Nose sudah tidak tahan tinggal di rumahnya sendiri. Bayangan Sonia di setiap sudut ruangan selalu menghantuinya. Nose selalu merasa melihat Sonia masih ada di dalam rumahnya.
Nose semakin stress ketika orangtuanya tahu Sonia meninggal dalam keadaan hamil. Orangtua Nose sangat marah dan terus menyalahkan Nose.
Nose bertekad menjual rumah dan ingin pindah rumah. Nose memaksa Rika ikut dengannya. Rika tidak punya pilihan menuruti keinginannya ibunya.
Di tempat baru Nose menjadi kembang desa, Nose yang cantik dan seksi menjadi pusat perhatian para pria. Rika tidak menyangka masih banyak pria yang menyukai ibunya. Rika kalah modis dengan ibunya.
Nose semakin aktif di kegiatan senam dan kursus memasak. Diam-diam Jojo seorang Mahasiswa Untag Fakultas Tehnik menyukai Nose.
Jojo rela memutuskan Iyet demi mendekati Nose. Tapi justru Iyet teman baru Rika disebelah rumah salah paham dan mengira Rika sudah merebut Jojo dari Iyet.
"Mau kemana Bu?" Tanya Jojo.
"Mau ke pasar, mau cari becak!" jawab Nose.
"Saya antar ya?" Pinta Jojo.
"Boleh! Supaya tambah cepat ke pasar, dan bisa langsung masak!" ucap Nose girang.
Jojo sangat senang tawarannya tidak ditolak Nose. Setiap hari Jojo selalu siaga dan tahu betul kapan Nose akan pergi.
Nose tidak menyadari kalau Jojo sudah jatuh cinta padanya. Nose mengira Jojo sering ke rumahnya karena naksir pada Rika.
"Rika, Jojo kelihatannya suka sama kamu! Calon insinyur lho dia?" ucap Nose.
"Ibu, bicara apa sih! Gara-gara Jojo, aku dimusuhi Iyet, Bu!" Ucap Rika.
"Ah, biarkan saja dia memusuhimu! Kata Jojo, Iyet itu menyebalkan dan suka mengatur, makanya Jojo tidak tahan. Dan ingat Rika! Jojo anak orang kaya dan terpandang. Jangan sia-siakan kebaikan Jojo!" Ucap Nose.
Rika hanya diam mendengar ucapan ibunya. Sebenarnya Rika sudah mulai mengagumi Jojo yang selalu membantu ibunya. Tetapi Rika masih perasaannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Pacar Ibuku Part I #Wattys2019
NonfiksiUntuk Dewasa 18++ KISAH NYATA!! NO PLAGIAT NO SHARE Cinta segitiga antara anak dan ibu. Perjalanan hidup yang pedih sampai adanya kematian. Semua nasib dan takdir tak lepas dari garis tangan dari Allah Ta'ala.
