1. Awal

9.4K 540 22
                                    

Happy reading!

------------

Hawa dingin pada malam hari di Golden Moon Pack lebih tepatnya di kastil Ambrosii begitu terasa. Tetapi seorang pria berparas tampan yang berdiri di atas jembatan panjang—penghubung menara sebelah Barat dengan menara Selatan—tampak tak peduli. Ia berdiam diri cukup lama, memandang kegelapan malam di hutan lebat pack-nya. Namun sebenarnya ia tidak benar-benar memandang karena yang terlihat dari tatapannya hanyalah kekosongan. Entah apa yang ia pikirkan, yang pasti ada beban berat yang sedang membelenggunya.

Usia pria itu masih sangat muda. Seperti sang ibu, ia memiliki bola mata berwarna coklat terang. Sementara matanya yang biasa tajam menusuk persis seperti sang ayah terlihat redup. Meski tidak memiliki wajah yang mirip dengan ayahnya, akan tetapi sifat dan keperibadian mereka tak ada yang berbeda. Dingin dan tampak tak tersentuh.

Dua puluh tahun terlahir sebagai putra dari Alpha berkuasa tak membuatnya bebas melakukan apa pun yang diinginkan. Banyak hal yang dilarang. Bahkan sampai saat ini ia masih belum bisa membujuk sang ayah untuk mengizinkannya pergi ke dunia manusia, tempat yang ia inginkan lantaran seperti ada sesuatu yang menariknya untuk pergi ke sana. Entah apa.

“Danzell.”

Panggilan lembut dari seseorang membuat pria yang dipanggil Danzell itu menoleh. Ia mengenal betul siapa yang telah memanggilnya. Dia adalah wizard Alisia, sang ibu asuh. Perempuan tua yang selama ini merawat dan membesarkannya menggantikan sosok ibu yang telah pergi dalam bentuk kematian.

Yang paling menyedihkan, Danzell tidak pernah melihat wajah ibu kandungnya walau hanya sebatas lukisan. Ia hanya bisa berharap sang ibu dapat hadir dalam mimpi walau hanya sesaat. Bersitatap atau melihatnya saja sudah cukup, entah itu dari jarak dekat maupun jauh. Ia akan sangat senang mengetahui bagaimana wajah cantik ibunya yang tak pernah bisa ia bayangkan.

Alisia yang sudah berada di depan Danzell tersenyum. “Sedang apa di sini sendirian?”

“Apa ayah pergi ke perbatasan?” Danzell balik bertanya setelah menghembuskan napas berat. Ia tidak memedulikan pertanyaan Alisia, sebab ia yakin perempuan itu sudah tahu alasan keberadaannya di sana.

Memikirkan ibu.

“Ayahmu seorang Alpha, wajar saja dia sangat sibuk belakangan ini. Kenapa kau bertanya?”

Danzell diam. Ia menunduk dan tak berniat menjawab saat kegelisahan menghampiri. Namun, saat mengangkat kepalanya kembali, penglihatannya langsung tertuju pada Beta Golden Moon Pack yang berjalan mendekat.

Seketika saja Danzell mengubah ekspresinya menjadi tak bersahabat. Matanya menajam dan menunjukkan dirinya yang selama ini terlihat. Kemudian menghela napas berat sebelum membatin.

'Sungguh sial!'

“Kau lari dari waktu latihan dan kabur ke sini? Bagaimana kau bisa menggantikan ayahmu nanti jika kau bermalas-malasan?”

Sesuai dugaan Jack, ia datang ke tempat yang tepat. Tentu saja tidak butuh waktu lama mencari keberadaan Danzell, karena ia pun tahu kepribadian anak Alpha-nya itu yang sangat suka menyendiri. Suasana tenang dan sepi adalah kesukaannya. Jembatan penghubung salah satunya.

“Ayo pergi. Kita kembali latihan seperti biasa,” ucap Jack lagi saat tiba di hadapan Danzell dan Alisia.

“Bisakah guru latihanku diganti? Malas sekali rasanya jika kau yang selalu melatihku.”

Danzell mengeluh. Mengutarakan keinginannya selama ini. Dilatih oleh Jack sedari kecil membuatnya bosan. Belum lagi rasa malas yang menggerogoti hatinya sejak beberapa tahun lalu.

TERRITORY OF A WEREWOLF : Luna Reincarnation [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang