Bab 5 Rencana Buruk Nose

22.7K 534 7
                                    

            Joko sudah tidak tahan ingin bicara dengan Nose, hatinya sangat panas didera rasa cemburu. Joko terus mengikuti Nose dan menunggu di luar bioskop. Nose tidak menyadari Joko sudah mengikutinya. Nose sangat terlena dan tersanjung disukai Heri, pria muda yang tampan dan gagah.

            "Nose... kapan kamu mengenalkan aku pada orangtuamu?" tanya Heri.

            "Bertemu orangtuaku? Mau apa?" tanya Nose.

            "Aku mau serius denganmu, dan ingin mengenal keluargamu lebih dekat!" jawab Heri.

            "Kamu belum mengenalku, kenapa mau serius?" tanya Nose.

            "Sejak bertemu denganmu, aku suka denganmu!" jawab Heri.

            "Tapi kamu belum tahu siapa aku, Her!" sanggah Nose.

            "Apapun dirimu, aku tetap suka!" sela Heri.

            "Kamu yakin? Bahkan usiaku dan usiamu sangat jauh, Her!" ucap Nose.

            "Usia bukan ukuran buatku, aku pernah berhubungan dengan wanita yang sebaya denganku, tapi rasanya tidak senyaman seperti aku dekat denganmu!" bantah Heri.

            Nose terdiam dan mengagumi setiap kalimat yang keluar dari mulut Heri. Nose mulai menyukai Heri dan bingung apakah orangtuanya akan setuju berhubungan dengan pria yang usianya sama dengan anaknya.

            "Aku janda, Her! Anak-anakku sudah dewasa, kamu tidak malu?" tanya Nose.

            "Kenapa harus malu? Kita saling mencintai, wajahmu juga masih sangat terlihat muda," jawab Heri.

            Tangan Heri mulai meremas jari Nose yang halus dan lembut. Jantung Nose berdegup kencang ketika Heri mencium tangannya. Nose dan Heri semakin mesra dalam kegelapan di dalam bioskop. Mereka asik sendiri tanpa nonton film yang sudah diputar. Nose berada dalam pelukan Heri, Nose terkejut ketika lampu sudah menyala dan film sudah selesai.

            Nose dan Heri keluar dari bioskop sambil bergandengan tangan, Nose duduk di jok belakang motor Heri. Joko semakin emosi melihat Nose sangat mesra dengan Heri. Joko merasa heran Nose turun di pinggir jalan dan berpisah dengan Heri. Joko mulai menyusul Nose yang sedang berjalan dan menghadangnya.

            "Nos! Ternyata benar ucapan Cicih dan istriku, kalau kamu suka daun muda!" Teriak Joko.

            Nose terkejut melihat Joko berada di depannya dengan motor bebek yang dinaikinya. Mata Nose melirik ke kanan dan kiri takut teriakan Joko didengar orang.

            "Mas Joko? Kamu ini bicara apa sih? Dia temanku," ucap Nose menahan marah.

            "Teman? Kalau teman kenapa sangat mesra?" tanya Joko.

            "Mesra, dong! Dia calon mantuku!" jawab Nose berbohong.

            "Apa? Calon menantu? Masa calon menantu nonton bareng hanya berdua!" Ucap Joko tidak percaya.

            "Aku mau jodohkan Sonia dengan Heri, lagi pula sebenarnya aku ingin sekali nonton denganmu, tapi takut istrimu marah," bisik Nose.

            Bisikan Nose membuat Joko merinding sampai bulu kuduknya meremang. Joko tersipu malu dan percaya saja dengan ucapan Nose. Joko tidak tahu hati Nose dibakar emosi atas ucapan Joko, "Kamu lihat saja! Sudah punya istri berani sekali membentakku dan selingkuhi istrimu! Setelah kamu cerai dengan Yeti, aku akan mencampakkanmu! Dasar pria bodoh!" Teriak dalam hati Nose.

Pacarku Pacar Ibuku Part I #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang