Tetap Pada Rencana!

568 44 1
                                    

"Taring satu sudah diposisi!"

"Taring dua sudah diposisi!"

"Siap mengigit target kapanpun!"

Itu tandanya! Sekarang tinggal menunggu tanda dari komandan.

Tapi, ini aneh? Kenapa lama sekali?

Bukankah seharusnya komandan sudah mendapatkan sinyal dari radionya?

Mendapat keanehan ini, akhirnya aku memutuskan untuk merangkak kembali keu belakang ke tempat komandan berada.

Namun, situasi di belakangku benar-benar kacau. Terlihat 4 anggotaku yang tersisa berusaha terus menembak musuh di depan, sebagian dipenuhi luka ditubuhnya.

"A-Apa!"

Sial, kenapa disaat seperti ini!

Menghampiri anggota reguku yang tersisa aku menggunakan radioku,

"K-Komandan... Gugur!"

"Apa!"  Sontak saja mereka berdua terkaget atas berita itu.

Kebimbangan terjadi, terutama kedua pemimpin serangan itu mulai ragu dan kebingungan. Mereka sempat berdebat dan ingin memutuskan untuk mundur.

Apa maksut mereka? Bukankah disaat seperti ini tidak ada pilihan lain?

"Kita tidak bisa mundur! Tetap pada rencana! Aku ambil alih! " Melalui radio aku memberitahu mereka.

"Apa? Apa maksutmu! Apakah kau berniat melanjutkan? Bukankah kita baru saja kehilangan Koman-" Ucap Letda Danish.

"Letda! Peltu Glen benar! Kita tidak bisa mundur setelah sampai sejauh ini!" Lettu Haris memotong ucapan Letda Danish.

Karena Lettu Haris telah setuju, maka tanpa protes lagi Letda Danish pun mengalah.

"Dalam hitungan ketiga kita serang!"

"Baiklah. Kami siap!"  Ucap Lettu Haris melalui radio.

"Kami juga. Menunggu aba-aba!"Ucap Letda Danish .

"Baik! Satu,"

" Dua,"

"Tiga!" " Regu tiga!! Serang!!!"

Bersama regu yang telah berada disayap, kami sisa dari regu 3 ikut menyerbu musuh.

Baku tembak terjadi. Namun, karna mendapatkan serangan dadakan dari ketiga arah mereka kelabakan dan panik, perlawanan terjadi dengan tambah serampangan dari mereka sehingga tak perlu waktu lama bagi kami untuk membereskan mereka.

•••

Pertempuran kali ini telah usai dengan kami sebagai pemenangnya.

Rupanya benar prediksiku, jumlah mereka hanya ada 24 orang.

Karena terkepung 3 orang dari mereka menyerah sementara 21 orang telah tewas dalam baku tembak tadi.

Aku sendiri berhasil membunuh 7  orang dalam pertempuran ini.

Melihat tubuh orang orang yang tewas itu membuat tanganku tidak henti hentinya bergetar. Entah kenapa rasa bersalah telah merengut nyawa orang menyelimutiku.

Aku tahu mereka itu penjahat, tetapi tetap saja. Rasa sesal ini tidak dapat kuhilangkan.

•••

"Laporkan kondisi!" Lettu Harish memberikan perintah.

" Lapor! Kita kehilangan 18 orang termasuk Komandan Vince dan Letda Danish. Saya sendiri telah kehilangan 6 anggota! Jumlah keseluruhan:
Regu 1 kehilangan 1 anggota,
Regu 2 : 4 anggota,
Regu 3 : 6 anggota,
Regu 4 : 3 anggota dan,
Regu 5 : 2 anggota. " Dengan berat aku menyampaikan itu.

Kemenangan kami kali ini dibayar mahal dengan banyaknya korban yang juga banyak berjatuhan dipihak kami.

Bagiku Kapten Vince sudah seperti pamanku sendiri namun sepertinya takdir telah berkata lain.

Lebih menyakitkan, aku kehilangan 6 anggota yang berada dalam kepemimpinanku. Itu adalah jumlah terbanyak korban yang ada dalam masing masing regu. Selain dari regu yang dipimpin oleh Letda Danish.

Sial! Aku adalah pemimpin yang menyedihkan.

Tapi ini bukan waktunya bersedih. Ini adalah medan perang.

Aku harus tegar dan tidak boleh telat lagi dalam mengambil keputusan agar anggota reguku tidak ada yang bernasib sama dengan mereka.

•••

"Maaf telah menyalahi rantai komando, dan lancang mengambil alih seenaknya tadi, Lettu."

"Tidak apa! Keputusanmu menyelamatkan kita tadi! Kerja bagus Peltu Glen! Namun Tetap waspada! Kita tidak tau kapan bala bantuan musuh akan datang! "

''Baik!"

Kamipun terus waspada. Namun, sampai bantuan datang rupanya tidak ada pasukan besar musuh yang menyerang.

Hanya sebagian kecil saja musuh yang masih menembaki kami dan lari kembali ke hutan.

Dengan itupun pertempuran hari pertama berakhir.

Petualangan Mantan Tentara Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang