Die Orc und das Schicksal
Tujuh hari telah berlalu, luka-luka memar yang kuderita sudah sembuh. Dan sekarang hanya tersisa patah tulang dirusukku dan tangan kananku, hanya luka dalam yang tersisa. Aku pun bersyukur akan hal itu.
Saat ini aku merasa telah berjalan kearah timur laut dari hutan(?) saat aku memikirkan semua itu dan selesai merasa bersyukur, aku melihat pemandangan yang membuatku menarik kembali perkataanku.
Didepanku ada 4 sosok orc yang ukurannya tidak terlalu besar, mirip dengan adik orc yang aku kalahkan sebelumnya.
Samar diarah jam 2 aku mendengar suara pertempuran sedang terjadi.
Walaupun saat ini aku sedang dalam keadaan gawat. Ketika aku perhatikan baik-baik mereka memang tidak terlihat sekuat orc yang aku lawan sebelumnya tetapi mereka tetap saja adalah seorang orc dan sekarang jumlahnya ada 4? Aku tetap harus mewaspadai mereka.
" Hei Lhihat Adha Manusia.Akhku Lapar Dhan Shekarang Ada mhakanan "
Mendengar pernyataan itu, aku langsung mengeluarkan pedangku. Pedangku adalah pedang yang aku rebut dari Orc sebelumnya.
"Beneran deh kenapa setiap aku bertemu dengan orc selalu dianggap makanan! Apakah mereka hanya memikirkan makanan?" Aku memikirkan hal itu.
Pedang ini adalah pedang sihir berwarna silver, yang dapat menyesuaikan bentuknya sesuai ukuran pemegang pedangnya serta memiliki berat yang ringan sehingga mudah diayunkan.
Tapi yang lebih kusuka adalah pedang ini tidak mudah berkarat akibat lemak dan tidak mudah rusak juga, karena selam 7 hari aku telah berburu, pedang ini tidak rusak ataupun berkarat. Mungkin karna ini ada adalah pedang sihir jadi mempunyai ketahanan yang bagus terhadap karat dan kerusakan.
Tetapi yang sulit kumengerti adalah listrik yang menyelimuti pedang ini, apakah itu hanya untuk memperindah tampilan? karna sejauh ini, listrik itu tidak memiliki kemampuan apapun bahkan tidak memilii kemampuan menyengat seperti listrik pada umumnya.
Ngomong-ngomong lvl job swordman ku belum naik level. Padahal levelku sudah naik ke level 6. Jadi apakah ini ada hubungannya dengan apa yang seharusnya aku hadapi? Apakah monster tidak berakal yang aku buru tidak menambah statistik lvl jobku?
Mengabaikan lukaku yang belum sembuh memikirkan hal ini membuatku bersemangat. Apakah dengan menghadapi mereka level jobku akan naik? Yah lebih baik kucoba..
" Hei jangan remehkan manusia itu! Dia memiliki pedang para Elf itu! Kita harus tetap waspada!"
Orc yang paling pendek dan kecil mengatakan hal itu. Dia memegang tombak dengan kedua tangan nya dan mengacungkanya kearahku.
Orc didepanku memiliki senjata yang berbeda-beda. Orc yang pertama menyapaku dengan sombong tadi bersenjatakan kapak, sedangkan Orc yang mewaspadai ku adalah yang memakai tombak. Dua sisanya memakai pedang sedikit berkarat di masing masing orang.
'' Bukankah itu senjata milik para Elf? Berarti dia adalah bala bantuan yang datang?''
Sepertinya Orc yang memakai tombak itu adalah Orc yang memiliki pemikiran yang sedikit rasional, tetapi ke 3 temannya sepertinya tidak seperti dirinya.
'' Peduli amat, Makanan tetaplah mbakanan.Kalian Sepat Serang dia!''
2 Orc yang memakai pedang tadi bergerak kearah ku.Tetapi dibanding dengan Orc yang pernah ku lawan sebelumnya, mereka jauh lebih lemah. Mudah saja aku menghindari setiap serangannya dan membunuh ke 2 Orc itu.
Melihatku yang dapat mengalahkan ke dua rekannya dengan mudah Orc yang memakai tombak tadi kaget dan tangannya mulai gemetaran.
Lain halnya dengan Orc yang sombong tadi, dia terkejut akan kemenanganku, tetapi rasa marah dan kosombongan mengalahkan rasa keterkejutanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Mantan Tentara Di Dunia Lain
Aventura[ WARNING 16+!!! ] ×××~ Cerita ini akan banyak adegan kekerasan, pengambaran objek sadis, dan mungkin adegan seksualitas, jadi harap bijak dalam membaca, lagipula cerita ini hanya coretan saya dalam mengeksplorasi sebuah dunia yang penuh dengan pep...