Pertempuran Penentu

500 35 1
                                    

"Bumm... Duarr!!" Suara bom meledak memekakkan telinga serta merusak  pepohonan dan  membuat tanah membumbung tinggi diangkasa.

Bukan hanya itu, artileri yang terus ditembakan dengan posisi jatuh hanya berselisih beberapa puluh meter di depan kami juga harus membuat kami senantiasa waspada agar tidak terkena artileri milik sendiri.

"Sial! Ini seharusnya menjadi pertempuran terakhir! Dan sepertinya mereka tidak berniat menyerah?''

Kami sekarang sedang berhadapan dengan musuh dipertempuran hutan lagi.

Walaupun ditengah hujanan artileri, mereka tetap menembak ke arah kami dengan membabi buta!

Betapa keras kepalanya mereka itu!!

Ini dimulai pada jam 5 pagi tadi. Kami dari Kesatuan Peleton 21 Angkatan Darat Kerajaan mulai ditugaskan di medan perang ini. Namun yang berbeda, tidak seperti pertempuran-pertempuran sebelumnya, pada pertempuran ini satu batalyon lengkap dikerahkan secara langsung.

Inilah rencananya; Satu batalyon dengan lima peleton akan menyerang dari depan sementara 16 peleton lain menyerang dari sisi kanan-kiri masing-masing 8 peleton.

Posisi depan akan dijadikan benteng yang menahan sekaligus mendorong mundur musuh sementara pasukan sayap akan menghancurkan dari kedua arah dan berusaha mengepung musuh di markas terakhir mereka yang terletak di seberang jurang sungai. Mereka menyebutnya ini '' Operasi Pembersihan" Atau "Operasi Sayap Bangau."

Tapi sungguh deh, kenapa kami selalu ditaruh di depan dan lebih parah, ditengah!!

Apa yang sebenarnya orang-orang atas itu pikir dari kami?

Memang benar pasukan kami sejauh ini tidak pernah menderita kekalahan.

Namun, apakah mereka pikir kami ini abadi atau bagaimana!! Astaga!

Yasudahlah. Mengeluh juga tidak ada gunanya. Karena kami saat ini sudah berhadapan dengan musuh itu.

Ngomong-ngomong, disini pun aku telah mendapakan 9 musuh. Hal itu dapat terjadi karena mereka menyerang secara sembarangan ke depan hingga mudah bagiku untuk menembaki mereka.

•••

"Laporkan kondisi!"

" Pasukan kanan kemungkinan siap dalam 5 menit sementara pasukan kiri tiba dalam 3 menit. Pasukan depan 1245 telah berhadapan dan memukul mundur musuh. Dalam 2 menit hujan artileri akan dihentikan.  Sejauh ini operasi berjalan lancar!" Andre memberitahu kondisi yang dia terima diradio.

"Berjalan lancar ya? Hm. Kurasa ini juga buruk. Semua bersiap! Jika pasukan kanan-kiri sudah memulai operasi maka musuh akan panik dan hanya ada 2 opsi! Mundur dan jatuh ke jurang atau maju dan menghantam kita untuk bisa lolos! Maka kita harus bersiap!!"

"Regu 1 & 3 tetap disini! Regu 4 menyebarlah dipohon sebelah kiri itu! Regu 6 bersiap disamping regu 4! 5 dan  2 awasi bagian kanan dan menyebarlah dikanan, seharusnya disitu ada tanah yang sedikit tinggi dan mudah untuk menembak? Posisikan diri kalian disitu! Semua pasukan pastikan kalian saling mengawasi serta tidak membiarkan satu musuh melewati kalian! Mengerti?"

Aku memberi perintah kepada masih masing ketua regu untuk segera memulai operasi.

"Baik Pak!!" Mereka serempak menjawab.

Baik, seharusnya  persiapan ini sudah cukup. Sekarang tinggal menunggu bagian kiri dan kanan melakukan tugasnya secepat mungkin.

•••

Aku benci ketika dugaanku benar tapi disatu sisi aku juga bersyukur.

Setelah operasi telah dijalankan, benar saja, pasukan musuh panik dan memilih untuk mendobrak ke depan di tengah hujanan dan desakan puluru dari samping kanan dan kiri. Selain itu, karna hujan artileri di depan kami telah dihentikan, mungkin mereka pikir depan adalah satu satunya titik aman yang bisa mereka dobrak.

Keputusasaan, hanya itu yang mengiring mereka. Namun tentu saja pasukanku telah kusiapkan sedemikian rupa sehinga mereka telah mengambil posisi yang bagus untuk menembak.

Pasukan musuh yang lari dari depan sembari menembaki kami membuat akurasi mereka kacau dan mudah untuk dibidik oleh kami.

Berlari, menembak serampangan, terjatuh dan mati  itulah yang terjadi pada mereka saat ini.

Dibalik semak-semak mereka terus saja bermunculan membuat kami benar-benar harus mengeluarkan banyak peluru kepada mereka.

Menyedihkan, kondisi mereka benar-benar menyedihkan. Dalam setengah jam ini, pembantaian satu sisi terjadi. 

•••

Pertempuran telah usai, meninggalkan debu debu dan mayat musuh berserakan dimana-mana.

Kami berhasil menahan serbuan dari musuh serta menangkap 12 orang yang menyerah.

"Kerja bagus!" Aku mengucapkan pujian kepada mereka.

"Anda juga komandan! Berkat rencana cerdik Anda kita mendapatkan kemenangan ini, dengan sedikit korban!" Salah satu anggotaku memujiku.

Yah, bukannya kami tidak ada korban. 3 anggota kami gugur dan banyak juga yang terluka saat ini. Namun kurasa ini adalah hasil yang cukup memuaskan mengingat kami ada di tengah titik vital dari serangan ini.

"Haha Oke-oke, kalau begitu aku kesana dulu ya?"

"Baik Komandan!"

Meninggalkan anggotaku yang menjaga tahanan itu, aku menghampiri Andre yang bersiaga di garis depan.

"Yo, Apakah masih ada musuh, Letda?"

"Ah, kurasa sudah tidak ada, Kapten!"

"Begitukah? Baguslah. Sebentar lagi pasukan kita akan berkumpul, tetap siaga!''

''Baik, Pak!"

"Oh ya? Perang sudah usai, sepertinya akan ada yang tidur tidak sendiri lagi nih hahaha.''

" Ah Anda bisa saja.." Andre tersenyum atas candaanku.

Ditengah percakapan kami, tiba-tiba ada suara yang menganggu.

"Trickk...Trickk...Trickk" Suara benda mengelinding.

Sontak kami berduapun melihat benda itu.

Hah! I-Itu... Granat!

Petualangan Mantan Tentara Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang