Part 10

5.7K 229 20
                                    

Terima kasih telah mendukung cerita ini....  😆

Selamat membaca!!

***********

Tak ada suara lain yang terdengar di ruangan bernuansa lembut itu.  Hanya denting sendok dan garpu beradu piring yang sesekali terdengar.

Si gadis tampak antusias mencicipi hidangan di depannya. Bahkan, mulut itu tak sempat kosong karena dia terus menyuapkan makanan ke mulutnya.

Di dekatnya, seorang pria tak berkedip mengamati cara si gadis makan. Dia hanya memegangi sendok,  tanpa mulai menyendok makanannya.

"Hei, kau lapar atau rakus, hah?" Hardik Lex tak percaya. 

"Ak%&#@+%&$#€€¢..." Gadis itu berbicara dengan mulut penuh makanan. Lex berdecak kesal.

"Ck! Kau ini wanita. Setidaknya,  jaga sikap anggunmu di depan pria tampan! Telan dulu makananmu. Kau bicara atau memantraiku sih?"

"$#&&*$&''7=®£¥..."

"Hei,  dengarka__"

"Ahhh...  Kenyangnya. Aku selesai." Xena senyum-senyum sambil membersihkan satu per satu jari tangannya menggunakan mulut.  Kemudian mengelus perutnya yang penuh makanan.  Lex menelan ludahnya tak percaya,  saat menatap ke arah meja. Setengah dari hidangan di meja, ludes. Padahal meja besar itu,  tadinya penuh dengan berbagai hidangan.

Gadis itu mengernyit saat melihat Lex hanya mematung. "Kenapa kau tak makan? Bukankah kau yang mengajakku ke sini untuk makan?"

"Melihatmu makan seperti itu,  tiba-tiba perutku kenyang." Lex mendengus. Bisa-bisanya gadis ini bertanya tanpa rasa bersalah. "Apa kau tak malu makan seperti itu? Bahkan,  semua wanita cantik yang kutemui selalu anggun saat makan." Lanjutnya.

Xena mengangkat bahu. "Aku sangat lapar. Tadi pagi hanya sempat minum air putih saja karena kesiangan. Lagi pula,  hanya ada kau di sini. Jadi aku tak perlu pura-pura anggun. Keburu mati karena lapar."

Ada sesuatu yang sedikit terusik di dada pria itu. Jadi gadis ini benar-benar sama sekali tak ingin menarik perhatiannya?

"Lalu,  siapa yang akan menghabiskan makanan sebanyak ini? Kau memesan terlalu banyak."

Xena terdiam sesaat. Dua detik berikutnya,  jarinya terangkat menginterupsi. "Aku tahu!" Ucapnya dengan mata berbinar. Lex menatapnya bingung.

Xena merogoh sesuatu di dalam tas punggungnya dan segera mengetikkan sesuatu. Lex masih menatapnya tak berkedip.

Xena menoleh ke arah Lex saat merasa sedari tadi tatapan pria itu terpaku padanya. Tiba-tiba suasana canggung menyergap.  Xena memainkan ponselnya untuk menetralkan detak jantungnya yang semakin cepat.

Lex terdiam menelisik setiap bagian-bagian kecil wajah cantik itu. Gadis belia yang bersamanya saat ini benar-benar memikatnya. Wajah polos dan penampilan gadis itu bahkan jauh dari kesan glamor. Tidak seperti setiap wanita yang selama ini lalu lalang di sekitar Lex. Wajah cantiknya,  nyaris tanpa make up. Tetapi kecantikan gadis itu, tak terbantahkan. 

Mendadak, pria itu tersadar ada yang terasa sempit di bagian bawahnya. Dia panik. "Shit! Menatap wajahnya saja, membuat si otong berontak. Kalau Xena sampai mengetahuinya,  dia pasti mengejekku." Batin Lex.

LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang