Part 6

6.6K 246 32
                                    

Yeyy!  Update!

Jangan lupa vote dan komen yaaa.... 

Thankyuuu 😘😘😘

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Mobil yang membawanya telah berhenti,  tapi Xena tak tahu sekarang dirinya dimana. Pikirannya mulai menduga-duga,  hal buruk apa yang akan menimpanya nanti.  Siapa yang menculiknya? Apakah penculiknya akan meminta sejumlah uang yang sangat banyak kepada kakaknya? Atau mungkin,  komplotan mafia yang terlibat dalam jual beli organ manusia? Itu artinya,  Xena akan dibedah?

Seorang pria membuka pintu mobil,  menarik keluar gadis itu.

Xena diseret memasuki sebuah gedung.  Enggan,  dia memasuki bangunan itu. Seperti tak ingin membuang waktu,  seorang penculik menggendongnya seperti karung beras. Xena tak berhenti memberontak. 

Sesampainya di tempat yang dituju, pria yang tadi memanggul Xena,  melemparkannya ke lantai. Gadis itu meringis kesakitan.  Brengsek!  Kasar banget woy sama cewek.  Aku sumpahin jomblo seumur hidup baru tahu rasa!

"Kau tunggu di sini. Tuan akan kesini sebentar lagi. Dan jangan coba-coba kabur." Ucap pria tadi. 
Memangnya bisa apa gadis sepertiku dengan tangan kaki terikat begini? Bodoh! Batin Xena kesal. 

Para penculik itu meninggalkan Xena sendirian di ruangan itu. Xena meratapi nasibnya sekarang. 

                       ❤❤❤

POV ALEXUS THOMPSON

Gelap.
Mata gadis itu ditutup menggunakan kain. Ya,  aku melihatnya sekilas tadi saat Willy memanggul gadis itu ke dalam gedung ini. Tangan dan kakinya diikat menggunakan tali tambang. Sepanjang perjalanan menuju lantai atas,  dia bahkan mengumpat dan terus berteriak meskipun mulutnya ditutup lakban. Gadis keras kepala.

Mataku bahkan saat ini terlalu berat untuk sekedar beralih dari gadis itu. Mata coklat itu...  apakah dia keturunan wizard? Apakah saat ini dia sedang menggunakan sihirnya kepadaku? Gadis itu terlihat sangat berbeda dengan wanita-wanita yang sudah kutemui.

Sudah hampir satu jam aku mengamatinya dari balik dinding kaca kamarku.  Mungkin gadis itu bahkan tidak tahu. Sepertinya,  aku harus berterima kasih kepada penemu blind spot ini. Hmm.

Perlahan,  mata coklat itu terpejam. Dia tertidur? Yang benar saja!  Apa gadis itu tak takut dalam keadaan diculik seperti ini? Astaga..  Dia bahkan tak menangis.

Ceklek

Aku membuka pintu penghubung ruangan kami. Gadis itu masih meringkuk di lantai dengan tangan dan kaki terikat.  Mata tertutup kain, dengan deru nafas teratur. Perlahan,  kakiku melangkah ke arahnya.

Aku ingin sekali menyentuh wajah polos itu.

Gelengan gadis itu membuatku tersentak. Kewarasanku kembali.  Gadis itu berusaha memberontak.  Reflek,  kutarik tangan kananku menjauhi pipinya yang kini memerah karena marah. 

Nah kan,  terkadang otak dan tubuhmu akan mengkhianatimu. 
Tadinya,  aku ingin membuat perhitungan dengannya atas insiden waktu itu. Tapi kenapa_?

Aku mencoba tetap mempertahankan kewarasan dan logika. Segera kulepas kain yang digunakan Willy untuk menutup mata gadis itu. Dia mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya melotot tajam ke arahku.

Tanpa menghiraukan ekspresi terkejut gadis dihadapanku,  perlahan kuraih lakban yang membekap mulutnya. Entah kenapa,  desiran halus terasa saat melihat bibir ranum itu. Sial.
Dia menjauh, sambil memegangi pergelangan tangannya yang memerah karena bekas ikatan.
"Ka, kau? Apa maumu?" Teriaknya terbata.

LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang