Bima Penghubung Kita

17 2 0
                                    

09.00 am Yogyakarta

Tepat pada tanggal 1 maret 2019 Bima melaksanakan pertunangannya dengan wanita yang sangat ia cintai saat ini. TINA. Dua keluarga dari Bima dan juga Tina sudah memilih dan memutuskan kapan dan tanggal berapa pernikahan yang akan dilaksanakan oleh kedua mempelai. Bima yang kini sedang berada ditaman yang tidak jauh letak dari pekarangan rumah nya, sebenarnya saat ini dia sedang memikirkan bagaimana kabar teman-teman nya itu? Tidak ada satu pun orang yang bisa ia hubungi saat ini.

"Ehm," Suara dehaman dari teman satu rumah sakit nya Bima, Dr. Fahri membangunkan lamunan nya. "Eh Dok, bikin saya kaget aja hehe Dokter udah nyicipin makanan dan minuman yang udah disiapkan belum?" Tanya basa basi dari Bima. "Gak usah formal gitu bahasa nya Bim, lu ngapain disini?lu tuh abis tunangan tau gk ngapain coba malah ditaman sendirian kaya gini, mikirin apaan?pernikahan?lo takut?apa gimana?" Beribu-ribu pertanyaan kini menyerang Bima dari mulut seorang Dokter tersebut.

"Ah, gak kok Ri gua juga gak mikirin masalah itu,"

"Terus?" Tanya seorang Dokter yang kini dibuat penasaran oleh Bima.

"Jadi, gua tuh dulu bersahabat sama empat orang dan mereka semua nya pada pindah ke luar negeri buat lanjutin masa depan nya. Cuma ada satu sahabat gue di Indonesia, itu pun dia ada di Jakarta. Dan sekarang sebentar lagi gua mau nikah, masa mereka gak menyaksikan teman nya untuk terakhir kali nya menjadi pria jantan? Tapi disisi lain gua juga bingung mau hubungin mereka gimana, semua nomer mereka berubah semenjak pinda ke luar."

"Oh, gue ngerti sekarang.. saran gue sih nih ya mending lu ke tempat temen lu yang di Jakarta sekarang gue yakin pasti dia tau salah satu kontak dari sahabat nya." Ucap Dr. Fahri

"Oh iya ya! Bener juga! Gua harus ke Ainun, iya! Dia kan adik nya Rayen gak mungkin lah dia gak tau nomer abang nya, makasih ya Dok atas saran nya"

"Sama-sama Bima" Belum juga mulut Dokter itu kering Bima langsung pergi meninggalkan nya dan meminta izin atau bahkan mengajak Tina untuk pergi bersama ke Jakarta menemui sahabatnya.

***

10.00 am Jakarta, Indonesia

Tok tok tok

"Assalamualaikum"

"Walaikumsallam eh Bima?!"

"Ainun! Ah kangen gue haha"

"Ini?" Ainun menanyakan siapa wanita yang berada disamping Bima saat ini

"Ah ini calon istri gue, Tina"

"Hallo Tina"

"Ah saya Ainun, silahkan masuk"

"Jadi ada apa kalian datang kesini Bim?"

"Gini Nun kan gue mau nikah nih sebentar lagi, nah gue niatnya mau kasih tau anak-anak dan ngundang mereka semua"

"Oh Andien,Alam, sama Bang rayen ya?"

"Nah gue mau ngundang mereka tapi gue gak punya kontak baru mereka lo pasti punya kan kontak si Rayen?biar si Rayen ngabarin ke yang lain"

"Oh gitu iyaiya nih ada nomer Bang Rayen +62xx"

"Oke gitu aja ya Nun gue mau langsung ngabarin Rayen, gue pamit ya assalamualaikum"

"Walaikumsallam hati-hati Bim!"

10.00 pm Ottawa, Kanada.

Brukk

Andien melempar tas yang berisikan berkas-berkas kantor serta laptop yang sedari tadi ia jinjing kemana pun ia pergi. Ya, memang kerja diluar lebih melelahkan daripada kerja diIndonesia tapi, semua lelah nya terbayarkan dengan semua fasilitas dan money yang diberikan perusahaan tersebut.

Sahabat Dan Cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang