Bab 3 Joko Membonceng Nose

27.8K 762 10
                                    

Nose masih betah di depan cermin sambil memaki dirinya. Nose belum bisa melupakan perlakuan Yeti terhadapnya. Nose mengambil gunting kecil. Nose tidak berpikir  panjang untuk menggunting rambutnya. "Kresss!" Rambut yang dirawatnya bertahun-tahun langsung dipotong dengan gunting kecil yang digenggamnya.

Pada zaman itu sedang trend rambut di keriting. Banyak perempuan yang meniru artis dan pergi ke salon untuk mengkriting rambutnya. Nose berencana akan merubah gaya rambutnya.

Pada zaman itu siapa saja wanita yang bisa memiliki rambut keriting, dia akan disebut wanita modis. Nose tidak berpikir panjang langsung pergi ke pasar untuk merubah rambutnya di salon.

Setelah memiliki gaya rambut yang berbeda, Nose pergi ke toko pakaian. Nose membeli rok dan atasan yang modis. Gaya Nose sudah berbeda seperti wanita kota yang datang ke desa.

Sepanjang jalan semua mata tertuju pada Nose, banyak pria yang mengagumi kecantikan Nose. Meskipun banyak yang menggoda Nose, tidak ada satupun pria yang berhasil merebut hati Nose.

"Nos!" Teriak Joko.

Nose melirik kearah suara dengan sinis. Nose sangat hapal suara Joko, dendam Nose pada Yeti ingin membuat suaminya tergila-gila pada dirinya. Pikiran Nose langsung nakal untuk membalas Yeti. Nose ingin membalas Yeti lewat Joko.

"Mas Joko? Dari mana?" Tanya Nose dengan manja.

"Biasa, Nos! Pulang dari jualan," jawab Joko malu-malu.

Nose menatap motor honda 70 yang dipakai Joko. Nose berharap Joko bisa mengajaknya untuk pulang bersama.

"Kamu mau pulang 'kan? Saya antar, ya?!" Ajak Joko.

Nose tersenyum dan merasa keinginannya terkabul.

"Kalau aku ikut, apa istrimu tidak akan marah?" Tanya Nose genit.

"Ah! Kalau dia marah sudah biasa. Jangan pikirkan dia." Ucap Joko.

"Ya, aku mau pulang! Antarkan aku sampai  rumah, ya?" Pinta Nose.

"Ya, boleh. Naiklah!" Balas Joko sangat girang.

Joko sangat bangga membonceng Nose. Sepanjang jalan Joko bersiul dan bernyanyi tentang cinta untuk menghibur Nose.

Yeti sedang duduk bersama tetangganya terkejut melihat Joko hanya melintas melewati rumahnya. Joko tidak peduli melihat ada istrinya, terus melanjutkan perjalanan ke rumah  Nose. Yeti kalap dan terbakar cemburu langsung mengejar Joko.

"Pak, Tunggu!" Teriak Yeti.

Nose melihat Yeti berlari mengejar motor hanya tersenyum kecut dan mengejek Yeti sambil melambaikan tangan. Nose sangat puas membalas Yeti.

"Sudah sampai, Nos!" Ucap Joko.

Nose turun dari motor langsung mendekati Joko. Jantung Joko sudah berdegup kencang didekati Nose.

"Mas! Kalau masih mau mengenalku, kalau istrimu marah memakiku, kamu harus belain aku," bisik Nose.

"Oh, sudah pasti itu!" Balas Joko.

Nose sudah tahu Yeti mengejarnya, Nose sengaja membuatnya cemburu. Yeti menarik baju Joko dari belakang dan memakinya.

"Pak! Apa maksudmu mengantarkan, dia? Kamu mau selingkuh?!' teriak Yeti.

Tubuh Joko mundur dari jok motor. Joko terkejut istrinya sudah ada di belakang.

"Apa-apaan sih, Bu! Nanti bajunya robek!" Bentak Joko.

Yeti tidak peduli Joko membentaknya, mata Yeti berbinar melihat penampilan baru Nose. Yeti semakin cemburu dan naik pitam.

"Tidak tahu malu jalan dengan suami orang!" Hardik Yeti.

"Kamu selalu menebar gosip aku menggoda suami orang 'kan? Sudah sesuai keinginanmu 'kan?" Ejek Nose.

"Heh, Janda gatel! Kalau mau jalan jangan dengan suamiku, kamu sudah tidak laku?!" Bentak Yeti.

Ucapan Yeti membuat Nose dan Joko marah. Joko langsung pergi meninggalkan istrinya.

***

Pacarku Pacar Ibuku Part I #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang