Tidak lama setelah aku bertarung dengan tanaman itu, akhirnya aku berhasil menebas dan mengalahkannya ketika dia mengigit lengan kiriku.
Memanfaatkan celah ketika aku digigit, aku berhasil menebas dan membelah batang dibawah kepalanya.
Gigitannya sedikit sakit sih dan darah mengalir dari lenganku, tetapi aku rasa ini tidak terlalu parah.
Setelah dia mati, ternyata tubuhnya kemudian mulai bergerak keatas dan menjadi lurus seperti sebuah pohon bambu pada umumnya serta kemudian menegang dan mengeras.
Cara mati yang aneh.Kemudian aku memotong batangnya yang menjadi lurus tadi menjadi beberapa bagian dengan pedangku.
Hasilnya? Dugaanku benar, batang bagian atas dekat kepalanya memang berlubang, mungkin sebagai berfungsi sebagai lambungnya.
Tapi, bagian bawahnya beruas-ruas tertutup. Sehingga akupun mendapatkan tempat minum yang kubutuhkan.
Setelah menbuat 4 tempat minum aku memutuskan untuk mengisinya disungai serta membersihkan luka dan diriku dari darahku sendiri.
Sungai ini terlihat jernih dengan pinggiran landai berbatu kecil dan tidak terlalu dalam dengan lebar kurang lebih 30 meteran.
Sepertinya bagian yang lumayan dalam terletak ditengah-tengah sungai. Tetapi, karena airnya sangat jernih sehingga aku bahkan bisa melihat ikan berenang disana.
Setelah selesai membersihkan diri dan menyiapkan air. Akupun menyiapkan api dan memasak makanan.
Tepat ketika aku selesai memasak mereka berdua datang.
Sepetinya mereka berdua sudah mulai akrab sekarang, tetapi Orxsia sepertinya memasang wajah ketidaknyamanan.
Apa yang terjadi?
"Hei. Kalian tepat waktu. Mari sini duduk, makanananya sudah matang sekarang."
Melihatku mengatakan itu Orxsia tiba –tiba berlari panik kearahku.
" Tuan. Apakah Anda baik-baik saja? Kenapa tangan kiri Anda berdarah ? Apakah ada musuh menyerang?"
Dengan panik Orxsia bertanya kepadaku setelah melihat darah mengalir dari lengan kiriku.
Meskipun sudah kubersihkan tetapi aku membiarkan darah tetap mengalir disana untuk menutup luka ku dengan sendiri.
Aku menjelaskan bahwa tadi aku berniat mengambil minum dan bertemu dengan tanaman aneh yang dapat menyerangku.
Karena aku pikir tubuhnya dapat dibuat untuk tempat minum maka akupun memutuskan untuk mengalahkannya.
Dia berhasil mengigit lengan kiriku tetapi aku juga berhasil membunuhnya.
Aku berusaha menenangkan Orxsia.
Setelah dia tenang giliran Elf menyebalkan itu yang panik.
"HEI!! bukankah itu tanaman Beiber (Moster pengigit)? Bagaimana kau dapat mengalahkannya? Bahkan kami para Elf memilih menghindarinya dan enggan berurusan dengan moster itu. Monster yang dewasa dapat tumbuh sekitar 7 meter kau tahu? Dan dia dapat menyemburkan gas beracun. Meskipun yang kau lawan masih belum dewasa dan belum bisa menyemburkan racun, tetapi tetap saja bahkan untuk monster yang masih anak-anak, senjata panah tidak mempan kepadannya dan Elf biasa jarang bisa mengalahkannya walaupun monster itu masih dihitung kelas anak-anak."
Dengan panik dan serasa tidak percaya Luxiria bertanya kepada Glen.
"Sudah...Sudah, toh aku sudah berhasil mengalahkannya kan? Mari lupakan dan makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Mantan Tentara Di Dunia Lain
Aventure[ WARNING 16+!!! ] ×××~ Cerita ini akan banyak adegan kekerasan, pengambaran objek sadis, dan mungkin adegan seksualitas, jadi harap bijak dalam membaca, lagipula cerita ini hanya coretan saya dalam mengeksplorasi sebuah dunia yang penuh dengan pep...