Bab 20 Bude Yani Datang Ke Cirebon

11.5K 362 0
                                    

          Dalam tiga bulan Sonia sudah akrab dengan diskotik. Sonia sudah tidak peduli dengan kehamilannya. Sonia berganti pasangan berkenalan dengan pria hidung belang.

          Tetangga Nose sudah mengendus keberadaan Sonia yang sering dugem dengan Linda. Nose dan bude Yani berusaha menemui Sonia di luar diskotik.

          "Nia!" teriak Bude Yani.

          "Bude? Kapan datang?" balas Sonia.

          Sonia memandang wajah Nose dengan tajam. Sonia tidak menyapa ibunya yang berdiri disebelah bude Yani.

          "Memalukan! Tingkahmu memakai baju seperti pelacur!" Gerutu Nose.

          "Itu yang Ibu mau, kan? Sudah puas?" Balas Sonia.

          "Apa maksudmu?!" Bentak Nose.

          "Sudah, jangan ribut! Nia, Bude ingin bicara sebentar," pinta Bude Yani.

          "Boleh, Bude! Tapi hanya berdua!" Jawab Sonia.

          Nose menahan marah, Nose berharap bude Yani bisa membujuk Sonia untuk ikut ke kampung tempat tinggal Bude Yani.

          Bude Yani dan Sonia mencari tempat yang sepi untuk bicara. Sonia sangat menyayangi bude Yani, karena bude Yani pernah mengurusnya saat kecil.

          "Nia, Bude sudah tahu masalahmu dari ibumu dan Rika. Bude hanya berharap jika Nia mau, tinggallah dengan Bude di desa. Kamu tahu Bude sudah 22 tahun tidak punya anak. Jika Nia mau biar anakmu nanti Bude yang urus."

          "Tapi Bude... aku juga ingin mengurus anakku sendiri,"

          "Nia, sebentar lagi perutmu membesar, sampai saat ini Mbahmu dan tetangga belum tahu, kalau kamu sedang hamil. Dan tidak baik wanita hamil tiap malam ke diskotik. Tetangga sudah tahu kamu sering ke diskotik, jangan sampai mereka tahu kamu sedang hamil! nanti dikira anak hasil melacur, ayolah ikut Bude, ya?"

          Sonia terdiam dan memikirkan masa depan anaknya yang suram. Sonia yakin jika Bude Yani yang mengurus anaknya jauh lebih baik dari pada ibunya.

          Akhirnya Sonia ikut dengan bude Yani ke desa. Sonia sangat prihatin melihat keadaan bude Yani yang hidup sangat sederhana dan tinggal di atas gunung.

          Sonia stress karena di desa tidak bisa main, jarak antara rumah ke rumah sangat jauh. Jika ingin ke pasar, Sonia dan bude Yani harus naik turun gunung.

          Sonia benar-benar dikurung di dalam rumah dan tidak memeriksakan kehamilannya. Setiap hari bude Yani membimbing Sonia mengaji dan dzikir. Bude Yani tidak bisa memberikan makanan dan minuman yang baik untuk wanita hamil karena bude Yani sangat miskin.

          Bude Yani tidak pernah cerita pada orang tua dan saudaranya kalau kehidupannya di desa sangat memprihatinkan.

                                   ***

Pacarku Pacar Ibuku Part I #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang