Keterlaluan!!

424 45 1
                                    

" Ti-Tidak A-Aku mohon ampuni aku.Tadi aku panik dan tidak berpikir jernih. Aku mohon jangan lakukan itu! Ak-aku masih suci hiks hiks!! "

"Justru karena kau masih suci maka ini akan lebih menyenangkan...Hahahaha Diam saja dan Nikmatilah!!"

Dia meronta-ronta dan menangis. Tanpa memperdulikannya aku terus melangkah mendekatinya. Perlahan aku mengelus lembut pipinya. Kulitnya terasa benar-benar lembut saat tanganku bersentuhan dengan kulit pipinya. Aku menyingkapkan rambut putihnya hingga telinga panjang yang merupakan ciri khas bangsa peri hutan bisa terlihat. Kulitnya benar-benar seputih salju, sejenak aku terkesima dengan kecantikan dan kemulusan kulitnya, Ingin rasanya aku cium pipi lembut ini. kemudian aku mendekatkan bibirku ketelingannya.

"Hem. kulit yang benar-benar lembut. Kau benar-benar cantik nona Elf.. Jangan kuatir,... yah mungkin ini akan terasa sedikit menyakitkan..."

"Ja-jangan,Tu.. an kumohon jangan.."
Saat aku melakukannya dia hanya bisa terpejam pasrah sembari air matanya mengalir dipipi lembutnya. Dia mengatupkan dan mengeretakan bibirnya seolah mulai pasrah atas perlakuanku.

Apa aku sudah keterlaluan ya? Yah bodo amat, toh aku menikmatinya.

Melihat ekspresi ketakutannya, aku hanya bisa tersenyum kecut. Kemudian secara pelan aku membisikan sesuatu ke telinga panjangnya,
.
.
.
"Jangan kuatir Nona! Aku hanya bercanda. Aku tidak mungkin berbuat hal tidak senonoh kepada seorang gadis tidak berdaya sepertimu. Kau bebas. Tadi aku hanya mengetes kemampuan berbicara bahasa Elfku dan tidak bermaksud untuk menyakitimu kok.'' Mendengar hal itu, dia hanya bisa terkejut dan melotot kepadaku.

"Yah aku pikir aku benar-benar keterlaluan!" Melihat ekspresi aku terus memikirkan hal ini.

Akupun berdiri dan memerintahkan Orxsia untuk berhenti memasang wajah jahatnya dan membuka ikatan Elf ini.

Setelah ikatannya terbuka aku segera menghampiri Elf itu untuk meminta maaf sekali lagi secara pribadi.

"Maafkan atas Tindakan kurang ajarku tadi. Tapi aku benar-benar tidak punya maksud jahat kepadamu kok. Lagipula aku yang telah menyelamatkanmu kemarin, kau ingat? kemarin aku mencoba menjelaskan secara baik-baik, tapi kau tidak mau mendengarkan perkataanku. Bahkan kau mencuri dan mengacungkan senjataku kearahku, ingat?...Yah... Jadi sekali lagi maaf atas tindakan isengku tadi. Apakah kau lapar? Bagaimana jika aku memasakkan makanan untukmu sebagai balas bu.. *duakk* uugh *plakk*..." Saat aku menjelaskan dia hanya menundukan kepalanya.

Mungkin sebuah kesalahan fatal ketika Aku mengabaikan mukanya yang berubah merah seperti lobster rebus, ketika aku menyebutkan 'tindakan iseng'. Kata-kataku terhenti ketika tiba-tiba dia memukul perutku dengan kekuatan kemarahannya.

"uhh"

"Alamak,sakit coeg *uhuk..uhuk*...ugh..kampret.."

Pukulannya mengenai bagian atas perutku. Rasa sakit, mules,serta sesak menghampiri diriku secara bersamaan setelah bagian itu kena pukul. Padahal bagian itu masih dalam tahap pemulihan.

Bukan hanya sampai disitu, kemudian saat aku masih kesakitan *PLAKK* dia menamparku.

"Anjir A-Apa-apaan ini? Kenapa Rasa tamparan nya terasa sangat menyakitkan?"

Bahkan mataku terasa berkaca-kaca karenanya. Padahal saat aku menerima pukulan tongkat orc saja tidak sampai sesakit ini.

Sialan!!

Untuk berjaga-jaga, aku mengaktifkan reflek auto battleku. Karena tubuhku masih terasa sangat kesakitan, tidaklah mungkin untuk bisa menghindar apabila dia menyerang ku lagi.

Melihatku diserang oleh wanita Elf ini, Orxsia segera memegangi kedua tangan wanita Elf itu agar tidak menyerangku kembali. Tapi kemudian dia mengayunkan kakinya kearah...Selangkanganku..Sialan.. Apa-apaan wanita in..

Petualangan Mantan Tentara Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang