Pengikut Setia

453 46 1
                                    

Setelah berpikir sudah cukup jauh,  akupun  memutuskan berhenti ditempat yang sepertinya berdekatan dengan sungai dan mulai membuat api unggun.

Karena badanku masih sakit aku menyuruh Orc itu untuk mencari kayu dan ranting kering serta berburu hewan untuk dimakan. Dengan senang hati dia mau menuruti perintahku.
Sembari menunggu aku memutuskan untuk istirahat sebentar.Tetapi aku malah ketiduran karena sangat kelelahan.

“Tuan..Bangun Tuan..”

Aku mendengar suara. Kemudian secara perlahan aku membuka mataku.Terlihat didepanku ada orc yang membawa kayu dan ada kelinci gila berukuran kecil yang telah mati tergeletak disampingnya.

“Hem rupanya aku ketiduran.”

Mungkin karena terlalu lelah aku  akhirnya ketiduran. Untung saja orc itu tidak menikamku saat pertahananku sedang lengah dan tidak terjaga. Mungkin dengan ini aku dapat mempercayainya.

“Rupanya kau benar-benar mematuhi perintahku dan mendapatkan buruan yang bagus. Lebih dari itu, Aku terkesan kau tidak berniat membunuhku saat aku tertidur.”

“Sa-saya tidak  punya niatan seperti itu Tuan. Saya bersyukur Anda telah mau menerima saya sebagai teman seperjalanan Anda. Jadi saya tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu.”

“Baguslah.”

Kemudian aku bangkit dan mulai menguliti kelinci itu. Orc itu tidak tahu cara menguliti yang benar jadi aku mencontohkannya.

Aku penasaran apakah dia dapat membuat api atau tidak, karena alasan itulah aku memutuskan untuk bertanya kepadanya. Tapi dia malah menjawab,

“ Saya tidak bisa membuat sihir semacam itu Tuan.”

Hah? Sihir? Aku tahu kalau membuat api tanpa alat pematik itu sulit, tapi apakah di tempat asalnya membuat api itu menggunakan sihir? Apakah sihir berlaku di dunia ini?..Yah menurutku itu tidak mengherankan karena ada orc dan ada hewan macam monster-moster yang selama ini aku temui dihutan ini. Jadi jika memang ada sihir itu pastilah hal yang biasa..tenanglah!...Bukankah aku telah beberapa kali membuat api tanpa sihir? Yah mungkin karna  dia tidak tau metodenya jadi dia  berkata begitu.” aku bertanya-tanya sendiri tentang pernyataan nya itu.

Karena dia tidak bisa membuat api, maka aku menjelaskan dan mencontohkan caranya membuat api, seperti yag kulakukan sebelumnya. Dia dengan seksama melihatku melakukannya dan terkagum-kagum akan hal itu. Yah aku sedikit malu dilihat oleh monster dengan tatapan kagum semacam itu. Butuh waktu lumayan lama untuk ku  bisa membuat api menggunakan metode hand drill ini.

Tapi akhirnya aku berhasil. Akupun mulai memasak daging kelinci yang tadi telah kukuliti dan aku tusuk seperti membuat sate.

Ngomong-ngomong ketiga Elf tadi telah aku baringkan dibawah pohon. Aku tidak punya obat dan tidak menemukan tanaman obat. Jadi aku memutuskan untuk menaruh mereka bertiga dibawah pohon yang teduh dan berharap mereka dapat sembuh dengan sendirinya. Vegetasi disini banyak yang berbeda dengan vegetasi dimana negaraku tinggal,  sehingga aku tidak tau mana tanaman yang berfungsi sebagai obat ataupun yang beracun. Jadi aku tidak mau mengambil resiko. Jika mereka sembuh maka itu bagus, sedangkan jika mereka tidak tertolong maka itu bukan salahku. Toh aku sudah berusaha membantu mereka.

Setelah aku rasa masakanku telah matang, kemudian kami makan bersama.

“Huff Panass..Tapi..Enakk.. apa ini? Aku tidak pernah memakan sesuatu yang seperti ini? Tuan Apakah ini berkat sihir yang Tuan pake seperti sihir api barusan?”

Orc itu berkata seperti itu sembari dengan lahapnya memakan sate yang telah aku panggang barusan. Dari ekspresi yang dikeluarkan, sepertinya dia belum pernah memakan daging yang dimasak sebelumnya.

Petualangan Mantan Tentara Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang