian kaca mobil minho yang dipecahkan kemarin dirinya benar-benar tidak diperbolehkan bepergian sendiri. Bahkan ke toilet sekolahpun ia harus di temani oleh seungmin ataupun jeongin.

"Ada apa sebenarnya?", si manis bertanya bingung.

Seluruh keluarga Lee menghela nafas hampir bersamaan. Mereka sebenarnya tidak ingin si bungsu tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Selain telah meneror Minho ternyata stalker felix juga telah meneror Bang Chan dengan cara yang sama secara berulang.

Seokmin yang tengah mendapat libur menatap putra bungsunya penuh kasih sayang.

"Lixie, kau harus sedikit menjaga jarak dengan seniormu itu ya", ujarnya.

Felix mengerutkan dahinya bingung.

"Nugu?"

"Seo Changbin, lix. Jauhi dia! Dia bukan orang baik-baik, dia yang memecahkan kaca mobil Minho oppa!", ucap Chaewon emosi.

"Tapi changbin sunbae baik, dia memberi lixie hadiah", protes felix.

"Sayang, dengarkan kami"

Jisoo membelai surai puteranya.

"Dia stalker sayang, dia terobsesi padamu. Jika dia melakukan hal yang lebih dari ini lagi kita terpaksa harus pindah lagi ke Aussie dan memenjarakannya", ucap jisoo.

Mata Felix membulat. Oh ayolah ia sangat terkejut dengan hal ini. Namun ia lebih tak rela jika sunbae yang diam-diam disukainya harus dipenjarakan.

Akhirnya si manis mengguk pelan mengiyakan permintaan keluarganya.

.
.
.


Wajah changbin mendadak kusut ketika membaca pesan dari hoobae manisnya -Felix Lee.

"Aku harus menjauhinya, hyung", ujarnya.

"Hah?", chan menatap pemuda beraura dark itu bingung.

"Felix. Ia baru saja mengirimiku pesan agar menjauhinya karena keluarganya menganggapku stalkernya", ucap changbin lesu.

"Saranku, bin. Jauhi saja dia, toh banyak yeoja maupun uke lain yang mengejarmu", ucap Chan.

"lagipula, stalker Felix benar-benar menyeramkan. Aku curiga jika dia juga yang mendorong jisung dari tangga", Timpal Chan lagi.

Changbin menggeleng lesu.

"Aku mencintai Felix, hyung. Kupikir aku harus melindunginya meski dari jauh", ucap pemuda bermarga seo itu.

.
.
.
.
.

Tbc

Obsesi (Changlix) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang